
TRUSTNEWS.ID,. - Mari bicara soal super hero di dunia nyata. Super hero tanpa jubah, tanpa spotlight, dan kerjanya lebih sering di balik layar. Satu diantaranya, Balai Karantina Hewan,ikan dan Tumbuhan Jawa Barat.
'Super hero' satu ini bukan cuma sekadar petugas biasa. Mereka adalah penjaga perbatasan ekosistem, pelindung flora dan fauna, dan benteng terakhir melawan ancaman hama, penyakit, serta segala bentuk kejahatan ekologi.
Dipimpin oleh Ahmad Rizal Nasution, "tim Avengers" versi karantina ini punya misi menjaga sumber daya alam agar tetap lestari. Bukan cuma soal memeriksa dokumen dan hewan, tapi juga memastikan keseimbangan lingkungan tidak terganggu. Bandara, pelabuhan, hingga perbatasan darat jadi "medan perang" mereka.
Tanpa keberadaan 'tim Avengers' ini bisa saja ada ikan asing yang membawa penyakit, tumbuhan ilegal yang menginvasi ekosistem lokal, atau produk rekayasa genetika yang merusak rantai makanan. Satu keteledoran saja bisa mengubah keanekaragaman hayati jadi kehancuran massal.
Ahmad Rizal mengatakan, Undang- Undang No. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan memberikan dasar bagi Karantina Jawa Barat untuk mengawasi dan mengendalikan pergerakan organisme yang dapat mengancam lingkungan.
"Dengan tugas berat untuk memastikan bahwa hewan, ikan, tumbuhan, dan bahkan produk rekayasa genetika yang melintas ke atau dari wilayah Jawa Barat tidak membawa penyakit atau hama yang bisa merusak, Karantina Jawa Barat menjaga agar segala kehidupan tetap berada dalam jalurnya yang benar," urai Ahmad Riza kepada TrustNews.
Di lapangan, lanjutnya, pengawasan dilakukan secara ketat melalui pengecekan dokumen dan kondisi fisik hewan, ikan, dan tumbuhan yang melintasi wilayah Jawa Barat. Bandara BIJB Kertajati, Pelabuhan Patimban dan Marunda menjadi titiktitik strategis yang dijaga ketat untuk memastikan tidak ada yang lolos dari pengawasan.
Salah satu kekuatan utama Karantina Jawa Barat adalah laboratoriumnya, yang terakreditasi dan dilengkapi dengan teknologi diagnostik terkini, seperti ELISA dan PCR, untuk mendeteksi penyakit dan hama dengan akurasi tinggi.
Menghadapi perkembangan teknologi, menurutnya, Balai Karantina Jawa Barat juga mengadopsi sistem digitalisasi untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat. Melalui sistem BEST TRUST, masyarakat dapat mengajukan permohonan pemeriksaan karantina secara online, memantau status permohonan secara real-time, dan menikmati pelayanan yang lebih efisien dan transparan.
"Namun, yang tak kalah penting adalah kolaborasi dengan berbagai pihak.Sebagai instansi yang keberadaannya di tempat pemasukan dan pengeluaran, kami terus melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak regulator pelabuhan (KSOP), bandara (Aviation Security) dan kantor pos. Penguatan kerja sama juga terus diupayakan dengan pihak operator yangada di pelabuhan atau bandara," urainya.
Ahmad Rizal menambahkan, kolaborasi ini tidak hanya bertujuan untuk pengawasan teknis, tetapi juga memastikan bahwa keanekaragaman hayati Jawa Barat tetap terjaga bagi generasi mendatang. Apalagi, dengan kondisi geografis Jawa Barat yang memiliki banyak jalur darat, risiko penyebaran penyakit melalui pergerakan hewan, ikan, dan tumbuhan menjadi tantangan besar.
Selain itu, Karantina Jawa Barat juga bekerja sama dengan instansi seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan lembaga konservasi lainnya dalam upaya mencegah lalu lintas ilegal satwa dan tumbuhan yang dilindungi. Pelibatan masyarakat pun menjadi elemen penting dalam pengawasan.
“Kami beberapa kali menerima informasi dari masyarakat terkait penyelundupan atau perdagangan online tanpa dokumen yang dipersyaratkan.Aduan ini menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat terhadap sumber daya alam kita masih tinggi. Kolaborasi seperti ini sangat kami hargai karena pengawasan SDA adalah tanggung jawab bersama,”
pungkasnya.