trustnews.id

SedanaRe Solusi Reasuransi Visioner
Doc, istimewa

SedanaRe Solusi Reasuransi Visioner

NASIONAL Jumat, 14 Februari 2025 - 05:31 WIB Redaksi

TRUSTNEWS.ID,. - Industri reasuransi di Indonesia telah menunjukkan ketangguhan luar biasa dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2023, pendapatan premi reasuransi mencatat lonjakan 29,3% secara tahunan, mencapai Rp8,4 triliun.

Pertumbuhan ini mencerminkan kekuatan sektor tersebut dan meningkatnya kebutuhan akan solusi mitigasi risiko di tengah ketidakpastian global. Namun, momentum ini mulai memudar. Hingga Oktober 2024, laju pertumbuhan premi asuransi umum dan reasuransi melambat tajam menjadi hanya 2,87%, dengan total premi mencapai Rp121,10 triliun—jauh di bawah pertumbuhan 15,86% yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Para analis mengaitkan perlambatan ini dengan beberapa faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi global, meningkatnya persaingan pasar, dan perubahan perilaku konsumen di sektor asuransi. Meski tantangan ini memberikan tekanan pada kinerja industri, kondisi ini juga menyoroti pentingnya inovasi dan kemampuan beradaptasi untuk menghadapi pasar yang semakin kompleks.

Salah satu pemain utama yang menarik perhatian di tengah perubahan ini adalah Sedana Proteksi Sinergi, atau SedanaRe, perusahaan pialang reasuransi terkemuka yang berhasil menciptakan ceruk pasar melalui solusi yang disesuaikan dan keahlian yang mendalam. SedanaRe telah memposisikan dirinya sebagai penghubung
antara kesenjangan operasional dan pengetahuan dalam ekosistem asuransi Indonesia.

Yulius Bhayangkara, Direktur Utama SedanaRe, dengan tegas menunjukkan salah satu masalah mendasar yang menghambat industri: rutinitas pembaruan polis tanpa evaluasi mendalam.

“Banyak perusahaan asuransi membeli reasuransi hanya berdasarkan kebiasaan,
tanpa secara jelas mendefinisikan kebutuhan mereka. Prosesnya hanya sekadar pembaruan—membeli seperti tahun lalu,” ujar Yulius dalam wawancaranya dengan TrustNews.

Dia menilai pola ini sebagai hambatan  yang didorong oleh minimnya konsultasi
dari pialang reasuransi, sebuah celah yang berusaha diisi oleh SedanaRe.

“SedanaRe berfokus pada segmensegmen baru seperti reasuransi financial lines dan risiko keuangan—bidang yang relatif jarang dieksplorasi oleh pialang reasuransi lainnya di Indonesia,” ujarnya

“Kami melihat kebutuhan besar untuk pendekatan yang lebih konsultatif, yang memahami dinamika pasar dan memberikan solusi yang tepat,” tegas Yulius.

Dipaparkannya, layanan SedanaRe didasarkan pada tiga pilar utama: Financial Lines, Specie Art dan Marine. Dengan menghindari segmen yang sudah ramai seperti properti, Yulius yakin bahwa pasarpasar niche ini menawarkan peluang besar yang belum dimanfaatkan secara optimal

“Segmen-segmen ini memerlukan konsultasi mendalam, bukan hanya transaksi yang berulang-ulang” ungkapnya.

SedanaRe memposisikan dirinya sebagai mediator, konsultan, sekaligus advokat. Filosofi perusahaan adalah memberikan nilai tambah yang nyata, bukan sekadar fokus pada harga atau volume transaksi.

“Kami ingin menciptakan value karena tanpa itu, perusahaan kami tidak akan memiliki diferensiasi yang kuat,” ujar Yulius.

Meski saat ini fokus pada pasar domestik Indonesia, SedanaRe menghadapi tantangan besar dalam menjembatani kebutuhan pasar lokal dengan kapasitas pasar internasional. Yulius mengungkapkan bahwa sering terjadi kesenjangan antara kedua belah pihak.

“Dalam banyak kasus, Indonesia kurang dikenal di luar negeri, begitu pula sebaliknya. Hambatan bahasa dan cara berpikir sering menjadi tantangan. Dibutuhkan pialang dengan pendekatan konsultatif tinggi untuk menerjemahkan kebutuhan Indonesia ke pasar global, dan sebaliknya,” jelas Yulius, menegaskan peran penting SedanaRe dalam menciptakan koneksi yang kuat antara kedua pasar.

Melalui langkah-langkah strategis dan fokus pada kualitas layanan, Yulius Bhayangkara bersama SedanaRe bertekad menjadi pelaku terkemuka di industri reasuransi Indonesia.

“SedanaRe membawa nilai tambah yang belum banyak ditemukan di pasar yang semakin kompetitif, sekaligus menjadi simbol ketangguhan dan adaptasi yang akan mendefinisikan masa depan industri reasuransi Indonesia,” pungkasnya.