Kerja keras petani, peternak, pelaku usaha dan pemangku kepentingan pertanian di Jawa Tengah, membuahkan hasil gemilang. Sekalipun masih diselimuti Pandemi COVID 19, semangat kerja keras mereka tidak pernah surut, pantang menyerah bahkan berani berjibaku melawan keadaan agar tetap bisa memenuhi hajat hidup orang banyak. Perjuangannya tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga berhasil meningkatkan ekspor produk-produk pertanian.
Hasil dari kerja keras itu dibuktikan dengan pelepasan ekspor pertanian bertajuk ‘Gebyar Ekspor.’ Kegiatan ini diprakarsai Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, sebagai perwujudan dukungan Program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) yang dicanangkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian.
Perhelatan yang di antaranya dihadiri Gubernur Jawa Tengah, Kapolda Jawa Tengah, Pangdam IV Diponegoro, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Bupati Semarang, Kendal, Brebes Temanggung dan Wali Kota Semarang itu, digelar di Depo Ampenan, Pelabuhan Tanjung Emas (31/12).
Gratieks adalah gerakan peningkatan ekspor pertanian yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menyatukan kekuatan seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir. Gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan ekspor komoditas pertanian dengan cara yang tidak biasa. Didalamnya sudah menggunakan dan memanfaatkan teknologi, inovasi, IT, digitalisasi, riset, jejaring dan kerja sama yang kuat dengan semua pihak.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang bertugas sebagai koordinator tim peningkatan ekspor yang berupaya menjangkau pencapaian Gratieks dengan mendukung peningkatan produksi, pemenuhan standar mutu produk pertanian, menjamin kontinuitas produksi, daya saing penjualan dan memperluas akses pasar.
Program Gratieks ini juga bisa dibilang sebagai gerakan bersama antar pemangku kepentingan agribisnis untuk meningkatkan ekspor pertanian tiga kali. Untuk memuluskan kegiatan ini, Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang punya peran yang sangat menentukan melalui penyelenggaraan bimbingan teknis (bimtek) kepada petani dan pelaku usaha yang terlibat dalam kegiatan ekspor.
Sejumlah pihak mengapresiasi positif akan langkah yang dikembangkan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang. Langkah ini dinilai sangat bagus dalam rangka penggalian produk potensi ekspor, pendampingan kualifikasi produk layak ekspor, kerjasama dan mentoring calon ekspor. Tidak hanya itu, kegiatan akselerasi ekspor ini juga menerbitkan Phytosanitary Certificate untuk produk tumbuhan dan Veterinary Health Certificate untuk produk hewan sebagai jaminan produk diterima di negara tujuan.
Bimtek ini juga sangat mendukung program Gratieks melalui pemberdayaan potensi desa melalui pengelolaan sumber daya terpadu berbasis kawasan sentra produksi. Meskipun demikian yang harus dijaga betul, kegiatan ekspor juga harus memenuhi persyaratan administrasi kepabeanan sesuai ketentuan yang berlaku. Eksportir wajib memberitahukan barang yang akan diekspor ke kantor pabean pemuatan dengan menggunakan PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang),” ujar Parlin Robert Sitanggang Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang menegaskan.
Selain bimtek, Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang juga mensosialisasikan IMACE (Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export) kepada para pemangku kepentingan di 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah (Jateng) secara daring. Dan yang tidak kalah penting mereka juga menjalin sinergi dengan sejumlah pihak, termasuk Cargo Bandara Ahmad Yani Semarang untuk Ekspor bunga segar tujuan Amerika Serikat dan Eropa.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang juga mengandalkan aplikasi bertajuk ‘Tempat Lain’ yang berfungsi untuk mempermudah proses pengajuan perpanjangan ekspor melalui tempat pemeriksaan karantina, sehingga mempercepat proses ekspor dan memangkas biaya. Ada juga Prosedur sistem one click one go yang dikedepankan dengan tujuan:menyediakan layanan berupa optimasi sistem secara profesional dan terpercaya, memberikan solusi yang bagus dan kreatif untuk pengajuan sistem PPK Online karantina. Di samping itu juga bertujuan untuk mengurangi frekuensi tatap muka langsung antara pengguna jasa dengan petugas karantina. Bisa juga mengurangi frekuensi pengguna jasa datang ke kantor BKP Kelas I Semarang dan mempercepat proses penarikan data PPK Online.
“Melalui sinergi pengembangan ini nilai ekspor di Jawa Tengah mencapai 102 persen. Melalui peningkatan ini Jawa Tengah memperoleh penghargaan Abdi Bakti Tani 2021 sebagai Provinsi dengan Ekspor Pertanian tertinggi pertama di Indonesia dalam program Gratieks yang diserahkan langsung oleh wakil presiden republik Indonesia. Bagi kami ini merupakan kebanggan tersendiri,” ungkap Parlin Robert Sitanggang bangga.(TN)