TRUSTNEWS.ID,. - Di dunia yang semakin menuntut keberlanjutan, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengambil peranan penting dalam menyukseskan transformasi menuju masa depan yang lebih hijau dan berorientasi pada energi terbarukan. Dengan komitmen tinggi, KPI menenun inovasi dalam setiap aspek operasionalnya, memastikan bahwa energi di masa depan tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan.
Di garis depan transformasi ini adalah produk-produk terobosan dari KPI. Melalui Kilang Cilacap yang terkenal, KPI telah memanfaatkan kekuatan energi terbarukan dengan menghasilkan biofuel gasoil yang 100% berasal dari sumber nabati. Hasilnya? Produk baru biofuel, Pertamina Renewable Diesel (Pertamina RD), alternatif bahan bakar yang lebih bersih dan lebih hijau.
Selain itu, kilang Cilacap juga telah meluncurkan bioavtur, campuran bahan bakar avtur yang diproses melalui co-processing antara sumber nabati dan fosil. Produk ini dikenal dengan nama Pertamina SAF (Sustainable Aviation Fuel), bahan bakar pesawat terbang berkelanjutan dengan kandungan nabati sebesar 2,4%, yang menjadi langkah signifikan menuju masa depan penerbangan yang lebih ramah lingkungan.
Namun komitmen terhadap energi bersih tidak berhenti di sana. Memahami pentingnya pengurangan jejak karbon, KPI mengoptimalkan penggunaan gas alam di wilayah yang dekat dengan sumber gas. Perusahaan ini juga melakukan program elektrifikasi dalam operasionalnya, dengan mempergunakan lisrik dari luar untuk gedung perkantoran, perumahan, dan pergudangan.
Tonggak terbaru dalam perjalanan ini adalah kerja sama dengan Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) untuk pemasangan panel surya di berbagai fasilitas perusahaan. Dengan total kapasitas terpasang sebesar 9,87 MWp, KPI tidak hanya menghasilkan energi bersih, tetapi juga berperan aktif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Di Kilang Balikpapan, pemasangan sistem surya di atap gedung diperkirakan akan mengurangi emisi sebesar 2.736 ton CO2 per tahun, menjadikannya proyek panel surya atap terbesar di kawasan operasi Pertamina. Dengan pemasangan sebelumnya di kilang Dumai, Kilang Balongan, Kilang Cilacap dan Kilang Plaju, kapasitas terpasang panel surya KPI akan mencapai 12,37 MWp, dengan potensi pengurangan emisi CO2 hingga 12.722 ton per tahun.
Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, mengatakan KPI tidak hanya berfokus pada pengembangan energi terbarukan, tetapi juga berkomitmen untuk memajukan keberlanjutan melalui inovasi yang berani dan langkah-langkah yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
“Mengurangi emisi gas buang menjadi salah satu prioritas KPI dalam operasional kilangnya. Melalui teknologi Flare Gas Recovery System (FGRS), KPI dapat meminimalisir pembakaran gas (flaring) yang biasa terjadi di kilang-kilang besar,” ujar Taufik Aditiyawarman menjawab TrustNews.
“Ini memungkinkan pengurangan emisi secara signifikan sekaligus meningkatkan efisiensi penggunaan energi di seluruh fasilitas operasional,” tegasnya.
Dikemukakannya, KPI juga berperan aktif dalam mendukung kebijakan pemerintah terkait bahan bakar ramah lingkungan. Menyusul keputusan pemerintah melalui SK Dirjen Migas No. 447.K/2023 dan No. 110.K/2022, yang menetapkan batasan kandungan sulfur dalam solar dan bensin yang harus diproduksi.
“KPI berkomitmen untuk meningkatkan produksi bahan bakar dengan sulfur rendah,” ungkapnya. “Proyek strategis seperti pembangunan unit Diesel Hydrotreater (DHT) di Kilang Cilacap dan Dumai, serta Gasoline Sulphur Hydrotreater (GSH) di Kilang Plaju dan Balongan, merupakan langkah nyata dalam memenuhi standar kualitas yang lebih ramah lingkungan,” urainya.
Kedepsn, ditekankannya, tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas, tetapi juga pada penerapan konsep green refinery untuk menghasilkan produk yang lebih berkelanjutan. Dengan memanfaatkan unit Treared Distillate Hydro Treating (TDHT), Kilang Cilacap sudah memproduksi Pertamina RD dan Pertama SAF, menandakan transisi yang lebih dalam ke energi terbarukan.
Selain itu, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Kilang Balikpapan, yang baru saja menyelesaikan tahap pengembangan kilang saat ini, akan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah dari 260 ribu barrel per hari menjadi 360 ribu barrel per hari.
“KPI tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga kualitas produk yang lebih ramah lingkungan untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin peduli pada isu keberlanjutan,” pungkasnya.