Perekonomian global mulai pulih. Diperkirakan tumbuh positif pada 2021. Pandemi COVID 19 mampu meluluhlantakkan perekonmian di dunia, Indonesia. Dalam upaya melaksanakan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Pemerintah terus memberikan dukungan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM di Indonesia yakni sebesar 64,19 juta, di mana komposisi Usaha Mikro dan Kecil sangat dominan yakni 64,13 juta atau sekitar 99,92% dari keseluruhan sektor usaha.
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak buruk terhadap UMKM. Sesuai rilis Katadata Insight Center (KIC), mayoritas UMKM (82,9%) merasakan dampak negatif dari pandemi ini dan hanya sebagian kecil (5,9%) yang mengalami pertumbuhan positif.
Hasil survey dari beberapa lembaga (BPS, Bappenas, dan World Bank) menunjukkan bahwa pandemi ini menyebabkan banyak UMKM kesulitan melunasi pinjaman serta membayar tagihan listrik, gas, dan gaji karyawan. Beberapa di antaranya sampai harus melakukan PHK.
Kendala lain yang dialami UMKM, antara lain sulitnya memperoleh bahan baku, permodalan, pelanggan menurun, distribusi dan produksi terhambat. Atas beragam dampak yang dirasakannya, PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTB berupaya meringankan beban pelaku UMKM, melalui kelonggaran tagihan listrik, yang berlaku sampai 31 Desember 2021.
Bahkan, bagi pelaku usaha UMKM di bidang Agrikultura yang terkendala biaya pemasangan baru maupun tambah daya, PT PLN (Persero) memiliki program solusi cepat bertajuk Total Solution Agriculture.
“Melalui program tersebut para pelaku usaha diberikan kemudahan terkait pembiayaan. Untuk mewujudkan ini kami menggandeng beberapa pihak perbankan di wilayah NTB untuk bekerjasama,” ungkap General Manager PLN UIW NTB, Lasiran kepada Trustnews.
PLN UIW NTB, lanjutnya Lasiran, akan berusaha semaksimal mungkin memberikan solusi terbaik bagi pelaku UMKM dan pelaku industri yang terdampak. “Pelaku industri juga termasuk salah satu yang memperoleh stimulus keringanan tagihan rekening listrik dari pemerintah yang disalurkan melalui PLN, yakni berupa diskon sebesar 50% diskon dari rekening minimum bagi pelanggan bisnis dan industri,” tambahnya.
Harapannya, melalui langkah ini geliat UMKM tetap aktif bergerak. Dan yang tidak kalah penting eksistensi PLN UIW NTB dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Nusa Tenggara Barat tetap terjaga dengan baik. Sehingga, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dapat terus ditingkatkan sebagai upaya menggerakkan roda perekonomian yang sempat terhenti akibat COVID 19.
PLN UIW NTB tetap berkomitmen untuk tetap membuat Nusa Tenggara Barat menjadi lebih benderang, melalui energi listrik mencukupi secara berkelanjutan. Hal ini Seiring dengan program mewujudkan ‘Nusa Terang Benderang’ yang dicanangkan Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Hj. Siti Rohmi Djalilah. “Saya juga optimis PLN UIW NTB mampu menciptakan percepatan energi terbarukan, yang selain bertujuan untuk pencapaian target bauran energi 23% di tahun 2025, juga untuk menciptakan energi bersih, khususnya di NTB,” singkap Lasiran.
Memang untuk mewujudkan niat positif tersebut tidaklah mudah. Namun demikian, upaya PLN UIW NTB dalam menerangi wilayah Nusa Tenggara Barat, khususnya di daerah-daerah yang teriloasi listrik, bisa dipenuhi dengan baik.
Bahkan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, tepatnya di tahun 2018 PLN UIW NTB mampu mengcover 100% untuk mewujudkan Desa Berlisitrik di provinsi tersebut. Sejak tahun 2019, mereka juga mengoperasikan tol listrik di wilayah Kabupaten Sumbawa hingga ke Bima.
Selain itu, PLN NTB juga telah berhasil menghadirkan Listriqu, layanan kelistrikan di sisi intalasi pelanggan yang saat ini juga dapat diakses melalui PLN Mobile.
“Semoga dengan capaian yang kami peroleh mampu memberikan harapan baru bagi para pelanggan, terutama di daerah-daerah yang terisiolasi untuk bisa menikmati listrik secara maksimal,” tambahnya. (TN)