
BPR Arthapuspa Mega Merawat Optimisme Mencapai Pertumbuhan Berkelanjutan
TRUSTNEWS.ID - Seluruh insan Bank Perekonomian Rakyat Arthapuspa Mega (BPR APM) di bawah kepemimpinan Drs. H. Dadi Sumarsana, S.H., M.M., sebagai direktur utama, selalu bersikap optimis menjalankan tugas-fungsinya dalam kondisi perekonomian yang sulit sekalipun.
Optimisme dijadikan sebagai trigger untuk terus fokus pada pertumbuhan berkelanjutan dan mencapai visi BPR APM, yakni “Menjadi bank yang sehat, kuat, membanggakan, dan terdepan melayani masyarakat umum dan UMKM di Tegal, Brebes, Pemalang dan sekitarnya.”
Karena itu, arah optimisme dikonsentrasikan pada dua kebutuhan mendesak.
Pertama, menjaga permodalan. BPR APM memastikan memiliki jumlah modal yang cukup dan berkualitas, di antaranya untuk kelangsungan operasional dalam jangka panjang. Ini penting untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Kedua, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas SDM juga harus sejalan dengan visi dan misi BPR APM serta mencapai target-target tahunan. Di antaranya dengan melakukan penyelarasan strategi organisasi, membangun budaya kerja yang positif dan kolaboratif, serta memastikan komunikasi berjalan efektif.
Menjaga permodalan dan meningkatkan kualitas SDM menjadi sangat penting, mengingat dampak scarring effect pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Termasuk penerapan Sistem Informasi Manajemen Perkreditan (SHIMP), khususnya tentang kebijakan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
“Menjaga permodalan dan meningkatkan SDM menjadi sangat penting karena kualitas kredit perbankan, khususnya BPR, mohon maaf, agak kurang menarik dan pertumbuhan melambat akibat dampak pandemi,” kata Dadi kepada TrustNews, baru-baru ini.
Adapun upaya meningkatkan perekonomian masyarakat lokal diselaraskan dengan kebijakan pemerintah pusat, baik Presiden, Kementerian Keuangan maupun dari menteri terkait lainnya. Misalnya terkait pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), tentu harus memperhatikan kebijakan dan program Kementerian UMKM.
“Kami meyakini bahwa kawan-kawan UMKM yang menjadi nasabah BPR APM mempunyai itikad baik untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diatur dalam pedoman OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Tetapi kenyataannya masih terdapat perlambatan angsuran dan kualitasnya menurun,” tuturnya.
Menghadapi kasus nasabah yang tidak memenuhi kewajibannya, terutama jika mengalami kesulitan yang tidak diakibatkan oleh gagal bayar yang disengaja, BPR APM dapat memberikan relaksasi kredit (restrukturisasi). Tujuannya untuk memperbaiki kondisi debitur. Bentuknya dapat berupa penurunan suku bunga, perpanjangan jangka waktu kredit, atau pengurangan tunggakan bunga dan pokok.
Selain relaksasi, BPR APM juga memberikan edukasi guna membangun optimisme para nasabah yang tidak memenuhi kewajibannya. Bisa juga dengan menyediakan produk baru yang lebih elastis dan inovatif.
Fokus dan target BPR APM lainnya di tahun 2025 adalah memastikan kualitas kredit tidak memburuk. Kemudian lebih hati-hati menyalurkan kredit. Sementara di internal BPR APM, Dadi menguatkan koordinasi, menggulirkan inovasi dan kreativitas. Selanjutnya meningkatkan tata kelola yang baik dan menyelaraskan tujuan bisnis dengan manajemen risiko serta kepatuhan peraturan.
“Kami meyakini, sampai akhir tahun ini BPR APM masih akan tumbuh walaupun tidak segesit tahun-tahun sebelumnya, dan kami masih meyakini kualitas ini akan membaik,” tegasnya. (TN)