BPR BKK Muntilan menggenjot kinerjanya sehingga dapat memberi kontribusi berupa pendapatannya kepada daerah melalui pembagian dividen.
Pandemi Covid-19 menjadi ujian bagi BPR BKK Muntilan dalam menjawab keberadaanya bagi masyarakat di Kabupaten Muntilan, sebagaimana tertuang dalam visi-misi perusahaan. Yakni penopang pendapatan daerah.
Itu dipahami BPR BKK Muntilan menggenjot kinerjanya ke batas optimal, sehingga dapat memberi kontribusi berupa pendapatannya kepada daerah melalui pembagian dividen.
Di lain sisi, dengan adanya program CSR, BPR BKK Muntilan selalu berpartisipasi. Diantaranya, menyalurkan dana CSR untuk aksi kegiatan kemanusiaan, bencana alam dan program pemberdayaan ekonomi rakyat. Seperti, program peduli kepada peternak dan petani disaat mengalami kesulitan penjualan hasil panen.
Arifin, Direktur Utama PT BPR KK Muntilan, mengatakan, selama pandemi Covid-19, BPR BKK Muntilan tetap mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimiliki dan sarana layanan yang terjaga dengan tetap menjalankan prokes di setiap kantor layanan.
"Adanya debitur yang terdampak Covid-19, kita berikan kesempatan relaksasi sambil menunggu kondisi perekonomian pulih. Namun tetap dilakukan pemantauan dan pengawalan kondisi usaha dan pertumbuhannya," ujar Arifin kepada TrustNews.
"Di samping itu yang tidak kalah pentingnya, BPR BKK Muntilan tetap menjalankan ekspansi usaha dengan lebih selektif dan lebih cermat kepada nasabah-nasabah yang masih mempunyai prospek usaha dan masih layak dibiayai disaat pandemi belum berakhir," tambahnya.
Untuk mendukung program kesejahteraan masyarakat, lanjutnya, BPR BKK Muntilan memiliki program kredit Multiguna. Produk ini dapat dimanfaatkan nasabah untuk kepemilikan/renovasi rumah tinggal, kepemilikan kendaraan, kebutuhan pendidikan/sekolah, kebutuhan kesehatan/biaya berobat dan sarana rumah tangga lainnya.
"BPR BKK Muntilan juga memiliki program kredit BKK Air dimana produk ini dapat dimanfaatkan bagi masyarakat yang membutuhkan pembiayaan Sambungan air, Jambanisasi dan lainnya," ujarnya sambil menambahkan, bahwa segmen pasar atau nasabah di BPR BKK Muntilan 70 % adalah pelaku UMKM dan 30% merupakan pegawai negeri dan pegawai swasta lainnya.
Sebagai indikator keberhasilan BPR BKK Muntilan, dijelaskannya, dapat dilihat dari tingkat kesehatan bank yang masih terjaga dalam kategori sehat. Di lain hal sebagai ukuran keberhasilan BPR BKK Muntilan di Magelang pada posisi September 2021 masih mampu bersaing dari 12 BPR yang ada di Kabupaten Magelang.
"Dilihat dari Aset sebesar Rp 218.109.089 berada pada posisi ke-3, Dana Masyarakat yang dihimpun sebesar Rp 183.590.856 berada pada posisi ke-4, Kredit yang diberikan sebesar Rp 166.678.700 berada pada posisi ke 3 dan pada posisi laba sebesar Rp2.462.794 berada pada posisi ke 3," ujarnya bangga.
Di lain sisi, secara data kontribusi dividen terhadap PAD mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2017, dividen yang diberikan ke Pemprov Jateng sekitar Rp 867.46 miliar dan Pemkab Magelang Rp 971.54 miliar sehingga total sekitar Rp1.83 triliun.
Tahun berikutnya, 2018 sekitar Rp 952.22 miliar ke Pemprov Jateng dan Rp912.69 miliar ke Pemkab Magelang sehingga total menjadi Rp1.86 triliun. Pada 2019, deviden yang diberikan naik menjadi Rp 980.03 miliar ke Pemprov Jateng dan Rp999.7 miliar ke Pemkab Magelang sehingga total menjadi Rp1.98 triliun.
Angka dividen itu terus naik pada 2020 menjadi Rp1.20 triliun ke Pemprov Jateng dan Rp1.23 triliun ke Pemkab Magelang sehingga totalnya menjadi Rp.,44 triliun. Namun pada 2021 mengalami penurunan menjadi Rp957.42 miliar ke Pemprov Jateng dan Rp919.87 miliar ke Pemkab Magelang sehingga angka totalnya menjadi Rp1.87 triliun.
“Terjadinya pandemi sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dimana hal ini mempengaruhi operasional PT BPR BKK Muntilan,” ujar Arifin mengakui.
Terkait dengan inovasi pelayan, diuraikannya, BPR BKK Muntilan saat ini melakukan pelayanan dengan sistem jemput bola dengan menggunakan alat IBS Branchless.
"Inovasi IBS Branchless dari BPR BKK Muntilan memberi kemudahan nasabah untuk melakukan transaksi pembayaran angsuran pinjaman, transaksi penyetoran dan atau penarikan tabungan, memudahkan meminta keterangan rekening koran dan lain-lain," ujarnya.
"Hal ini dipandang masih relevan dengan pelayanan kepada nasabah yang enggan melakukan transaksi di kantor dan tetap bisa melakukan aktivitas usaha atau pekerjaan mereka dimana mereka berada," tambahnya.
Meski begitu, ditegaskannya, penerapan IBS Branchless bukan berarti BPR BKK Muntilan meninggalkan pelayanan transaksi manual. Hanya saja, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa, BPR BKK Muntilan memberi pilihan kepada nasabahnya dalam hal pelayanan.
"Kita tetap melayani dengan memberi kemudahan kepada para nasabah. Mau datang, silahkan. Atau, mau menggunakan IBS Branchless, ya monggo saja," pungkasnya. (TN)