trustnews.id

PT Askrindo Samarinda ‘MANJAKAN’ PELAKU UMKM
Bayu Anggoro Jati Pimpunan Kepala PT Askrindo Samarinda

PT Askrindo Samarinda ‘MANJAKAN’ PELAKU UMKM

NASIONAL Kamis, 25 November 2021 - 10:42 WIB TN

Usaha Mikro atau Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah kelompok usaha yang memiliki prosentase serta kontribusi yang besar di Indonesia. Selain itu, kelebihan dari kelompok usaha ini adalah sudah terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan untuk melakukan penguatan kelompok UMKM yang melibatkan banyak kelompok.

Namun di tengah Pandemi Covid-19 ini, irama laju usaha mereka sempat berjalan lambat. Ditengarai akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah sebagai upaya menurunkan angka penularan pandemi.

Kini setelah angka penularan Covid-19 di Indonesia terus menurun, sejumlah pelaku usaha berusaha bangkit dan kembali mengggeliat. Demikian halnya, PT Askrindo Samarinda.

Salah satu langkah upaya mereka menggerakkan perekonomian di Kota tersebut dengan ‘menyemarakkan’ kembali aktivitas pelaku UMKM, khususnya di Kota Samarinda. Langkah yang diterapkan, dengan memberikan beragam kemudahan, diantaranya pemberian jaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui berbagai perusahaan perbankan di seluruh wilayah Kalimantan Timur.

Langkah ini, selain untuk mengggerakkan kembali aktivitas pelaku UMKM juga sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah dalam menggerakkan perekonomian nasional.

“Kalau kami berbicara Kalimantan Bayu Anggoro Jati Pimpunan Kepala PT Askrindo Samarinda Timur, untuk data September 2021 dana yang disalurkan seluruh perbankan sekitar Rp1,8 triliun itu. Dan untuk ini Askrindo Samarinda sudah menjamin sekitar Rp1 triliunan, terhitung sejak September 2021. Bahkan kalau dilihat secara share market kami sudah mencapai sekitar 56%, melebihi target perusahaan sejenis, seperti hanya Jamkrindo,” ungkap Bayu Anggoro Jati Pimpunan Kepala PT Askrindo Samarinda kepada Trustnews.

Selain meningkatkan gairah pelaku UMKM, untuk menggerakkan roda perekonomian PT Askrindo Samarinda, dalam waktu dekat bakal menjaring produk ritel sebagai target utama. Selain itu juga akan meningkatkan perhatian pada produk asuransi umum yang benang merahnya lebih terkait asuransi proteksi, seperti kebakaran dan kecelakaan.

Diakui Bayu, peta strategis ini memang tidak mengacu pada program-progran yang dilakukan pemerintah. Langkah ini dilakukan sebagai upaya antisipasi jika program yang dilakukan pemerintah disudahai atau selesai. Sehingga perusahaan akan jauh lebih survive.

Untuk memuluskan hal tersebut, Bayu dan jajarannya intensif meningkatkan literasi dan edukasi terkait kinerja yang tengah dikembangkan Askrindo Samarinda, khususnya soal asuransi dan penjaminan.

Langkah komunikasi ini sudah ‘dihembuskan’ PT Askrindo dalam beberapa waktu belakangan ini, baik kepada pelajar maupun mahasiswa. Alangkah baiknya langkah komunikasi ini dimulai sejak dini, seperti halnya yang dilakukan perbankan untuk menggerakkan semangat menabung dan lainnya.

“Penting halnya kalau Teman-teman asuransi itu bergerak mengedukasi masyarakat terutama bagi pelajar, sebab ke depannya kami akan memantapkan disitu, karena nggak bisa dipungkiri tahun milenial di Indonesia itu kan sekarang yang jumlahnya mencapai hampir 60%. Kami harus menjemput bola dan tidak bisa berdiam diri, ” tambah Bayu meyakinkan.

Guna memperkokoh kinerja yang dilakukannya, PT Askrindo Samarinda juga menekankan kekuatan sinergi dengan perusahaan BUMN lainnya. Pasalnya Askrindo sangat dibutuhkan mereka di sisi penjaminan atau asuransi.

Bahkan, lanjut Bayu, bisa dibilang Samarinda dari tahun ke tahun selalu meningkatkan pelayanan bukan hanya dari pelayanan penerbitan polis atau contact setasit tetapi juga menekankan pelayanan dari sisi clay dan komunikasi. Sehingga bisa dibilang agak sedikit interaktif dari sisi mitra-mitra yang digandengnya. “Kami intens berkomunikasi dan berupaya untuk bisa memberikan dampak positif atau manfaat, baik bagi perusahaan maupun benefit bagi BUMN sendiri,” ujar Bayu bangga.

Semoga pandemi Covid-19 cepat berakhir, sehingga kehidupan masyarakat bisa kembali normal. Pertumbuhan ekonomi juga semakin membaik dan daya beli masyarakat juga semakin membaik, sehingga semua sektor usaha bisa bangkit lagi. (TN)