PCWIP Ingin Wujudkan Ponpes Berakhlak dan Modern Intelektual
Bogor - Guna mendidik anak bangsa untuk memahami nilai-nilai Agama Islam, Perkumpulan Cahaya Warisan Ibu Pertiwi (P.CWIP) berniat untuk membangun pondok pesantren yang berada di 31 Provinsi. Untuk perdana pembangunan dilakukan di Pondok Pesantren AL-Fath Klapanunggal Bogor Jawa Barat.
"Pembangunan ini adalah proyek perdana kita dari 31 lokasi yang sudah direncanakan," kata Dewan pembina P. CWIP, Mayor Jendral (Purn) Tatang Zaenudin, Rabu (11/1).
Tatang menjelaskan peletakan batu pertama di Ponpes Al-Fath ini merupakan anugerah baginya dan pengurus P.CWIP sebab sudah merupakan kewajiban bagi kita untuk membesarkan serta mendirikan bangsa dan Agama.
"Saya harap Ketum maupun pengurus amanah dalam mengurus sehingga ponpes apa yang kami inginkan sesuai rencana dan bermanfaat bagi yang akan sekolah di ponpes," tegasnya.
Dilokasi yang sama Ketum P.CWIP, Agus Sudarmawan ST mengatakan, pihaknya sudah memiliki anggaran untuk membangun 31 Pondok Pesantren tersebut. Meski begitu dirinya tak menutup kemungkinan jika pemerintah dan CSR Perusahaan untuk bersinergi mengembangkan program miliknya itu.
"Saya harap ada donatur lain yang bisa bersinergi, sehingga program yang dijalankan lebih sukses. Untuk pemerintah juga kami minta dukungan agar kita dapat sinergi, agar amanah hingga program selesai," jelasnya.
Agus juga menuturkan dirinya memiliki target mengubah mindset ponpes yang selama ini dianggap seperti penjara. Caranya dengan membuat program ponpes modern intelektual lebih baik lagi.
"Mengkader anak yang berguna bagi bangsa, lalu kita berikan laboratorium komputer khusus, ada wisata ilmu dan perpustakaan yang berisi buku tentang ekonomi politik dan agama," tuturnya.
Selain program pembangunan pondok pesantren pihaknya juga memiliki program Ekonomi mandiri merujuk ke kelautan perikanan. Dimana pihaknya akan menyediakan cold storage untuk menyimpan ikan secara gratis yang mereka kelola sendiri.
"Kedepan kita mengarah ke kepala daerah, semua menjadi rangkuman sehingga bisa sinergi dengan program kepala daerah," tegasnya.
Masih dilokasi yang sama Ketua Badan Kongres Internasional Forum Budaya dan Warisan Dunia RKA Gusti Putri Wulan Sari berharap ada sinergitas yang terjalin dalam membangun program ini. "Sehingga semua berjalan dengan lancar," jelasnya.
Sementara itu Abuya Najmi, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fath menjelaskan selama ini ponpes miliknya tidak pernah kekurangan meski pihaknya menggratiskan biaya untuk siswa dhuafa dan yatim piatu. Dia juga mengatakan Pembangunan sangat menunjang sekali karena pemuda adalah tulang punggung bangsa dan negara.
"Mudah-mudahan dengan adanya penambahan bangunan ponpes akan bermanfaat. Soal Pembelajaran, ponpes kami sama dengan pesantren salaf lain yg ada di dunia ini, 50 persen hafalan quran 50 persen ilmu lain," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Kongres Internasional Forum Budaya dan Warisan Dunia RKA Gusti Putri Wulan Sari, mengapresiasi atas peresmian pesantren ini.
"Sebagai penerus generasi muda, kita ingin membangun warisan dan budaya, ini menjadi momentum kita mensejahterakan masyarakat sekitar dan membantu pembangunan yang belum disentuh oleh pemerintah, " jelasnya.