Prinsip dasarnya setiap pengusaha itu harus tetap optimis, harus melihat celah yang ada. Di dalam setiap masalah pasti ada kesempatan. Tapi meskipun begitu cara mengelola kesempatan itu sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha yang dijalankan.
Seperti halnya ketika Covid-19 masih merebak tinggi penyebarannya. Pada saat pandemi berlangsung, kebanyakan orang di seluruh belahan dunia ini, terfokus untuk meningatkan kesehatan mereka. Mendongkrak imunitas tubuh menjadi hal yang spesial bagi setiap orang untuk menangkal serangan penyebaran pe- nyakit yang meresahkan tersebut.
“Nah ternyata sarang burung walet menjadi salah satu opsi meningkatkan sistem imun,” ungkap Boedi Mranata kepada Trustnews meyakinkan.
Menurutnya, banyak yang meyakini kalau mengkonsumsi burung walet mampu menangkal Covid-19. Bahkan pemeritah China sempat menyerukan kudapan tradisonal Negeri Tirai Bambu tersebut sebagai alternatif ramuan mujarab, sebelum ditemukan vaksin untuk mengatasi jenis penyakit baru tersebut.
Sejak dahulu sarang burung Walet dikenal sebagai makanan lezat dan banyak khasiat, terutama di Cina. Hal tersebut tidak lepas dari kandungan protein dan mineral yang terdapat di dalamnya.
Masyarakat di China sudah sejak lama mengolah sarang burung walet menjadi hidangan lezat dan menyehatkan. Selain itu, penggunaan sarang burung walet juga menjadi tradisi dalam pengobatan tradisional sejak 400 tahun lalu.
Untuk menikmati khasiat sarang burung walet tak mudah. Dibutuhkan proses hampir 6 jam untuk mengolah sarang dari mulai pembersihan, pencucian, hingga perebusan. Makanya dahulu, sarang burung walet termasuk ke dalam komoditas produk hewani yang dijual dengan harga yang sangat fantastis, hingga mencapai puluhan juta rupiah per kilogramnya.
“Diawal pandemi harga sarang burung walet sangat tidak karuan. Namun setelah 1 tahun pandemi berjalan harganya mulai turun, karena dampak Covid-19 melemahan perekonomian orang banyak,” kata Boedi.
Indonesia merupakan negara terbesar produsen sarang burung walet, pernah 1500 ton per tahun titik tertinggi produksinya. Tapi sekarang kalau diambil rata rata 1100 ton per tahun. Negara lain tidak sebesar Indonesia angka produksinya, karena cakupan wilayahnya sangat luas sekali. Kalau areanya luas maka, sarang burungnya akan lebih banyak. Dan situasi ini mampu menjadi peluanng bisnis yang cukup baik bagi masyarakat dalam meningkatkan pendapatan mereka serta menggerakkan kembali perekonomian nasional. (TN)