trustnews.id

Festival Literasi Padang Panjang Sangat Meriah
Wakil Walikota Padang Panjang, Drs. Asrul menyempatkan berfoto bersama

Festival Literasi Padang Panjang Sangat Meriah

DAERAH Kamis, 04 April 2019 - 07:50 WIB TN

Pertama kalinya, Pemko Padang Panjang melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang gelar Festival Literasi berskala Nasional yang dibuka langsung oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI yang diwakili Kepala Pusat Pengembangan Pustakawan RI Dra. Opong Sumiati, M.Si.

Kegiatan berlangsung selama tiga hari, terhitung hari ini Jum'at hingga Minggu (15-17/3) yang berpusatkan di Lapangan Khatib Sulaiman Banca Laweh.

Tampak hadir Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumbar yang diwakili Sekretaris Dinas Kearsipan Perpustakaan Sumbar Alfiandri, Wakil Walikota Padang Panjang Drs. Asrul, Ketua DPRD Dr. Novi Hendri, SE, M.Si, Pejabat Sekda Martoni, S.Sos, M.Si, unsur Forkopimda, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang Alvi Sena, S.T, M.T, Kepala OPD, Ketua dan Wakil Ketua TP PKK dr. Dian Puspita Fadly Amran dan Nova Era Yanthy Asrul, Ketua Pegiat Literasi Muhammad Subhan, Camat serta pelajar dan masyarakat

Opong Sumiati mengatakan sangat bangga dengan Padang Panjang yang telah menyelenggarakan kegiatan literasi demi mengembangkan perpustakaan dan kebudayaan gemar membaca.

"Dalam kegiatan ini kami juga menyematkan program safari gerakan nasional pembudayaan kegemaran membaca, semoga kegiatan ini memberikan dampak dan mendorong masyarakat untuk mencintai budaya lokal, lebih dekat dengan buku, menjadikan perpustakaan sebagai sahabat terbaik sekaligus pusat belajar serta meningkatkan SDM ," ujarnya.

Perkembangan perpustakaan saat ini merupakan salah satu bentukperhatian terhadap peningkatan kegemaran membaca. "Kami yakin perpustakaan hadir pusat peradaban suatu bangsa dan menjadi lentera pembangunan masyarakat," tuturnya.

Melalui promosi diharapkan masyarakat mengetahui arti penting dalam membaca.

Selain itu, Walikota Padang Panjang Fadly Amran, BBA dalam sambutannya menyebutkan untuk menaikkan kembali julukan Padang Panjang Pemko akan mendorong perpustakaan menerbitkan buku dari guru dan siswa, mengembangkan kampung literasi serta menggiatkan gemar baca.

Seperti disebutkan, untuk menciptakan menulis Pemko menargetkan kepada guru dan siswa untuk dapat menerbitkan 6 buah buku yang menjadi bentuk pencapaian tertinggi di literasi.

"Dengan budaya literasi ini, kita mencoba menggerakkan bagaimana anak-anak kita dapat membudayakan membaca dan menulis," tegasnya.

Sementara Alvi Sena menambahkan semenjak dicanangkan sebagai Kota Literasi, kampung-kampung literasi mulai hadir ditengah masyarakat. Dengan begitu, melalui Dinas Perpustakaan, dilakukan pembinaan dengan konsep Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

"Dengan harapan tujuan literasi untuk menghadirkan perpustakaan di tengah masyarakat serta untuk menjadikan masyarakat sebagai masyarakat pembelajar  dapat tercapai," jelasnya.

Kegiatan tersebut sekaligus mengkukuhkan Bunda Literasi Kota Padang Panjang. Tidak hanya itu, acara juga dimeriahkan dengan karnaval dari sekolah di Padang Panjang, lomba membaca puisi, penampilan perkusi dari pelajar SMP serta kunjungan ke Stand literasi, tidak hanya Padang Panjang tetapi juga ada dari Kota Padang dan Kota Bukittinggi. 

Temu Ramah Walikota Bersama Pegiat Literasi

Sukses pembukaan Festival Literasi Kota Padang Panjang, Walikota Padang Panjang Fadly Amran, BBA temu ramah bersama Pegiat Literasi Kota Padang Panjang di Rumah Dinas Walikota, Jum'at malam (15/3).

Temu ramah juga hadir penulis novel Ahmad Fuadi, Pegiat Literasi Maman Suherman, General Manager Gramedia, rekan-dekan ISI serta pegiat literasi.

Dalam sambutannya, Fadly menyampaikan festival merupakan sesuatu kegiatan yang gebyar. Pemko sangat berterimakasih atas ekstensi yang ditunjukkan oleh para pelajar.

"Saya melihat ekstensi diperlihatkan oleh pelajar-pelajar kita yang sangat luar biasa dalam tata kelola majalah, mulai dari segi penulisan maupun cover desainnya, beragam majalah hadir dari sekolah masing-masing dengan tema yang berbeda-beda," jelasnya.

Fadly juga menyebut festival literasi bukan sesuatu penghargaan yang membanggakan tetapi diwajibkan bagaimana literasi menjadi sebuah tujuanyang mampu bersaing dari segi segala bidang.

Sementara Maman mengatakan bahwa literasi tidak hanya untuk membebaskan masyarakat dari buta huruf, jangan hanya bergantung pada pemerintah, pemberdayaan masyarakat saling bahu membahu menjadikan masyarakat itu sendiri literat mampu menyampaikan ulang serta mampu mengimplikasikannya dimasyarakat.

"Karena literasi itu bukan cuma bisa baca, tetapi paham, bisa mengaplikasikan dan mdwujudkannya dalam kehidupan sehari-hari," sebutnya.

Maman juga menjelaskan, untuk msmenangkan persaingan literat, mereka harus mengikat 6 literasi dasar dengan 4 kompetensi dasar.

Begitu juga dengan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Alvi Sena, S.T, M.T menjelaskan semenjak dicanangkan sebagai Kota Literasi, gagasan demi gagasan untuk melahirkan kampung literasi mulai  dilaksanakan.

"Kita berharap kegiatan ini tidak sampai disini, kita ingin lebih banyak lagi pegiat literasi yang hadir di Padang Panjang demi menumbuhkan minat baca sehingga menjadi gemar baca," tutup Alvi. 

Banca Laweh Diguncang Puisi

Bertempat di Banca Laweh, Jum'at sore dan Sabtu pagi (15-16/3) para peserta lomba puisi dalam rangka Festival Literasi menguncang panggung dengan lantunan-lantunan kata-kata yang indah dan menggigit.

Perlombaan puisi ini diadakan untuk tingkat umum dan diikuti oleh 40 orang peserta, dan mengundang juri dari Ketua Koni Hendri JB, Yulfitra dan Yusril yang merupakan sastrawan terkenal.

Banyak hal yang dinilai mulai dari ekspresi, artikulasi, serta intonasi, kesemua ini merupakan hal utama yang akan dinilai oleh para dewan juri.

Para peserta menunjukkan semua keahliannya dalam menyampaikan kata-kata yang ada di bait puisi tersebut, bermacam-macam ekspresipun muncul dalam pembbacaan puisi tersebut.

Berbagai karya puisi yang hadir salah satu judul puisinya Rumah yang di tulis oleh seorang sastrawan dan dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Sulaiman Junet. (TN)