Madiun - Tanaman porang tengah naik daun di kalangan petani. Pamornya semakin melejit setelah disebut-sebut Presiden Jokowi sebagai bahan pangan masa depan dan menjadikan porang sebagai komoditas pangan unggulan. Katak yang menjadi benih produksi tanaman porang sebelum memasuki masa panen dapat dijadikan solusi pendapatan petani saat harga komoditas umbi porang turun. Terkait dengan hal itu Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam hal ini Direktorat Kacang dan Umbi Umbian menyelenggarakan Bimbingan Teknis Komisi IV DPR RI dengan Petani Porang se Kabupaten Madiun.
Anggota Komisi IV DPR - RI H. Muhtarom, yang mantan Bupati Madiun ini memberi pengarahan terhadap 100 petani peserta Bimbingan Teknis peningkatan kapasitas petani ini. Kabupaten Madiun adalah Pioner Budidaya Porang bahkan sejak lama sudah ekspor ke China, Jepang dan sejumlah negara lainnya, Terkait dinamika harga porang saat ini, menurutnya harga komoditas porang terbilang dinamis dalam range wajar dan tergantung dengan mekanisme pasar (supply and demand).
Muhtarom mengarahkan petani porang untuk meningkatkan produksi benih karena saat ini permintaan akan benih porang meningkat tajam. Petani Porang Madiun adalalah Pionir untuk Produksi Nasional bahkan yang pertama melakukan ekpor sebelum darah lainnya. “ Kami mengarahkan petani untuk menjemput pasar dengan budidaya benih porang guna mencukupi kebutuhan pasar dan dapat meningkatkan perekonomian petani porang di Madiun” katanya.
Beliau juga mendukung program KUR yang diluncurkan Mentan SYL dan meminta agar kementan terus mengawal petani porang baik dari permodalan maupun kelembagaannya agar dapat meningkatkan posisi tawar petani porang nasional pungkasnya.
Direktur Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam sambutan yang disampaikan Delly Agung Kurniawan, menyambut baik kegiatan Bimtek Petani Porang Madiun atas inisiasi Komisi IV DPR RI lebih jauh Direktur Aneka Kacang dan Umbi Umbian menyampaikan Prospek pengembangan porang cukup menjanjikan, ini dapat dilihat dari ekspor porang yang meningkat sejak tahun 2019 sebesar 11.721 ton dengan nilai Rp.644 Milyar, dan mengalami peningkatan pada tahun 2020 sebesar 20.476 ton dengan nilai Rp.924,3 milyar, dengan negara tujuan ekspor
China, Vietnam, Thailand dan beberapa Negara Eropa, saat ini pengembangan porang sudah menyebar dibeberapa propinsi seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogjakarta, Banten dan Sulawesi Selatan. Kami berharap agar daerah lainnya juga dapat ikut dalam mengembangkan komoditas ini.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan, luas lahan porang harus ditingkatkan di seluruh wilayah Indonesia. “ Porang tidak hanya diolah menjadi tepung, tapi juga sebagai pangan alternatif pengganti beras sehingga budidaya porang terus diperluas," ujarnya. Suwandi menyebutkan terobosan yang dilakukan Kementan yakni memberikan bantuan bibit, pupuk dan pendampingan kepada petani. Selanjutnya, pemerintah pun menyediakan fasilitas pinjaman modal dengan bunga rendah yakni melalui KUR.
Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian , Kementerian Pertanian mendorong petani porang untuk bergabung menjadi korporasi, dengan model korporasi yang terintegrasi dari hulu ke hilir dan terus menggenjot produksi pertanian terlebih dimasa pandemi ini.