PT Kimia Farma Tbk menjadi motor penggerak. keunggulan KAEF antara lain manufaktur API, klinik kesehatan, apotek ritel farmasi dan laboratorium klinik.
Rencana pemerintah membentuk holding BUMN farmasi, tak ubahnya langkah Juventus (klub sepakbola asal Italia) mengikuti Real Madrid (klub Sepakbola asal Spanyol) dalam membangun tim berjulukan Los Galaticos. Ini dikarenakan sejumlah pemain terbaik dunia dikumpulkan dalam satu tim.
Pun dengan holding BUMN farmasi, komposisinya PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF). Holding ini bertujuan agar kinerja BUMN farmasi lebih kuat dan mempermudah akses terhadap investasi yang berujung pada ekspansi bisnis.
Setelah holding terbentuk, maka BUMN farmasi akan memiliki fokus bisnis masing-masing. Bio Farma sebagai induk holding akan fokus di vaksin. Kimia Farma di obat-obatan dan Indofarma akan fokus di segmen alat kesehatan dan natural ekstrak.
Direktur Utama KAEF Verdi Budidarmo melihat, keberadaan holding memperkuat posisi KAEF dari hulu ke hilir. Ini melihat keberadaan KAEF yang tercatat memiliki 11 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia. Sistem logistik supply chain trading distribution di seluruh cabang di Indonesia. Ditambah, keberadaan 1.300 apotek dan 600 unit klinik kesehatan.
“Dengan komposisi seperti itu, apa peranan KAEF dalam holding ini? Kita jawab cukup besar peranan KAEF, karena mempunyai rantai hulu dan hilir yang paling lengkap dan menjadi motor penggerak dari holding farmasi,” ujar Verdi kepada TrustNews.
Keberadaan holding farmasi, lanjutnya, memudahkan masyarakat untuk mendapatkan berbagai jenis layanan produk dan layanan jasa. Ini terkait dengan keberadaan apotek yang dimiliki KAEF yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Tak tanggung-tanggung, keberadaan apotek KAEF bahkan ada di Pulau Sangihe (berbatasan dengan Filiphina) dan Pulau Sabang.
“Kita punya 1.300 apotik bahkan sampai pulau terluar, di Pulau Sangihe ada 3 outlet, di Pulau Sabang juga ada, di Papua pun lengkap. Dari Jayapura, Sorong hingga Merauke, kita ada. Tujuannya mendekatkan dan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan produk yang berkualitas,” tegasnya.
Tidak hanya keberadaan apotek, ungkapnya, KAEF juga terus melakukan penguatan dalam trading dan distribution (PT Kimia Farma Trading & Distribution /KFTD). Lagi-lagi, tujuannya untuk bisa mengcover, baik di internal maupun eksternal.
“KFTD terus memperkuat sektor distribusi, ini ditambah dengan bergabungnya PT Phapros Tbk (PEHA) dengan KEAF di Maret lalu, akan memperkuat sektor hulu. Kita ketahui Phapros mempunyai 11 fasilitas untuk manufaktur sehingga baik pelayanan untuk BPJS atau pelayanan untuk menopang JKN ini bisa diamankan,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, dengan langkah penggabungan tersebut, keduanya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menguatkan keunggulan bisnis farmasinya setelah holding BUMN farmasi terlaksana.
Setelah holding berjalan, Verdi mengungkapkan, KAEF akan melengkapi ekosistem healthcare. Kemudian dalam jangka menengah KAEF akan melakukan pengembangan bisnis hulu yaitu perluasan produk dan fasilitas Active Pharmaceutical Ingredient -raw (API) material obat yang tentunya diharapkan dapat mendukung dan memperkuat holding BUMN farmasi.
“Aliansi strategis untuk menopang pertumbuhan KAEF termasuk pengembangan di healthcare,” ungkapnya.
Dengan terjaganya angka pertumbuhan, lanjutnya, diharapkan kinerja KAEF mampu tumbuh double digit dan akan terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk pertumbuhan baik revenue maupun bottom line.
“Bagaimana caranya untuk bisa double digit, kita harus ekspansi bisnis. Ada banyak peluang tidak hanya di sisi obat saja, kita punya medical device untuk saluran distribusinya, food supplement, kosmetik ini menopang pertumbuhan KAEF secara keseluruhan di angka lebih dari 20 persen,” pungkasnya. (TN)