Pandemi Covid-19 membuat semua program kerja macet. PT Nurinda kembangkan sayap masuk ke sanitizer UV C dan Panel Surya Terapung.
Pertumbuhan penduduk dan ekonomi membuat permintaan pasokan listrik dalam lima tahun terakhir terus meningkat. Pembangunan Gardu Induk (GI) dan jaringan transmisi, misalnya, pada tahun 2015 terdapat 1.499 buah dengan total kapasitas sebesar 92 ribu Mega Volt Ampere (MVA).
Jumlah tersebut meningkat menjadi 2.161 buah pada September 2020 dengan total kapasitas mencapai 146 ribu MVA. Terdapat penambahan 662 buah dengan total kapasitas meningkat sekitar 54 ribu MVA.
Begitu juga dengan penambahan jaringan transmisi. Pada tahun 2015 panjang jaringan transmisi baru mencapai 41 ribu kilometer sirkuit (kms) meningkat menjadi 60 ribu kms. Terdapat penambahan Panjang jaringan transmisi hampir 19 ribu kms.
Bahkan untuk 2021, direncanakan adanya penambahan jaringan transmisi sepanjang 6.776kilometer sirkuit (kms), penambahan kapasitas gardu induk sebanyak 6.810 megavolt ampere (MVA), dan penambahan kapasitas gardu distribusi sebanyak 1.303 MVA.
"Di atas kertas permintaan akan energi listrik mungkin naik, tapi realitanya sejak pandemi Covid-19 pertumbuhan listrik justru mengalami penurunan," ujar Direktur PT Nurinda, Suwardi Setiawan, kepada TrustNews.
"Penurunan permintaan ini tentu berimbas kepada kami sebagai akibat tertundanya berbagai program PLN. Selama pandemi ini banyak yang sudah direncanakan tapi meleset. Bahkan tahun 2020, khususnya di industri kami melesetnya sampai 90 persen. Artinya yang terserap cuma 10 persen. Turunnya sangat drastis khususnya perangkat hubung bagi tegangan rendah (PHB TR)," tegasnya.
Sebagai informasi, Suwardi menjelaskan, PHB TR adalah sebuah panel listrik yang ada di gardu distribusi dan merupakan tempat percabangan dari sirkit utama yang akan terbagi beberapa jurusan kemudian diteruskan ke pelanggan atau konsumen.
Sebagaimana diketahui, struktur jaringan listrik terbagi menjadi tiga bagian yakni pembangkit, transmisi dan distribusi. Adapun terkait saluran listrik dibedakan berdasarkan tegangan listrik yang dihantarnya, yakni, Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) – kurang dari 1000 volt, digunakan untuk distribusi listrik antar permukiman.
Kemudian Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) – antara 1000volt (1 kV) dan 24 kV, digunakan untuk distribusi listrik antar kawasan. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) - antara 24 kV hingga 150 kV, digunakan untuk transmisi listrik antar wilayah.
Dan, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) – antara 150 kV hingga 500 kV, digunakan untuk transmisi listrik jarak jauh. Terakhir, Saluran Udara Te-gangan Ultra Tinggi (SUTUT) – lebih dari 500 kV.
"Lantas posisi Nurinda ada dimana? posisi kami ada di bagian distribusi. Kami membuat produk yang tegangannya disebut tegangan rendah atau 400 volt. Baik di sisi 220 voltage single phase atau 380 voltage three phase. Industri kami ada disini. Jadi nggak melebar kemana-mana, focus ada di sini," urainya.
Nurinda, urai Suwardi, melayani penyediaan kebutuhan panel listrik di Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Rumah (SR) seperti PHB-TR Outdoor (Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah – Lemari bagi), PHB-TR Indoor (Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah – Rak TR), APP – AMR (Panel KWH Automated Meter Reading), Gardu Kiosk (Kiosk outdoor untuk cubicle, Trafo, PHB-TR), bendera jurusan, aksesoris sambungan listrik dan lain-lain.
Selain produk-produk di atas, PT Nurinda juga melayani kebutuhan panel listrik untuk sektor properti dan industry seperti Panel Utama (Main Distribution Board), Capacitor Bank, box meter terpadu untuk Mall, Hotel, Apartemen, pabrik Industri, dll.
Produk PT Nurinda telah banyak digunakan oleh PT PLN dan segenap wilayah dan areanya, termasuk PT PLN Distribusi Jawa Barat, PT PLN Distribusi Jakarta Raya, PT PLN Distribusi Banten, PLN Distribusi Jawa Timur, PT PLN Batam, Bali, Manado, Bangka dan lain-lain.
"Namun dengan adanya pandemi, kami melakukan inovasi bisnis yakni sanitizer. Hanya saja bukan sanitizer berbahan kimiawi, tapi radiasi cahaya (UVC Sanitizer)," ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, Nurinda juga tengah mengembangkan panel surya terapung (fotovoltaik terapung/floating photovoltaic) yakni panel surya yang medianya di permukaan air. Atau dengan kata lain, cocok untuk wilayah yang memiliki lahan daratan terbatas.
"Kita tengah mengembangkan panel Surya terapung, karena kita memiliki keahlian dalam membuat gardu listrik. Sehingga kami bisa bikin gardu-gardu terapung, ini membuat panel surya kami jadi murah," pungkasnya.(TN)