Blitar - Pembina Santri Millenial Center (SiMAC), Syauqi Ma’ruf Amin mengingatkan bahwa Negara Indonesia dibangun atas dasar kalimah sawa (kesepakatan) diantara berbagai elemen arus bawah yang ada di negeri ini, baik yang berideologi keagamaan maupun kebangsaan.
“Landasan yang dibangun oleh para founding fathers negara ini harus terus dijaga dan dilanjutkan," ujar Gus Syauqi saat menjadi keynote speaker dalam acara Rembug Arus Bawah yang melibatkan kaum Marhaen dan kaum Nahdliyin di Blitar, Jawa Timur, Senin (13/9/2021).
Gus Syauqi menegaskan bahwa warisan kepahlawan yang diturunkan oleh para pendiri bangsa harus diapresiasi oleh generasi bangsa hari ini dengan mewariskan kebesaran dan keagungan kepada masa depan.
Ditempat yang sama, Ketua Umum dan Pendiri Forum Satu Bangsa (FSB), Hery Haryanto Azumi mengatakan bahwa elit politik nasional harus kembali kepada politik arus bawah (under current) karena arus bawah adalah basis legitimasi tidak hanya bagi para politisi, namun juga untuk partai politik bahkan Negara.
“Gerakan Arus Bawah tidak berarti anti Arus Atas, tetapi mensinergikan dan menyelaraskan semua potensi yang ada untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata Hery yang juga merupakan Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu.
"Gerakan Arus Bawah bukanlah Revolusi seperti dalam sejarah Barat, namun sebuah Resolusi Politik bagi Bangsa Indonesia. Pilar harmoni dan sinergi akan membedakan arah Resolusi Politik ini dari watak konflik yang ada dalam sejarah Revolusi ala Barat,” tegasnya.
Hery menerangkan, salah satu model resolusi ini adalah gagasan Wakil Presiden KH. Maruf Amin yang tertuang dalam Blueprint Arus Baru Indonesia yang mendorong kerja sama antara arus bawah ekonomi dan arus atas (konglomerasi).
“Karena hanya dengan kerja sama, win-win solution dapat tercapai. Kerja sama ekonomi akan memperkuat bukan memperlemah,” terangnya.