trustnews.id

Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) Membendung Impor, Mengedepankan Pelaku Industri Lokal
Foto: Fery Boen, Sekjen ARFI. Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID - Salah satu indikator yang membuat industri bajaringan tumbuh pada tahun ini adalah mulai membaiknyasektor properti. Pelaku industri properti berupayamendorong pemulihan ekonomi secara nasional di tahun2022.

Langkah ini dilakukan kalangan pengembangperumahan seiring per-

tumbuhan ekonomi positif di kuartal 1/2022 yang mencapai 5%. Pencapaian itu mengikuti jejakpertumbuhan kuartal IV akhir 2021 yaitu 5,02%.

Apalagi, sektor ini merupakan salah satu industriyang diharapkan dapat men-

dorong pertumbuhan ekonomi sesuai target yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,2% hingga di akhir2022.

“Ini menandakan meskipun mendapat gempuranbaja ringan impor, pasar di Indonesia masih tetaptumbuh. Kebutuhan pembangunan yang menggunakanbahan baja ringan masih sangat besar.

Apalagi wilayah Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat rawan terhadap gempa, atas dasar itupermintaan baja ringan semakin meningkat. Mobilisasibaja ringan di Indonesia terus berjalan, sehingga demand atau permintaan terus tumbuh,” ungkap Sekjen AsosiasiRoll Former Indonesia (ARFI), Ferry Boen kepadaTrustnews dalam sebuah wawancara.

ARFI merupakan wadah yang dibentuk bagi para produsen/pengusaha di bidang industri manufaktur yang membidangi roll forming. Roll forming merupakanproses pengerolan dingin dengan tujuan pembentukansuatu profil baja (lapis paduan zinc atau zinc & aluminium atau zinc & aluminium & magnesium dan lain-lain) menjadi sebuah produk akhir seperti atap gelombang, genteng metal, rangka atap, rangka plafondan dinding.

Seiring pertumbuhan baja ringan yang terusmeningkat, Ferry Boen berharap ARFI terus mendoronganggota-anggotanya untuk terus tumbuh berkembangsesuai dengan tantangan yang dihadapi, khususnya saatbertumpu dengan regulasi yang ditetapkan pemerintah.

Situasi ini patut menjadi perhatian karena Indonesia merupakan negara yang ditinjau dari kekuatannya, baikstrategi marketing, maupun produksi masih sangat kurang dibandingkan dengan negara-negara produsenlainnya di dunia.

“Sehingga kita sering kena gempuran impor. Inilahpenyebabnya dan menjadi tantangan kita bersama, terutama menyangkut masalah harga. Sehingga saat inikita berupaya untuk membendung situasi itu. Artinya kitamengutamakan pelaku industri lokal sesuai arahanPresiden Joko Widodo. Disesuaikan dengan standarnasional Indonesia (SNI), termasuk memperhatian penuhtingkat komponen dalam negeri (TKDN),” tandas Ferry meyakinkan.

Ferry optimis dapat membendung laju impor dan meningkatkan produk dalam negeri, sesuai dengan apayang diamanatkan negara, sebab jika ditinjau denganseksama kebutuhan pokok akan baja, terutama bajaringan akan terus meningkat permintaannya.

Di sisi lain, ditinjau dari sisi konsumsi baja nasionalmasih sangat kecil, di bawah 100 kilo per kapita, sementara negara lain, ada yang sudah sampai 500 kilo per kapita. Menariknya bahan baja ini baja inimerupakan bahan substitusi

yang terus tumbuh dan penggunaannya melalui inovasijuga masih sangat terbu-

ka dengan lebar. Sehingga bisa menjadi penggantiproduk yang awalnya mung-

kin secara konvensional terbuat dari bahan-bahan alamdan lain lain.

“Ini yang menjadi bahan substitusi. Jadi peluangnyamasih sangat-sangat terbuka lebar ke depan,” tandasnya.Ditambah lagi, lanjut Ferry, pengembangan produksimendapat dukungan penuh dari pemerintah. Bahkan darisegi regulasi atau perizinan prosesnya juga semakinmudah. Dengan kondisi ini tinggal bagaimana ARFI menyaring pemain melalui regulasi bahan baku. Sebabroll farmer sangat membutuhkan bahan baku yang mampu bersaing dengan kualitas dan pasar. Soal regulasibahan baku, Ferry berpandangan juga harus dibenahikarena banyak pemain nakal yang mengurangi kualitasdan grett-nya.

“Antara asosiasi, pemerintah dan pihak lainnyaharus terus disinergikan dengan baik. Langkah kebersamaan ini menjadi penting karena ini merupakanbisnis yang berpeluang tumbuh dengan baik. Selain itujuga menjadi kebutuhan masyarakat, sehingga mampumenciptakan banyak lapangan kerja, sehingga kita iniharus didukung secara maksimal.

Jangan sampai kita tidak menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan malah mengandalkan produk-produk asing yang menyebabkanpabrik-pabrik roll faermer di tanah air berguguran,” harap Ferry. 

(tn/san)