trustnews.id

PT Agronesia Tidak Gentar Tingkatkan Daya Saing Bisnis
Dok, PT Agronesia

TRUSTNEWS.ID - Namun, meskipun dibilang gemilang, Perseroda ini tetap menyimpan segudang strategi khusus guna menyikapi persaingan bisnis dewasa ini yang semakin kompleks dan kompetitif.

Perusahaan yang bergerak di bidang industri barang teknik karet (Inkaba), Industri Es (Saripetojo), Industri Makanan dan Minuman (BMC) itu, tengah fokus pada peningkatan kualitas produk dan layanan yang mereka tawarkan.

Padahal, dalam menjalankan kegiatan operasi bisnisnya, BUMD milik Pemprov Jawa Barat ini, juga selalu membaluri produk- produk yang dilahirkannya dengan norma – norma integritas dan profesionalisme, sehingga komoditas yang terlahir benar-benar berkualitas, diharapkan bisa meraih kepuasan pelanggan. Agronesia seperti ‘gamang’ menyikapi persaingan saat ini. Berpegang hanya pada modal yang telah diraihnya tersebut, pastinya tidak cukup untuk bisa mendongkrak daya saing perusahaan.

Dibutuhkan juga peran aktif secara maksimal terutama untuk bisa berperan jauh lebih giat, seperti halnya masuk dalam dinamika hilirisasi industri yang saat ini sedang marak bergerak. Unit Bisnis Karet Inkaba yang dikelola PT Agronesia mungkin tinggal satu-satunya pabrik industri karet dari Raw Material sampai dengan barang industri milik pemerintah yang beroperasi dari tahun 1933.

“Kami terus melakukan pendekatan dan masuk kedalam Jaringan Kementerian Perindustrian, Perdagangan, Kementerian BUMN serta BUMN BUMN Industri adalah upaya yang kami lakukan agar dapat berperan aktif dalam Hilirisasi Industri ini,” jelas Dirut PT Agronesia Ir. Deddy Gamawan, S.T., M.M., IPM dalam kepada Trustnews belum lama ini.

Langkah serupa juga diayunkan Agronesia untuk Unit Bisnis Saripetojo. Industri yang sangat potensial dalam hal konsumsi dan rantai pasok dingin industri F&B serta turunannya yang cukup banyak seperti cold storage dan lain-lainnya itu, terus dioptimalkan untuk kembali bisa menjadi market leader di tanah air.

Unit Bisnis BMC juga tidak terlepas dari target Agronesia untuk bisa melesat dari daya saing. Suka tidak suka harus diakui, Industri BMC adalah salah satu industri tertua yang masih bertahan dari tahun 1928 sampai dengan sekarang. Pusat susu Kota bandung serta yoghurt BMC sangat terkenal sebagai salah satu nutrisi yang bagus. Produksi Air Minum kemasan BMC pun dulu sempat 15 tahun menjadi partner dari Danone.

“Untuk hal ini kami berupaya mengoperasikan kembali pabrik Yoghurt yang sementara off dan berupaya agar tetap eksis dengan membuat turunan turunan dari produk tersebut diluar yang sudah existing. Membuka kembali Resto BMC ditempat dan di kota lain,” tambah DeGa.

Guna meningkatkan eksistensinya tersebut, DeGa juga mengakui kalau pihaknya sangat open mind dan akan menjalin kerja sama dengan pihak swasta, instansi pemerintah, dan lembaga lainnya untuk memperluas jejaring dan mendapatkan dukungan dalam hal finansial, teknis, dan pemasaran. Mereka juga akan menerapkan pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan efisien, merencanakan anggaran serta memastikan kontrol terhadap pengeluaran dengan lebih baik.

Kemitraan strategis dengan sektor swasta dan pemerintah pun akan terus dibangun guna meningkatkan kapasitas dan keberlanjutan operasionalnya. Kemitraan ini dapat mencakup berbagai bentuk, misalnya saja seperti joint ventures, program kemitraan publik-swasta dan kolaborasi riset dan pengembangan.

Upaya yang tidak kalah penting adalah memanfaatkan teknologi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi operasional dan inovasi dalam produk atau layanan yang ditawarkan. Saat ini Agronesia telah menggunakan sistem pengelolaan bisnis terintegrasi ERP (enterprise resource planning), misalnya saja CORSUS, yang meliputi : pembelian, produksi, pengiriman, penjualan dan keuangan. Selain itu, produk pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) dilengkapi dengan sistem komputerisasi PLC (Programmable Logic Controller).

“Bahkan, upaya yang tidak kalah penting, Agronesia juga akan meningkatkan tata kelola perusahaan, manajemen risiko yang baik dan transparansi dalam operasionalnya untuk memastikan keberlanjutan dan kepercayaan dari para stakeholders,” tambah DeGa meyakinkan. (TN)