trustnews.id

Fraksi Golkar Dorong Penataan Ulang Anggaran  Pendidikan Demi Indonesia Emas 2045
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID - Fraksi Partai Golkar menegaskan komitmennya untuk menjaga amanat konstitusi 20% anggaran pendidikan. Tujuannya, untuk memastikan pemerataan akses, meningkatkan kualitas guru, dan memprioritaskan pendidikan dasar hingga tinggi sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.

Fraksi Partai Golkar MPR RI menegas kan komitmennya untuk memper juangkan anggaran pendidikan tepat sasaran demi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Pesan itu menge muka dalam Sarasehan Nasional Fraksi Partai Golkar MPR RI bertema “Merumus kan Kembali Anggaran Pendidikan Guna Mewujudkan Amanat Konstitusi Menuju Indonesia Emas 2045” yang digelar di Aula Pustakaloka, Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (8/8/2025).

Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI, Melchias Markus Mekeng, menyam paikan tiga pertanyaan mendasar untuk menjadi bahan refleksi nasional, Apakah sistem pendidikan Indonesia sudah adil dan merata? Apakah setiap anak dari Sabang sampai Merauke memiliki hak yang sama untuk bermimpi dan bela jar? Dan apakah anggaran pendidikan yang ada sudah benar-benar menjawab kebutuhan generasi bangsa dan tantan gan zaman?

Menurut Mekeng, meskipun konstitusi telah menetapkan alokasi minimal 20% APBN untuk pendidikan, namun penem patannya masih belum sesuai prioritas. “Fraksi Golkar melihat yang paling penting adalah memastikan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi diselesaikan terlebih dahulu. Ini membutuhkan anggaran besar, apalagi di banyak daerah fasilitas sekolah masih jauh dari layak, dan banyak guru menerima gaji yang tidak memadai,” tegas legislator asal NTT tersebut.

Mekeng mengungkapkan fakta di la- pangan yang memprihatinkan, seba nyak 24% anak Indonesia tidak berseko lah, hanya 22% yang menamatkan SD, dan lulusan perguruan tinggi (S1–S3) baru mencapai 4,8%. Sisanya berhenti di jenjang SMP atau SMK. “Kalau potret ini tidak berubah, kami tidak yakin cita-cita tahun emas 2045 bisa tercapai,” ujarnya. 

Dirinya pun meminta Presiden Prabowo Subianto mengarahkan alokasi pendidikan minimal 20% untuk memben ahi pendidikan dasar, menengah, dan tinggi secara berkelanjutan. “Jika fondasinya kuat, maka kualitas sumber daya manusia akan meningkat dan visi Indonesia Emas menjadi realistis,” lanjut Mekeng

Sejalan dengan itu, Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, M.P.P., juga menegaskan pentingnya alokasi anggaran pendidikan yang tepat sasaran, transparan, dan fokus pada peningkatan kualitas guru, pemerataan akses, serta penyesuaian kurikulum dengan kebutu han industri. “Anggaran pendidikan akan efektif bila mendukung peningkatan mutu tenaga pendidik dan memastikan semua anak memiliki kesempatan belajar yang sama,” ujarnya. Hetifah juga menyoroti wacana peng gunaan sebagian anggaran pendidikan untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, program ini penting, namun pendanaannya sebaiknya tidak diambil dari pos pendidikan. “Kalau MBG dibiayai dari anggaran pendidikan, ada risiko kuali tas pembelajaran dikorbankan. Sebaiknya, MBG dibiayai dari APBN sektor kesehatan atau dana sosial agar alokasi 20% untuk pendidikan tetap murni,” jelasnya.

Selain itu, Hetifah memperingatkan potensi risiko dari revisi aturan manda tory spending yang diusulkan Kementerian Keuangan, yaitu mengubah acuan 20% dari belanja APBN menjadi dari pendapatan negara. “Kalau defisit APBN membengkak, hitungan ini bisa mengurangi ang- garan pendidikan secara signifikan,” katanya.

Acara sarasehan ini menjadi bukti konsistensi Fraksi Golkar untuk menjaga amanat konstitusi, memastikan pemer ataan pendidikan berkualitas, dan membangun generasi muda yang siap menghadapi tantangan global. “Visi Indo nesia Emas 2045 bukan sekadar slogan. Ia harus ditopang oleh generasi yang cerdas, terampil, dan siap bersaing. Itu hanya bisa terwujud jika pendidikan kita benar-benar diprioritaskan,” pungkas Mekeng.

Dengan sikap tegas ini, Fraksi Golkar mengirim pesan jelas bahwa masa depan Indonesia ada di tangan anak-anak hari ini, dan memastikan mereka mendapat pendi dikan terbaik merupakan investasi yang tidak bisa ditawar