PT PELNI menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuknaik ke atas kapal. Kesehatan, kenyamanan dan keamanan jadiprioritas.
Setelah lego jangkar beberapa bulan, PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) kembali berlayar, menerapkan new normal(kebiasaan baru), dalam pengoperasian kapal penumpangnya.
Kepala PT PELNI Cabang Semarang, Alex, mengatakan, sepanjangSemester I-2020 lalu, terjadi penurunan jumlah penumpang yang signifikan karena adanya Keputusan penghentian sementarapelayaran sebagai antisipasi merebaknya virus corona atau COVID-19.
"Penumpang kita rata-rata masih di bawah 100 per perjalanan. Dari angka ideal 500 per perjalanan karena kapasitasnya 1.000 orang sekitar 50 persennya," ujar Alex menjawab Trustnews.
Namun untuk rute pelayaran Semarang (Jawa Tengah) - Sampit(Kalimantan Tengah), menurutnya, tingkat keterisian lumayan bagussekitar 200 per perjalanan atau 40 persen.
ini berbeda dengan rute Semarang (Jawa Tengah) ke Pontianak (Kalimantan Barat) dan Semarang - Kumai (Kalimantan Selatan), tingkat keterisian hanya 100 per perjalanan atau 20 persen.
"Rute Sampit masih tinggi, rata-rata 40 persen dan 50 persenkapasitas. Kalau rute lain, seperti ke Kumai atau Pontianak sekitar20 persen per perjalanan," ungkapnya.
Alex menekankan, bagi setiap calon penumpang yang berniatberangkat menggunakan PELNI agar memastikan diri dalamkeadaan sehat dan telah memenuhi segala syarat. Calon penumpangwajib menunjukkan identitas KTP dan menunjukkan surat buktikesehatan melalui pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan masa berlaku 14 hari dengan hasil negatif atau melaluipemeriksaan rapid test yang berlaku selama 14 hari juga denganhasil nonreaktif.
"Di lapangan prakteknya pembelian tiket baru dilayani setelahmenunjukkan hasil Rapid Test hasil non-reaktif/negatif Covid-19. Area pelabuhan sangat ketat, kita tidak ingin terulang kejadianpenyeberangan Pemalang ada penumpang yang reaktif tidakdiperbolehkan naik. Suhu di atas 37,5 derajat pun ngga boleh," paparnya.
Syarat dan ketentuan ini berlaku bagi seluruh calon penumpang baikyang statusnya sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI), WNI, Pelajar/Mahasiswa, dan termasuk pemulangan orang dengan alasankhusus oleh pemerintah sampai ke daerah asal.
"Prioritas utama kami adalah kesehatan, kenyamanan dan keamanandalam pelayaran," lanjutnya.
Alex menambahkan, selain menjaga kebersihan serta menerapkanphysical dan social distancing, manajemen juga menyusun strategi guna melindungi seluruh kru kapal serta penumpang.
Strateginya mulai dari pembatasan penumpang maksimal 50 persendari kapasitas, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) secaralengkap bagi kru kapal, hingga membatasi interaksi atau pertemuanfisik dengan penumpang.
"Selain terus mensuplai kebutuhan multivitamin, mulai saat ini krukapal yang bertugas juga telah dilengkapi dengan APD mulai daripenutup kepala (face shield), sarung tangan, baju, hingga penutupsepatu," ujarnya.
Mungkin terdengar rigit dan kaku, menurutnya, namun hal iniditerapkan demi rasa aman dan nyaman selama perjalanan.
"Dengan adanya kelengkapan tersebut diharapkan dapat semakinmenimbulkan rasa aman dan nyaman baik kepada kru yang bertugasmaupun penumpang yang berlayar besama kami," ucapnya.
Adapun rute Semarang - Karimunjawa, lanjut Alex, masih belumdilayari PELNI. Ini disebabkan belum keluarnya izin dari BupatiKabupaten Jepara. Kondisi zona hijau di Jepara menjadi alasanutama.
"Kondisi zona hijau (tanpa kasus positif Covid-19) Jepara menjadialasan utama belum keluarnya izin PELNI untuk melayani ruteKarimunjawa. PELNI tentu memaklumi sebagai bentuk antisipasipemerintah daerah terhadap penyebaran Covid-19. Mudah-mudahandalam waktu dekat izin tersebut bisa keluar," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, selain di loket, pembelian tiket juga dapat dilakukan di travel, Website Pelni (www.Pelni.co.id) dan Moblie apps. (TN)