trustnews.id

Upaya Jamkrindo Wilayah VII Denpasar MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI BALI
Ilustarisi

Terpukulnya pariwisata Bali akibat pandemi memberi dampak hampir di semua sektor, termasuk perbankan. Jamkrindo 'pasang badan' untuk UMKM.

Bali masih jauh lagi dari senyuman. Nelangsa pandemi Covid-19 masih membekap ikon pariwisata Indonesia ini. Dampaknya tak lagi terperikan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memperkirakan, hampir 2 juta orang terancam kehilangan pekerjaan di sektor pariwisata karena pandemi covid-19 yang belum berakhir.

Ini sebangun dengan data yang dipaparkan Badan Pusat Statistik (BPS) ekonomi provinsi tersebut mengalami kontraksi hingga minus 9,85 persen pada 2020. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) turun hingga 83,26% dari 6,2 juta pada 2019 menjadi hanya 1 juta pada 2020. Pukulan terhadap pariwisata Bali bertambah keras tatkala gelombang Covid-19 kembali melonjak akibat varian Delta. Berdasarkan data BPS, hanya ada 803.378 wisman yang datang ke Indonesia sepanjang semester I-2021.

Jumlah itu menyusut 74,33% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 3,13 juta kunjungan. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memperparah angka kunjungan ke Bali. Ini tercermin dari nihilnya kunjungan wisman ke Bali pada Juli 2021. Tercatat wisman ke Bali hingga Juli 2021 total hanya sebanyak 43 kunjungan, turun 99,99% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 1.069.181 kunjungan.

Penurunan jumlah kunjungan yang ekstrem, tentu merembet pada sektor lain seperti akomodasi (hotel/penginapan), transportasi, kuliner dan penjual cinderamata. Aktivitas pariwisata Bali setidaknya disumbang dari sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang mengambil porsi 18,37 persen dari PDRB lapangan kerja. Belum lagi sumbangan dari sektor lain yang berkaitan dengan pariwisata.

Minimnya kunjungan wisman itu berimbas pada tingkat hunian hotel berbintang di Provinsi Bali. Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Bali mengalami penurunan sebesar 11,45 poin dari 16,68% pada Juni 2021 menjadi 5,23% pada Juli 2021. Penurunan terbesar terdapat pada TPK hotel bintang 5, yakni 16,94 poin dari 22,61% menjadi 5,67%.

Menurut Neraca Satelit Pariwisata 2017, mayoritas turis asing membelanjakan uangnya untuk hotel atau penginapan sekitar 40 persen dari total pengeluaran untuk berwisata.

Hal yang lolos dari pengamatan saat bicara ‘keterpurukan pariwisata Bali akibat pandemi' adalah dunia perbankan dan lembaga penjaminan ini diungkapkan, Jaja Jatnika, Kepala Kantor Wilayah Jamkrindo VII Denpasar (mewilayahi Bali-Nusra).

"Terpukulnya pariwisata Balil tentu berdampak hampir di semua sektor, termasuk sektor pembiayaan khususnya perbankan," ujar Jaja Jatnika kepada TrustNews.

"Pengaruh yang terasa sekali perbankan sulit melakukan ekspansi. Ketika perbankan mengalami stagnan akan memberi dampak pada penjaminan yang dilakukan Jamkrindo juga berkurang," urainya.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, lanjutnya, Jamkrindo melakukan program restrukturisasi kredit bagi pelaku usaha, khususnya UMKM. Adapun soal penjaminan di tahun 2021, kredit yang dijaminkan mengalami peningkatan lebih dari 10% dari tahun sebelumnya. Ini terkait dengan target penyaluran KUR yang diberikan pada perbankan juga naik.

"Hanya saja perlu disadari dengan benar bahwa naiknya penjaminan, tentu bayangan risiko klaim akan turut mengalami peningkatan. Hanya saja peran Jamkrindo itu mengelola risiko untuk menurunkan kredit bermasalah (Nonperforming Loan/ NPL) perbankan," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, Jamkrindo merupakan perusahaan penjamin terbesar di seluruh Indonesia. Sebagai perusahaan penjaminan kredit, Jamkrindo memiliki berbagai produk, baik produk penjaminan program maupun penjaminan nonprogram.

Sebagai bagian dari holding Indonesia Financial Group (IFG) Jamkrindo berkomitmen untuk menghadirkan perubahan di bidang keuangan khususnya penjaminan yang akuntabel, prudent, dan transparan dengan tata kelola perusahaan yang baik dan penuh integritas.

PT Jamkrindo memiliki produk penjaminan KUR dan penjaminan KMK dalam rangka PEN. Adapun, untuk penjaminan non-program, produk penjaminannya adalah penjaminan kredit umum, penjaminan kredit mikro, penjaminan kredit konstruksi dan pengadaan barang/jasa, penjaminan kredit multiguna, penjaminan distribusi barang. Kemudian surety bond, customs bond, penjaminan keagenan kargo, penjaminan supply chain financing (invoice financing), dan penjaminan bagi lembaga fintech.

"Jamkrindo punya tanggung jawab sosial kepada masyarakat dengan terus memberikan penguatan kepada UMKM. Tidak saja dalam segi pengajuan penjaminan, tapi juga memberikan kemudahan infrastruktur digital dan akses terhadap permodalan yang mudah dan tepat sasaran," ujarnya.

Sehingga keberadaan Jamkrindo dirasakan benefitnya oleh perbankan dan UMKM. UMKM yang semula susah mendapatkan permodalan karena tidak bankable, kini tidak perlu memikirkan agunan-agunan tambahan yang disyaratkan.

"Konsen Jamkrindo kepada pemberdayaan UMKM, agar UMKM di Bali bisa naik kelas. Sehingga UMKM menjadi daya angkat perekonomian tidak saja di Bali tapi juga nasional," pungkasnya. (TN)