PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Baturaja merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), yang bergerak di bidang usaha jasa perbankan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 Juncto Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
BPR yang terletak di Jalan Ahmad Yani No. 0828 Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan itu, kini memang tengah bersinar benderang. Strategi bisnis perusahaan yang dikomandani Januar Hertanto selaku Direktur Utama, dinilai banyak kalangan tepat sasaran. Dengan proporsi usaha 80% laba dan 20% layanan publik itu, PT BPR Baturaja mampu menghadirkan kinerja apik melalui kontribusinya yang mampu menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten OKU.
“Pada tahun ketiga dan keempat yaitu pada tahun 2020 dan 2021 PT BPR Baturaja telah memberikan deviden kepada Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu sebagaimana tertuang dalam APBD Kabupaten Komering Ulu tahun 2020 dan 2021,” ujar Januar Hertanto, Direktur Utama PT BPR Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Keberhasilan PT BPR Baturaja tak lepas dari upaya terobosan dan inovasi yang telah dijalankan selama ini. Misalnya saja di bidang pemasaran, PT BPR Baturaja menjadi satu-satunya BPR di Sumatera Selatan yang memiliki program undian kredit berhadiah. Di bidang human capital, PT BPR Baturaja membentuk pegawai yang andal dan profesional dengan menjalankan program diklat internal maupun eksternal yang berkesinambungan dan kegiatan studi banding ke lembaga keuangan perbankan.
PT BPR Baturaja terbilang sukses saat menempatkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten OKU sebagai captive market. Hal ini dilakukan karena kondisi perekonomian di Sumsel saat ini tidak bagus akibat harga karet sedang jatuh, sehingga usaha perdagangan sepi. (ASN) bagian dari upaya dalam memitigasi risikonya agar BPR bisa tumbuh dan memperoleh laba, dengan pola ini. Terbukti pada saat ini, terjalin kerja sama dengan pemerintah kabupaten.
Keberhasilan PT BPR Baturaja juga didukung dengan penerapan teknologi informasi, seperti penggunaan aplikasi Loan Operating System di bagian bisnis, Core Banking System di bagian operasional, Virtual Account untuk transaksi keuangan dan digital marketing untuk kegiatan promosi brand dan produk.
“Persaingan saat ini semakin ketat, kita harus melihat peluang dan memanfaatkan kekuatan yang ada, tapi kita tidak menghilangkan idealismenya,” ungkap Januar Hertanto meyakinkan. (TN)