Cianjur - Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai tampaknya tidakm sedikitpun menyurutkan usaha petani di Cipendawa, kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, untuk terus menanam berbagai macam sayuran. Ya, petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Multi Tani Jaya Giri, atau yang dikenal “Mujagi” ini justru tetap menunjukkan eksistensinya dengan memproduksi berbagai macam sayuran segar organik.
Ketua Gapoktan Mujagi, Suhendar menuturkan para petani Cianjur yang bergabung bersamanya justru semakin semangat meningkatkan produktifitas hasil panennya serta melakukan berbagai upaya pengolahan hasil tani selama masa pandemi.
Diantara hasil pertanian yang diproduksi Gapoktan Mujagi ini meliputi sayuran hijau seperti kulbis, sawi putih, terong, aneka bawang, bawang daun, cabe, tomat, bahkan merambah ke sayuran ekslusif Jepang.
Kelompok wanita tani yang tergabung dalam Gapoktan Mujagi juga ikut menunjukkan eksistensinya, dengan mengolah berbagai hasil panen pertanian. Mulai dari upaya pengembangan bahan baku, hingga pengolahan hasil panen menjadi produk makanan seperti kripik kentang, frozen food hingga olahan cabe seperti powder cabe kering.
"Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, disaat banyak kelompok tani yang kesulitan melakukannya," ungkap pria yang akrab disapa Kang Endar saat ditemui di lokasi perkebunan tomat, Kamis (10/6/2021).
Produktifitas sektor pertanian Gapoktan Mujagi ini, muolai dari proses tanam hingga penjualan dapat dibilang sukses dan membuahkan hasil. Meski demikian, Kang Endar tetap mengakui kelompok petani tetap kesulitan menghadapi dampak pandemi yang melanda hampir setahun lebih ini.
Adapun dampak yang terasa, dikatakan Kang Endar, yakni pembatasan jumlah permintaan produk dari pihak konsumen lantaran ada pengurangan kebutuhan disana.
"Ada dampaknya tapi tidak signifikan, misalnya kesulitan dalam memasarkan saja, karena restauran kan dibatasi jumlahnya (permintaan produk), atau ke supermarket yang disesuaikan karena kendala faktor pengurangan kebutuhan disana," jelasnya.
Kang Endar mengungkapkan pihaknya ingin menjaga kualitas tanaman sayuran yang sehat, aman dikonsumsi dan tidak tergantung pada produk kimia. Menurutnya, untuk menghasilkan sayur-sayuran yang segar, aman dan sehat, maka harus dipastikan mulai dari proses penanamannya. Seperti jenis pupuk yang digunakan maupun pestisida.
Dalam proses tanam sayuran, Suhendar menjelaskan Gapoktan Mujagi terlebih dahulu memprioritaskan penggunaan pupuk dasar organik padat, kemudian ditunjang dengan pupuk organik cair yang mengandung mikrohayati atau unsur hara makro dan mikro. Untuk pemilihan pupuk organik cair ini, Gapoktan Mujagi memilih produk pupuk Extragen.
Petani asal Cianjur ini mengaku puas hasil pertanian yang diproduksi Gapoktan Mujagi selalu berkualitas selama menggunakan produk pupuk Extragen. Bahkan ia mengungkapkan produk Extragen memiliki mutu yang bagus ketimbang pupuk lain.
"Diantara produk-produk yang lain, Extragen ini lebih bagus," ungkap Suhendar.
"Ini sangat membantu proses budidaya tanaman, selain itu mengurangi berbagai risiko seperti layu bakteri pada tanaman," tambahnya.
Pupuk Extragen ini merupakan pupuk organik cair dengan inokulan berbahan aktif mikrooganisme hidup, yang fungsinya dapat menambat dan menyediakan unsur hara. Pupuk ini dapat digunakan pada tanaman pangan, palawija, hortikultura, buah, perikanan, dan peternakan.
Diantara manfaat pupuk Extragen ini, yakni mampu memperbaiki struktur tanah sehingga meningkatkan kesuburan tanah, mampu menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup, dapat menghemat biaya pemupukan, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, serta dapat meningkatkan hasil panen.