Indonesia dinobatkan sebagai negara kedua penghasil timah terbesar di dunia. Hal ini dibuktikan dengan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, menyebutkan jumlah sumber daya timah dalam bentuk bijih mencapai 4,4 miliar ton.
Untuk itu, Indonesia miliki potensi besar dalam sector pertambangan timah. Berdasarkan data Peluang Investasi Timah Indonesia 2020, cadangan timah Indonesia memenuhi 17% dari total cadangan timah dunia.
Selain itu, menurut U.S. Geological Survey dalam buku Mineral Commodity Summaries (2020), Indonesia memproduksi sebanyak 85 ribu ton timah dari total cadangan timah dunia yang mencapai 800 ribu ton.
Dengan melimpahnya tambang timah di Indonesia, sebenarnya timah bermanfaat di berbagai aspek sebagai pendukung dan bahan utama barang yang dikonsumsi masyarakat setiap harinya.
Benar, timah sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Tapi perlu diingat, timah merupakan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui. Maka dari itu PT Timah Tbk, selaku anak usaha PT Inalum yang bergerak dibidang pertambangan atau eksplorasi timah berpegang teguh pada komitmen untuk menjaga produktivitas perusahaan dengan baik.
Apalagi dinamika industri pertambangan sangat kompleks. Untuk itu, perusahaan penghasil timah terbesar ini selalu berpegang pada regulasi yang ditetapkan serta mengedepankan pola Good Mining Practise, yaitu pelaksanaan pertambangan yang terintegrasi.
Maksudnya, dari melakukan eksplorasi untuk menemukan sumberdaya dan cadangan, penambangan, pengolahan, penjualan hingga pelaksanaan reklamasi atau rehabilitasi lingkungan sebagai kewajiban perusahaan tambang.
“Bagi kami Produktivitas operasi harus berjalan seiring dengan memaksimalkan keseimbangan. Sehingga kemanfaatan penambangan dapat dirasakan dengan maksimal untuk kepentingan bersama, baik perusahaan, stakeholder maupun masyarakat sekitar,” tegas Direktur Utama PT Timah Tbk, Achmad Ardianto kepada Trust News.
Dalam meningkatkan eksistensi dan menyikapi dinamika dalam industri pertambangan dewasa ini, perseroan juga kerap mengembangkan beragam inovasi. Satu di antaranya tergambar dalam kegiatan PT Timah Tbk yang saat ini sedang membangun smelter baru berteknologi TSL Ausmelt di Muntok, Bangka Barat, Bangka Belitung.
Teknologi ini diharapkan bisa mengolah timah kadar rendah yang saat ini potensinya cukup banyak serta lebih efisien dan ramah lingkungan. Dalam inovasi ini teknik penambangan dilakukan tidak hanya fokus pada tambang alluvial saja, melainkan juga melihat peluang masuk ke tambang primer.
Dari peralatan penambangan juga dikembangkan beberapa inovasi agar peralatan penambangan di laut (kapal produksi) jadi lebih lebih efisien. Sebelumya, PT Timah Tbk juga kerap melaksanakan pola penambangan yang terintegrasi dengan menerapkan kaidah penambangan yang baik atau good mining practices. Contoh paling mengemuka yakni dalam perbaikan aspek keselamatan kerja, dimana pada 2021 perseroan membukukan catatan predikat zero fatality dan juga perbaikan dalam pengelolaan lingkungan dengan predikat proper emas. PT Timah Tbk sangat concern dalam melakukan perbaikan di segala lini operasi dan produksi.
Efisiensi juga terus dilakukan di berbagai lini. Sebagaimana kita ketahui pada tahun 2019-2020 menjadi tahun terberat bagi industri pertimahan global, dimana harga timah turun tajam bahkan menyentuh angka 13.000 USD per metrik ton. Pada saat itu PT Timah Tbk berhasil mengefisiensi seluruh rantai bisnisnya melalui kebijakan-kebijakan efisiensi untuk keberlanjutan usaha.
Untuk mengimbangi itu, PT Timah Tbk juga mengedepankan peningkatan kompetensi setiap karyawan melalui berbagai pelatihan baik hard skill maupun soft skill. Bahkan setiap karyawan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan minimal 24 jam dalam setahun.
Perseroan juga memiliki Learning Center yang di dalamnya memiliki program untuk meningkatkan kemampuan SDM dari berbagai bidang, baik itu operasional maupun supporting. Perseroan juga mengemban beberapa program pengembangan kompetensi SDM seperti ajang inovasi dan sejumlah program lainnya. Bahkan dalam dua tahun ini dalam bidang inovasi beberapa karyawan PT Timah Tbk juga mampu meraih penghargaan dari Kementerian dan Presiden.
Indikator keberhasilan dapat dilihat dari berbagai aspek. Bisa dilihat dari kinerja keuangan, kinerja operasional, dan kinerja penjualan. Untuk tahun 2021, hasil yang diperoleh PT Timah Tbk cukup menggembirakan, termasuk juga soal kinerja safety (keselamatan kerja). “Kita berharap, kinerja operasi dapat membaik, kemudian harga timah di tahun 2022 ini tetap stabil di harga saat ini. Kita juga berharap pandemi covid-19 bisa kita tangani bersama sehingga industri bisa kembali menggeliat, dan pertumbuhan ekonomi meningkat,” harap Achmad Ardianto. (TN)