Jakarta - Guru Besar Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Rokhmin Dahuri mengatakan peran digitalisasi dalam pembangunan ekosistem bisnis perikanan perlu ditingkatkan tidak hanya untuk mendukung sistem rantai pasok dan rantai nilai melainkan juga untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, dan keberlanjutan (sustainability).
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut mengatakan bahwa saat ini sebagian besar startup companies atau aplikasi digital (softwares) perikanan hanya untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, kecepatan, kemudahan, keamanan, dan kontinuitas Sistem Rantai Pasok dan Rantai Nilai pada Perikanan Tangkap (Capture Fisheries) maupun Perikanan Budidaya (Aquaculture) dalam bentuk penyediaan permodalan, penyediaan sarana produksi, dan pemasaran domestik dan ekspor.
“Sedikit sekali startup companies (aplikasi digital) untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, daya saing, dan keberlanjutan (sustainability) diantaranya melalui sub-sistem penangkapan ikan, sub-sistem budidaya (onfarm), sub-sistem pengolahan (processing and packaging), atau Sistem Bisnis Perikanan Terpadu (Hulu – Hilir),” katanya saat menjadi narasumber webinar meet the expert yang dilaksanakan Agree Update bersama Telkom Indonesia, Kamis (30/12/2021).
Menurut Rokhmin Dahuri digitalisasi memiliki peranan penting dalam membuka Pasar Domestik dan Ekspor Produk Perikanan Tangkap dan Budidaya di Indonesia diantaranya memperpendek rantai distribusi yang kurang efisien, memberikan kepastian harga di nelayan/pembudidaya ikan dan konsumen.
“Penciptaan pasar online (domestik & eskpor) untuk membantu penyerapan produk hasil perikanan tangkap dan budidaya, dengan jangkauan pasar yang lebih luas dan tepat sasaran, pemasaran yang dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu, serta biaya pemasaran yang lebih murah dibanding pemasaran konvensional,” terangnya.
Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu menambahkan bahwa digitalisasi juga bisa berperan melakukan engagement atau meraih konsumen karena komunikasi terjadi secara langsung dan dua arah sehingga pelaku usaha membina relasi dan menumbuhkan kepercayaan konsumen dan memberi hasil yang cepat sehingga pemasar dapat melakukan tindakan koreksi atau perubahan.
Sementara itu peranan Digitalisasi End To End dalam Menjawab Tantangan Hulu ke Hilir Perikanan Tangkap dan Budidaya di Indonesia dimana era digitalisasi telah menghadirkan startups yang kreatif di aspek teknologi produksi Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya.
“Digitalisasi menghadirkan model bisnis perikanan yang produktif, efisien, berdaya saing, dan sutainable di tengah-tengah masyarakat. Menghubungkan nelayan dan pembudidaya (produsen komoditas perikanan/raw materials) ke pabrik pengolahan hasil laut dan pembeli skala besar,” ujar dosen kehormatan Mokpo National University Korea Selatan tersebut.
Adapun terkait prospek dan arah digitaliasi sektor kelautan dan perikanan menurut Rokhmin Dahuri yakni pertama, penguatan aplikasi digital pada Perikanan Tangkap maupun Perikanan Budidaya melalui penyediaan permodalan, penyediaan sarana produksi, dan pemasaran domestik dan ekspor.
Kedua, Penguatan dan pengembangan aplikasi digital untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, daya saing, dan keberlanjutan (sustainability) di: (1) sub-sistem penangkapan ikan, (2) sub-sistem budidaya (onfarm), (3) sub-sistem pengolahan (processing & packaging), dan (4) Sistem Bisnis Perikanan Terpadu (Hulu – Hilir).
Ketiga, Pengembangan aplikasi digital untuk Sistem Bisnis Garam Terpadu. Keempat, Pengembangan aplikasi digital untuk Sistem Bisnis Industri Bioteknologi Perairan Terpadu.