Jakarta, 25 April 2022 -- Sebagai wujud kolaborasi dan sinergi antar-unit Kementerian Keuangan, Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak, Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara lingkup DKI Jakarta menyelenggarakan konferensi pers Kinerja APBN Wilayah DKI Jakarta periode s.d. 31 Maret 2022. Dalam konferensi pers tersebut, Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta Alfiker Siringoringo, Kepala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Pusat Yunirwansyah, Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Provinsi DKI Jakarta Muhammad Hilal Nur Sholihin, serta Kepala Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Provinsi DKI Jakarta Aloysius Yanis Dhaniarto, menyajikan pemaparan terkait kinerja APBN di Provinsi DKI Jakarta.
Ekonomi pada wilayah DKI Jakarta makin menguat dengan realisasi pendapatan APBN Regional sampai dengan 31 Maret 2022 mencapai Rp300,70 triliun (31,25% dari target), yang didominasi oleh Penerimaan Pajak sebesar Rp245,33 triliun, sedangkan pagu belanja terealisasi sebesar Rp94,26 triliun yang mengakibatkan surplus regional sebesar Rp206,44 triliun. Surplus tersebut meningkat 131,43% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp89,20 triliun. Inflasi pada Maret 2022 mengalami kenaikan 0,44% (m to m) dan 2,00% (yoy), dipicu naiknya harga komoditas bahan bakar rumah tangga (gas elpiji), emas perhiasan dan cabai merah.
Hal ini sejalan dengan perkembangan terkini perekonomian nasional yang disampaikan pada konferensi pers APBN KiTa.
“Ekonomi Indonesia dan momentum pemulihan masih terus berjalan dengan baik, dan ini akan terus terjaga seiring dengan kegiatan ekonomi masyarakat yang akan terus meningkat, terutama menjelang Idul Fitri, di mana mobilitas akan meningkat. Mobilitas telah menunjukkan peningkatan secara konsisten di kuartal I-2022 dan disertai kegiatan konsumsi,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN KiTa, Rabu, 20 April 2022.
Penanganan Kasus COVID-19 di wilayah DKI Jakarta Masih Menjadi Fokus Pemerintah. Maret 2022, kasus terkonfirmasi COVID-19 DKI Jakarta mencapai 1.237.698 orang (20,58% dari kasus nasional) dan yang harus melakukan perawatan sebanyak 6.551 orang atau turun signifikan sebesar 80,90% dibandingkan 28 Februari 2022, dengan tingkat kesembuhan sebesar 98,24% (meningkat 8,53% dibandingkan tahun sebelumnya) atau sebanyak 1.216.009 orang. Sementara itu, kasus yang terkonfirmasi meninggal dunia mencapai 15.138 orang. Pemantauan kasus COVID-19 terus dilakukan seiring dengan kelanjutan Program Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Fiskal: Kinerja Penerimaan tumbuh positif. Penerimaan Dalam Negeri DKI Jakarta s.d. 31 Maret 2022 berhasil mencapai Rp300,59 triliun (31,53% dari target), naik 35,01% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 karena ditopang oleh kenaikan Pajak Penghasilan Minyak dan Gas (PPH Migas) sebesar 125,79%, kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar 538,64%, diikuti kenaikan tertinggi pada Penerimaan Bea Keluar sebesar 574,47%. Realisasi Penerimaan Bea dan Cukai DKI Jakarta mencapai 31,13% dari target, dan meningkat 52,71% dibandingkan periode yang sama tahun 2021, dengan realisasi tertinggi dicapai oleh Bea Masuk sebesar Rp5,00 triliun. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) DKI Jakarta Maret 2022 sebesar Rp55,26 triliun turun 10,89% dibandingkan periode yang sama tahun 2021, utamanya karena penurunan Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) sebesar 29,11% dan PNBP Lainnya sebesar 22,23%.
SP–03/ WPB.12/2022
1/2
Neraca Perdagangan
Kinerja neraca perdagangan pada regional DKI Jakarta bergerak ke arah positif dari tahun 2021, utamanya karena Impor Februari 2022 yang mencapai US$5,5 miliar mengalami kenaikan sebesar 25,7% (yoy), yang ditopang oleh kenaikan pada kelompok Barang Modal sebesar 41,4% (yoy) dan kenaikan bahan baku dan penolong sebesar 24,3%. Walaupun kinerja ekspor pada sektor Migas mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar 41,5%, kinerja Ekspor Februari 2022 yang mencapai US$0,95 miliar turun 6,8% dibandingkan Januari 2022 yang mencapai US$1 miliar. Hal tersebut disebabkan oleh turunnya ekspor Sektor Pertambangan (91,4%) dan Sektor Pertanian (23,7%), serta Sektor Industri Pengolahan (6,1%).
Postur APBN Regional DKI Jakarta:
Kinerja Pendapatan APBN Membaik. Pendapatan APBN Wilayah DKI Jakarta s.d. 31 Maret 2022 sebesar Rp300,70 triliun (31,25% dari target), naik 34,86% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Komponen realisasi tertinggi berasal dari PNBP mencapai 38,41% dari target, disusul Penerimaan Perpajakan mencapai 30,31%, dan terendah Hibah mencapai 18,27%.
Pertumbuhan penerimaan perpajakan yang signifikan terjadi karena adanya perbaikan/pemulihan perekonomian, peningkatan jumlah Wajib Pajak (WP), kenaikan harga komoditas, serta didukung adanya program Pengungkapan Pajak Sukarela (PPS) yang memberikan kontribusi tinggi pada penerimaan perpajakan sampai dengan Bulan Maret 2022. Pertumbuhan penerimaan Bea Cukai meningkat karena kenaikan signifikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) dan perbaikan kinerja ekonomi yang mendorong peningkatan Bea Masuk, serta adanya peningkatan volume importasi, ekspor CPO dan turunannya.
Kinerja Belanja Melambat. Belanja APBN Wilayah DKI Jakarta s.d. 31 Maret 2022 terealisasi sebesar Rp94,26 triliun atau 15,45% dari pagu, mengalami penurunan sebesar 29,53% dibandingkan periode Maret 2021 yang mencapai Rp133,77 triliun. Realisasi Belanja yang mengalami penurunan tertinggi yaitu Belanja Barang sebesar 43,93%, disusul Belanja Modal sebesar 31,37% dan Belanja Sosial sebesar 30,42%. Meskipun secara umum belanja mengalami penurunan, namun Belanja Pegawai mengalami kenaikan yaitu naik 2,83% dari 18,95 miliar menjadi 19,49 miliar.
Kinerja Penyaluran TKDD Positif. Realisasi Belanja TKDD s.d. 31 Maret 2022 sebesar Rp2,72 triliun atau mencapai 16,15% dari Pagu, naik 5,46% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Peningkatan Penyerapan Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar 5,46% dengan realisasi sebesar Rp2.724,8 miliar menjadi alasan utama Relisasi Belanja TKDD meningkat, meskipun Dana Alokasi Khusus Non Fisik (DAK Non Fisik) turun sebesar 1,04%.
Perkembangan Ekonomi Regional
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DKI Jakarta Tahun 2022 sebesar 81,11 tumbuh 0,42% dari 2020 yang mencapai 80,77, dan lebih tinggi dibandingkan IPM Nasional sebesar 72,29. Peningkatan ini didukung oleh beberapa hal, yaitu peningkatan komponen Umur Harapan Hidup sebesar 0,14%, Harapan Lama Sekolah sebesar 0,69% dan Rata-rata Lama Sekolah sebesar 0,36%, serta Pengeluaran per Kapita yang disesuaikan sebesar 1,61%. Pertumbuhan juga terjadi pada Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar 0,84%, dari 99,07 pada Februari 2022 menjadi 99,91 pada Maret 2022. Sebaliknya, Nilai Tukar Petani pada Maret 2022 sebesar 102,36 turun 0,20% dari Februari 2022 sebesar 102,56.