Provinsi Sulawesi Utara memiliki banyak potensi kompetitif yang bisa dikembangkan. Mulai dari komoditas ekspor yaitu pala, cengkeh, kelapa, holtikultura dan pertambangan
Selain itu, Sulawesi Utara juga memiliki keunggulan jarak pelabuhan yang strategis untuk mencapai pelabuhan kota-kota besar dunia, yaitu Los Angeles,Tokyo, Busan, Shanghai dan Hongkong. Oleh karena itu, sangatlah tepat untuk melakukan investasi di provinsi ini.
Memang, Sulawesi Utara juga merupakan provinsi yang yang tidak asing bagi masyarakat dan investor Singapura. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan khusus untuk provinsi Sulawesi Utara, realisasi investasi dari Singapura untuk kuartal kedua di tahun 2020 adalah 22,1 juta USD dari 54 proyek. Jumlah ini naik 122% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sejumlah 10 juta USD dari 47 proyek. Kuartal kedua 2020 didominasi oleh investasi di sektor pertambangan.
Guna lebih meningkatkan dan mengelola potensi yang dimiliki Provinsi Sulawesi Utara, Pemerintah setempat melalui Gubernur Olly Dondokambey meresmikan keberadaan PT Membangun Sulut Hebat (MSH) pada 3 Januari 2017. Ini merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ketiga yang dimiliki provinsi yang terletak di wilayah utara Pulau Sulawesi itu, setelah Bank Sulut dan Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan Sulut.
“Kehadiran MSH nantinya tidak hanya ada di wilayah provinsi, tapi juga ada di seluruh kota dan kabupaten. Semuanya masih dalam proses pembentukan,” ungkap Jeffry Lungkang, Direktur Utama MSH kepada Trustnews.
Menurut Jeffry Lungkang, fokus kerja MSH berpatokan pada 4 core bisnis yang harus dimasuki. Pertama, Penngelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kedua, Pengelolaan Bidang Energi. Fokus pengerjaannya untuk mengembangkan industri melalui pembangkit listrik tenaga uap, pembangkit listrik tenaga gas dan lainnya yang berhubungan dengan bidang energi. Ketiga, fokus pada pengembangan infrastruktur seperti pembangunan jalan, bendungan dan lain sebaginya. Keempat, properti. Titik berat pengembangan properti antara lain fokus pada pengelolaan lahan untuk hotel pengelolaan dan reklamasi.
Untuk saat ini PT MSH fokus menangani proyek pengembangan KEK Bitung yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Tapi sayang, fokus pekerjaan perusahaan ini belum mampu mengggeliat secara maksimal. Hal ini terjadi karena minimnya permodalan yang dikantonginya. Untuk itu, Jeffry Lungkang berharap ada bantuan kucuran dana dari pemerintah pusat. Memang diakuinya, dalam hal dukungan bagi PT MSH Pemerintah Pusat tidak menutup mata. Mereka juga pernah membantu dari segi pengembangan infrastruktur, terutama dalam membangun Gedung KEK, di wilayah Bitung, Sulawesi Utara.
Meski demikian, harapan bantuan tersebut tetap muncul mengingat besarnya potensi yang terkandung di bumi Sulawesi Utara. Pihak MSH sendiri memang telah berupaya untuk mendatangkan investor melalui berbagai even pameran baik yang digelar di tanah air maupun sejumlah negara di luar negeri. Upaya itu sebenarnya membuahkan hasil. Terjaring 60 investor untuk menanamkan investasi dalam rangka mengembangkan potensi di wilayah yang memiliki luas 13.892,47 kilometer persegi tersebut. Tapi sayang, lantaran pandemi Covid-19, para investor tersebut urung menginvestasikan dana mereka di Sulawesi Utara. Itulah mengapa dukungan dana baik dari pemeritah provinsi maupun pemerintah pusat sangat diharapkan.
“Tapi meskipun demikian, upaya untuk mendekati dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan para calon investor tetap kami lakukan,” tambah Jeffry Lungkang.
Selain itu pihaknya juga akan melakukan pematangan-pematangan terhadap lahan yang diminati oleh 60 investor tadi. Kemudian pada Januari 2022, PT MSH akan melakukan action dengan mengundang investor untuk meninjau lagi potensipotensi yang akan dikembangkannya. Tidak hanya itu, PT MSH ke depan juga berencana membangun pelabuhan ekspor–impor di area kawasan KEK.
“Mudah-mudahan mereka (para investor-red) masih memegang pada komitmen yang pernah mereka utarakan melalui minat surat lahan yang mereka tandatangani. Namun demikian untuk memuluskan jalan itu semua dibutuhkan pembenahan dan pematangan, yang membutuhkan dana yang tidak sedikit, baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat. Mudah-mudahan harapan kami bisa direalisasikan,” ungkapnya. (TN)