trustnews.id

INI KEKUATAN IFG YANG TIDAK DIMILIKI PERUSAHAN LAIN
Beko Setiawan Sekretaris Perusahaan IFG

Tugas yang diemban Indonesia Financial Group (IFG) tidak ringan. Sejak dibentuk pada tahun 2020 oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN, IFG ditunjuk sebagai holding yang membawahi perusahaan asuransi dan penjaminan milik negara.

Mereka diharuskan meramu jurus-jurus jitu untuk bisa memperkuat tata kelola sekaligus mengembangkan bisnis di industri asuransi dan penjaminan Salah satu penugasan yang strategis adalah mengenai penyelesaian permasalahan mengenai polis nasabah ex Jiwasraya dan sejumlah perusahaan asuransi miliki negara yang berada dalam ekosistem holding agar memiliki nilai tambah dan prestasi gemilang sehingga bisa berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional.

“Dan saat ini kalau dilihat dari visi-misi kami, penugasan itu sudah tergambarkan,” terang Beko Setiawan Sekretaris Perusahaan IFG kepada Trustnews.

Dalam visi misi yang dikembangkan itu, ada sejumlah poin yang dilakukan IFG untuk lebih menggairahkan eksistensi seluruh perusahaan asuransi dan penja- minan di tanah air. Di antaranya melakukan perbaikan dari sisi tata kola, penyelarasan dan refocusing lini bisnis, penguatan ekosistem digital serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia sebagai asset utama.

Selain itu, lanjut Beko Setiawan, IFG juga tengah berupaya mensinergikan atau mengkolaborasikan perusahaan-perusahaan asuransi milik negara agar kinerjanya lebih baik dari yang pernah dilakukan sebelumnya. Langkah ini sangat terbantu, terutama dari sisi asuransi, seperti halnya asuransi PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja) yang sudah memiliki segmen pasar tersendiri.

“Kalau dilihat dari sisi parameter finansial, so far masih grow. Indikatornya masih hijau lah. Kami memiliki beberapa strategi Inisiatif yang tengah kami coba kembangkan. Artinya, ada beberapa aktivitas yang kami coba close monitoring. Pertama dari sisi governance. Kemudian dari sisi risk manajemen dan aktuaria. Titik-titik inilah yang kami coba perhatikan. Sehingga tujuan akhirnya bisa kami kembangkan menjadi perusahaan asuransi yang kuat,” tambah Beko Setiawan meyakinkan.

Selain melakukan hal tersebut, saat ini IFG juga tengah mendorong anak-anak perusahaannya untuk terus melakukan penguatan literasi keuangan. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan khalayak bahwa marwah asuransi adalah perlindungan atau proteksi, bukan investasi. Setidaknya, itu yang tengah coba didorong dan disampaikan kepada masyarakat.

“Sebenarnya potensi pasar yang dimiliki asuransi sangat besar sekali di Indonesia. Kami fokuskan tidak hanya mau mengejar premi, tapi lebih berpijak pada edukasi, bisnis yang sehat dan menjaga pengelolaan terhadap premi yang dimiliki masyarakat. Makanya kami mengajak anak-anak perusahaan untuk lebih fokus terlebih dahulu pada tata Kelola melalui penguatan aktuaria dan peningatan risk manajemennya,” ungkap Beko Setiawan.

Untuk mengiringi hal tersebut IFG juga tengah fokus untuk meningkatkan pelayanan kepada customer, baik dari sisi perusahaan selaku holding maupun anak perusahaan. Apalagi keuntungan yang dimiliki IFG, selain memiliki perusahaan asuransi, juga mempunyai anak perusahaan yang bergerak di bidang capital market.

Hal inilah yang membedakan antara IFG selaku holding dengan perusahaan lainnya sejenis. Bahkan IFG dan anak perusahaan juga memiliki layanan asuransi, penjaminan, capital market, manajemen investasi, modal ventura dan properti.

“Inilah kekuatan bisnis yang dimiliki IFG yang tidak dimiliki perusahaan lain,” tambah Beko lagi.

Beko berharap, ke depan, khususnya di tengah pandemi ini kesadaran publik terhadap asuransi sebagai proteksi semakin tinggi. Masyarakat mulai sadar bahwa tidak selamanya penanganan penyakit akan selalu disubsidi pemerintah.

Untuk itulah, IFG beserta anak perusahaannya hadir mengedukasi masyarakat. Bagaimana memberikan pemahaman bahwa asuransi bukan investasi melainkan proteksi. Seiring dengan itu ada pondasi yang harus diperkuat terlebih dahulu yaitu literasi dan pemahaman publik terhadap asuransi.

Bottom linenya pada saat transaksi, harus diketahui atau diinformasikan lebih detail mengenai kelebihan dan kekurangan yang nantinya aakan diperoleh kedua belah pihak, khususnya nasabah, bahkan risiko yang dihadapi pun juga harus diketahui. IFG berusaha untuk memberikan jaminan perlindungan dasar. Konsepnya adalah proteksi dan juga berusaha untuk memberikan pelayanan berkualitas.

“Jadi peran IFG selaku holding yang ditonjolkan. Kami akan melihat kembali kekuatan dari masing-masing anak perusahaan, untuk kemudian memfokuskan terhadap kegiatan usaha. Jadi kalau ada kegiatan usaha yang sudah baik dan memang kuat itu yang akan kami lebih kembangkan,” ungkapnya meyakinkan. (TN)