TRUSTNEWS.ID - Di tengah pesatnya pembangunan Kabupaten Ponorogo, Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Ponorogo menjadi pilar utama penyediaan air bersih. Lebih dari sekadar distributor, PUDAM kini menjelma sebagai korporasi modern yang menggabungkan inovasi pelayanan dengan semangat bisnis berkelanjutan.
Pada 2025, perusahaan ini tak hanya menjaga cadangan stok air di tengah musim kemarau ekstrem, tetapi juga menghadirkan air bersih bagi 18% penduduk Ponorogo, sekitar 170 ribu jiwa, sambil mempercepat layanan lewat digitalisasi dan respons cepat. "Kami bukan sekadar penyedia air, tapi mitra masyarakat yang mengoptimalkan setiap tetes air untuk kesejahteraan," ujar Lardi, Direktur Utama PUDAM Ponorogo, kepada TrustNews.
Inovasi menjadi jantung layanan PUDAM di 2025. Aplikasi mobile Tirta Ponorogo Connect memungkinkan pelanggan memeriksa tagihan, melaporkan gangguan, dan memantau kualitas air secara real-time. Aplikasi ini, menurutnya, mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi kebocoran pipa, memangkas waktu respons dari hari menjadi jam. Pembayaran tagihan juga dipermudah melalui sistem PPOB yang terhubung dengan BRI, BNI, Mandiri, serta aplikasi e-commerce. "Kepatuhan pembayaran naik 20% sejak sistem ini diterapkan," tambahnya.
Layanan pelanggan ditingkatkan dengan konsep one day service. Melalui call center 24 jam dan tim teknis dengan GPS tracking, keluhan seperti pipa bocor atau tekanan air rendah diselesaikan dalam 24 jam. Begitu juga pemasangan sambungan baru kini bisa selesai sehari setelah verifikasi dokumen. "Dulu pelanggan menunggu berbulan-bulan, kini cukup satu hari air bersih sudah mengalir," ujarnya.
Sebagai BUMD, menurutnya, PUDAM Ponorogo menyeimbangkan laba dan pemerataan layanan. Pada 2025, perusahaan menambah dua sumur baru di wilayah rawan kekeringan seperti Bungkal dan Jetis, meningkatkan debit air hingga 100 liter per detik di IPA Pulung berkat dukungan Kementerian PUPR dan hibah APBN senilai Rp2 miliar per tahun. Pun cakupan pelayanan diperluas dengan 2.000 sambungan baru, menargetkan total 26 ribu sambungan. Volume penjualan air naik 10% melalui perluasan jaringan pipa sepanjang 5 km. Sementara teknologi sensor tekanan menurunkan tingkat kebocoran dari 25% menjadi 15%. "Bisnis kami sehat karena berbasis data. Kami layani 24 ribu sambungan rumah tangga dengan PAD Rp5 miliar tahun ini," ucap Lardi.
Tak sekedar slogan, komitmen menghadirkan air bersih diperkuat dengan kerja sama Laboratorium Kesehatan Kabupaten Ponorogo untuk uji bakteriologi dan kimiawi tiap minggu. Pemasangan filter nano di pipa utama hasil kolaborasi dengan universitas lokal meningkatkan kejernihan air hingga 99%. "Air kami bukan sekadar basah, tapi sehat dan aman," tegasnya.
Untuk menjaga cadangan air, PUDAM membangun reservoir di Bendungan Gondang berkapasitas 500 ribu meter kubik, cukup untuk tiga bulan darurat. Ke depan, lanjutnya, PUDAM Ponorogo berfokus meningkatkan pendapatan melalui diversifikasi usaha. Langkah strategisnya adalah mengembangkan air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek Tirta Ponorogo, memanfaatkan sumber air berkualitas dari sumur dalam untuk pasar ritel dan institusi lokal. "AMDK akan menjadi langkah baru menuju bisnis yang lebih kompetitif," ujar Lardi.
Keberhasilan PUDAM tercermin dari audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur, yang setiap tahun menyatakan kinerja perusahaan ini sehat. Pada audit 2024, PUDAM meraih skor 92, naik dari 85 di 2023, berkat efisiensi biaya operasional 20%. "Audit BPKP adalah cerminan transparansi kami. Sejak 2015, kami naik dari kurang sehat ke sehat berkelanjutan," pungkasnya. (TN)










