Puteri Komarudin Optimis Ekonomi Indonesia Semakin Membaik
Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin optimis bahwa capaian ekonomi Indonesia akan semakin membaik. Sebab, menurutnya, Indonesia telah membuktikan mampu menjaga capaian kinerja ekonomi di tengah dinamika pandemi Covid-19 yang masih berlangsung selama tahun 2021. Hal ini tidak terlepas dari sinergi bersama antara DPR, pemerintah, industri, bersama seluruh lapisan masyarakat.
Puteri menilai, torehan ini menjadi bukti keberhasilan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) yang digawangi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bapak Airlangga Hartarto yang sejak awal berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi agar tetap berjalan beriringan.
“Bahkan, pada kuartal II-2021 Indonesia telah mampu keluar dari perangkap resesi ekonomi. Kami optimis tren pemulihan ekonomi ini akan terus berlanjut ke depan,” tegas Puteri dalam keterangan pers kepada Parlementaria, Kamis (30/12/2021). Politisi Partai Golkar ini menambahkan, kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diramu KPC-PEN telah menopang dengan baik terlaksananya berbagai program penanganan kesehatan, seperti Vaksinasi COVID-19.
Kebijakan PEN yang diramu KPC-PEN bertujuan menyangga konsumsi masyarakat lewat berbagai jenis bantuan sosial, seperti kartu sembako, PKH, kartu prakerja, diskon listrik. "Program PEN juga menjadi stimulus untuk dunia usaha dan UMKM, misalnya relaksasi PPnBM untuk kendaraan bermotor dan properti, subsidi bunga KUR, maupun penjaminan kredit. Beragam stimulus ini tentu penting untuk jaga keberlangsungan ekonomi dan pengendalian pandemi," urai Puteri.
Lebih lanjut, pemerintah pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2021 diprediksi mencapai lebih dari 5 persen. Sehingga, secara keseluruhan ekonomi Indonesia akan mencapai 3,5-4 persen. Capaian positif ini diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga tahun 2022 dengan target pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,2 persen.
“Saat ini kita dihadapkan dengan varian omicron yang berpotensi mendisrupsi kinerja perekonomian nasional. Untuk itu, kita tidak boleh lengah dan tetap harus waspada. Pemerintah telah memiliki pengalaman dalam menangani varian delta, tentu ini harus menjadi panduan untuk menghadapi berbagai varian baru yang mungkin akan muncul. Misalnya, pelaksanaan vaksinasi untuk dosis ketiga dan antisipasi dampak pembatasan aktivitas terhadap perekonomian,” tuturnya.
Puteri juga mengimbau pemerintah beserta Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mengantisipasi berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian target pertumbuhan tahun 2022. Ia menambahkan bahwa tantangan ke depannya bukan hanya muncul dari varian baru pandemi, tetapi juga resiko-resiko lainnya seperti kebujakan moneter negara maju yang berpotensi mempengaruhi stabilitas keuangan domestik.
"Belum lagi krisis keuangan yang menimpa perusahaan properti raksasa Tiongkok yang juga bisa memicu sentimen global. Beberapa tantangan ini harus disiapkan exit policy melalui bauran kebijakan dari moneter, fiskal, perbankan sehingga pertumbuhan ekonomi kian solid,” tutup legislator dapil Jawa Barat VII tersebut.
Diketahui, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan perbaikan sejak awal tahun 2021. Pada kuartal I-2021, pertumbuhan ekonomi masih berada di zona negatif, yaitu minus 0,71 persen (yoy). Namun, pada kuartal berikutnya pertumbuhan ekonomi telah memasuki zona positif dengan tumbuh 7,07 persen (yoy) yang sekaligus mengakhiri resesi ekonomi sejak beberapa kuartal sebelumnya. Tetapi, capaian ini kembali terkoreksi menjadi 3,51 persen (yoy) akibat kebijakan PPKM seiring merebaknya varian delta pada kuartal III-2021. (bia/sf)