Ada rasa optimisme besar yang terpancar dari Nuril Islamiah, Pemimpin Wilayah PT Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar, ketika tahu angka penularan Covid-19 di tanah air semakin menunjukkan angka penurunan. Ini berarti berangsur-angur aktivitas masyarakat akan kembali menggeliat. Roda perekonomian akan kembali berputar meskipun perlahan.
Apalagi, cakupan kerja perusahaan yang dipimpinnya meliputi 3 provinsi, yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Ketiganya merupakan daerah yang aktivitas perekonomiannya mayoritas ditopang melalui pertanian dan perdagangan. Itu pun juga ditunjang dengan kegiatan bisnis, seperti mall, hotel restoran dan lain sebagainya yang sekarang juga mulai dibuka.
Angka vaksinasi pun mengalami peningkatan, sebagai bukti bahwa kesadaran masyarakat untuk menekan lajunya pandemi juga semakin besar. Bahkan berdasarkan data angka penularan dan kematian akibat Covid-19 juga mengalami penurunan.
“Dan yang menggembirakan lagi rencananya pada Oktober tahun ini akan dibuka penerbangan internasional. Ini berarti aktivitas dan geliat perkonomian akan jauh lebih besar ketimbang hampir dua tahun ke belakang. Mudah-mudahan situasi seperti ini bisa dipertahankan,” ungkap Nuril Islamiah kepada Trustnews penuh harap.
Selama masa Pandemi, pembatasan mobilitas domestik dan asing berimplikasi menurunnya angka kunjungan wisata Kegiatan pariwisata khususnya di Bali dan Lombok, yang merupakan bagian dari bisnis mikro merasakan dampak luar biasa akibat Covid-19, sehingga mempengaruhi pertumbuhan kinerja di dua wilayah tersebut.
Maklum, sebelum wabah pandemi merebak, kinerja yang ditunjukkan Nuril Islamiah dan jajarannya sangat cemerlang. Di tahun 2020, hanya dalam kurun waktu tiga bulan, dia dan timnya mampu meraih target pinjaman selama tahun tersebut.
Mau tidak mau, di tengah situasi pandemi beberapa waktu lalu silam, dia haru menyajikan format strategi baru dalam upaya mencapai target yang ditentukan. Sulit memang, tapi tidak membuat Nuril Islamiah dan Tim putus harapan. Justru sebaliknya, pelayanan dimaksimalkan tapi tetap mengedepankan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, sterilisasi ruang kerja dan layanan.
Komunikasi bisnis yang tadinya dilakukan secara tatap muka, selama pandemi dilakukan secara online. Dan yang tidak kalah penting, pihaknya tetap aktif dalam pembentukan tim satgas yang koordinasinya intens dilakukan dengan aparat pemerintah setempat serta mematuhi ketentuan tentang layanan publik seperti PPKM sesuai level.
Dalam kondisi demikian, layanan berbasis digitalisasi juga tetap dikedepankan. Untuk pelayanan tetap mengedepankan sistem operasional yang terintegrasi secara online melalui Pegadaian Application Support System Integrated Online (PASSION).
“Khusus untuk transaksi kami mengandalkan Pegadaian Digital Service (PDS) sebagai basis pelayanan digital. Sehingga pelayanan tetap maksimal dan mampu memenuhi kebutuahan konsumen,” ungkapnya.
Di sisi lain Sistem pengembangan kompentensi pegawai dilakukan secara e-learning (G-Leads/Gadai-Learning and development system). Absensi mengandalkan Aplikasi Larisa, sedangkan sistem surat menyurat tersistem melalui aplikasi secara online dan menggunakan tanda tangan digital E-Office.Digital Marketing tetap mengedepankan media sosial seperti PDS, WA, Youtube, IG dan Market place (Buka Lapak, Shopee).
Meskipun pandemi menurunkan minat dan daya beli masyarakat secara drastis, namun dari segi bisnis Pegadaian khususnya pada lingkup Kanwil VII Denpasar mengalami peningkatan, terutama pada produk cicilan emas dan transaksi gadai melalui Agen Pegadaian. Cicilan emas menarik animo masyarakat dengan adanya promo berupa cashback sebesar Rp 15.000-20.000,- minimal cicilan emas 5 gram dan tenor minimal 6 bulan.
Sedangkan pada transaksi gadai melalui Agen Pegadaian mengalami peningkatan signifikan yakni sebesar 153.23% dari pencapaian tahun lalu. Respon positif ini diharapkan dapat mendorong ekonomi masyarakat agar bangkit kembali untuk tumbuh ke arah yang lebih baik. (TN)