Salah satu tantangan yang menjadi amanah dari pemilik Perumdam TKR adalah meningkatkan cakupan pelayanan. Bukan hal mudah bagi Sofyan Sapar yang berangkat dari level terbawah di PDAM Tirtanadi Sumatera Utara, ini.
Selama dua dekade lebih meniti karir di PDAM, membuat Sofyan menguasai seluk beluk urusan air minum mulai dari hulu hingga hilir. Bahkan, Sofyan tercatat Dirut BUMD Air yang paling getol membenamkan teknologi terkini di Perumdam TKR.
Berikut petikan wawancaranya dengan TrustNews
Apa yang menjadi alasan Perumdam TKR menggunakan kata unggul dibandingkan menggunakan terbaik, terdepan atau lainnya?
Visi misi kami adalah menjadi perusahaan air minum yang unggul di Indonesia. Mengapa kami mengambil kata unggul, karena dua tahun berturut-turut Perumdam TKR menjadi PDAM dengan kinerja terbaik di Indonesia. Sehingga kami tidak menggunakan lagi kata terbaik tapi unggul. Tapi yang jelas seperti yang tertuang dalam misi, kami mau 3 poin saja. Yakni uggul di bidang pelayanan, unggul di bidang SDM dan Unggul di bidang teknologi. Ketiganya wajib tercapai tiap tahunnya.
Bagaimana dengan jumlah pelanggan dan cakupan pelayanan?
Secara struktural organisasi tentu normatif, karena berlaku untuk semua PDAM di Indonesia, yaitu 3 direksi. Hanya saja 3 direksi itu hanya untuk pelanggan di atas 30ribu. Sementara pelanggan Kami sudah 181ribu. Selain itu, kami juga menjual air bersih secara curah kepada beberapa pengembangan perumahan, perusahaan dan PDAM
Bisa dijelaskan?
Jadi kita memberikan air kepada PAM Jaya DKI Jakarta itu sebagian dari air untuk Tangerang sebanyak 277ribu. Kemudian ada BSD City, Lippo Karawaci, Bintaro, Alam Sutera dan Bandara Soekarno Hatta.
Untuk pelanggan domestik sebesar 181.105 Sambungan Langganan (SL) dan 7 SL Air Curah sebesar 345.500. pelanggang ini yang langsung kami layani, sedangkan yang tidak langsung sekitar 345ribu. Maka kalau di total itu 526.605.
Sedangkan dilihat dari komposisi pelanggan itu, Tangerang sebagai kabupaten induk dimekarkan menjadi Kota Tangerang dan Tangerang Selatan. Karena kami dalam proses pemekaran itu untuk BUMD air minumnya belum kami serahkan pelanggannya. Maka kami masih melayani Kota Tangerang sebanyak 69rb dan Tangerang Selatan sebanyak 11.924. Jadi kalau dilihat pertanyaan sudah terjawab bahwa cakupan pelayanannya Sebenarnya kami sudah melayani cakupan pelayanannya 37,74 persen.
Sebagai Dirut Perumda, Anda begitu membenamkan teknologi di Perumdam TKR. Apa karena latar belakang lulusan teknologi informasi atau melihat kebutuhan masa depan?
Bisa jadi masih terbawa, karena saya masuk ke PDAM itu karena Dirut PDAM Tirtanadi Medan saat itu, antara tahun 1996-1997, tengah mengembangkan penerapan dan pengembangan teknologi informasi. Nah yang dicari itu lulusan politeknik, bukan sarjana. Alasannya sulit lulusan sarjana yang mau kerja di PDAM.
Kalau saat ini teknologi bukan lagi suatu keharusan, tapi sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19, ini menjadi momentum bagi Perumdam TKR sekaligus membantu pemerintah untuk tidak keluar rumah hanya untuk mengurus air.
Kita lihat saat ini semua sudah pakai virtual account, kenapa PDAM tidak. Lalu kita coba di perumahan Summercon Gading Serpong, ternyata pelanggan kita di sana antusias daripada harus pergi keluar rumah. Prosesnya, setiap bulan kami kirimkan nomor VA dan mereka bisa bayar secara mobile.
Alhamdulillah, selama Covid-19 semua loket kita tutup dan pembayaran melalui VA. Lalu muncul ide, bagaimana kalau ini dilanjutkan meski pandemi sudah berakhir. Kemudian berkembang, bagaimana di new normal, pelanggan yang membaca meteran airnya sendiri, kami kembangkan meteran digital. Jadi tidak perlu lagi petugas yang datang ke rumah, tapi cukup download aplikasi Simpel TKR karena semuanya sudah ada di dalamnya, termasuk mau pasang batu atau pembayaran.
Kita buat simpel saja, tidak perlu ribet atau keluar rumah hanya untuk lapor ada masalah di saluran airnya. Cukup buka aplikasi Simpel TKR. []