Tak hanya bicara bisnis, BRI Demak juga bicara melalui pendekatan sosial. Selain menyalurkan pinjaman, tapi juga mengajarkan UMKM menabung. Agar pelaku UMKM bisa modern, digital dan mengglobal.
BRI Kanca Demak kembali meraih prestasi sebagai bank berkinerja terbaik se-Karesidenan Semarang pada 2021. Sejak 2019 berturut-turut hingga 2021 lalu bank ini memang selalu menduduki ranking 1 sebagai bank dengan kinerja terbaik. Ninik Sulistyorini, Pemimpin Cabang BRI Kanca Demak, mengatakan, keberhasilan BRI Kanca Demak ditopang oleh simpanan dana pihak ketiga melalui Simpedes, Britama dan Deposito yang tumbuh positif. Di samping itu penyaluran kredit usaha rakyat juga tinggi.
"BRI Kanca Demak sebagai bagian dari BRI punya komitmen untuk fokus pada segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) secara konsisten. Kepuasaan dan kepercayaan kepada BRI juga terpotret dari peningkatan jumlah nasabah termasuk nasabah kredit," ujar Ninik Sulistyorini kepada TrustNews.
Sebagai informasi, Pada tahun 2020 dana simpanan pihak ketiga sebanyak Rp 1,043 triliun dan pada Mei 2021 jumlahnya menjadi Rp1,070 triliun. Dari jumlah itu Rp900 miliar diantaranya berasal dari simpedes.
Kemudian KUR mikro dan super mikro tahun 2020 sebanyak Rp319 miliar dan pada Mei 2021 mencapai Rp356 miliar.
"Dana KUR yang nilai pinjamannya Rp50 juta ke bawah telah terselur sebanyak Rp355 miliar. Jumlah ini akan terus bertambah apalagi ada kebijakan pinjaman tanpa agunan bisa dicover hingga Rp100 juta," kata Ninik.
"Atas resiliensi yang tinggi dalam mempertahankan kinerja positifnya dan dalam mendorong kebangkitan UMKM di Demak, kita mendapat apresiasi se-Karesidenan Semarang," ujarnya.
Komitmen BRI untuk fokus pada segmen UMKM di Demak, lanjutnya, dibuktikan dengan begitu banyaknya unit-unit kerja hingga 13 unit kerja yang dibawahi dua orang asisten manajer.
"Kami memang fokus khususnya pertama pembiayaan di segmen UMKM dari sisi pendanaan kredit. Kemudian kami juga mengajarkan mereka untuk menabung. Jadi bukan semata mata kita menyalurkan pinjaman tapi mengajarkan mereka menabung," ujarnya.
"Kita juga mengenalkan mereka digitalisasi perbankan yang baik dalam transaksi finansial maupun non finansial itu dengan BRImo, misalnya. Kami juga ada sosial value yang kita kembangkan di teman-teman UMKM mulai dari bantuan pangan non tunai, kartu keluarga sejahtera, program Indonesia Pintar hingga pupuk bersubsidi," tambahnya.
"Semua program itu tidak ada nilai bisnisnya. Lalu ada yang tanya, terus apa keuntungan BRI? BRI tidak melulu bicara bisnis, tapi juga sosial value yang kita ambil dari masyarakat," tambahnya.
Ninik pun menunjuk Pelatihan UMKM yang diadakan BRI Kanca Demak setiap bulan secara gratis. Pelatihan ini diselenggarakan Bank BRI untuk meningkatkan kapabilitas UMKM untuk go modern, go digital, go online dan go global. Para pelaku UMKM yang hadir akan mendapatkan pelatihan terkait administrasi dan manajemen keuangan, pelatihan terkait e-commerce, akses informasi terhadap permodalan, hingga info pasar.
"Kita tidak hanya memberikan pelatihan saja. Setelah mereka menghasilkan produk yang kita latih, mereka juga bisa memasarkan produknya disini. Kemudian kalau ada pameran-pameran UMKM, kami gandeng mereka. Sehingga lingkup pemasaran mereka lebih luas," paparmya.
Dirinya juga mengungkap keberadaan 'Pojok Mantri Desa (PMD' yang diluncurkan BRI. Mantri BRI memiliki posko di kantor kelurahan atau desa dan siap untuk bertugas setiap harinya. Mantri berkoordinasi dan berkolaborasi dengan aparat desa untuk melakukan sosialisasi produk dan layanan mikro BRI seperti Tabungan BRI Simpedes, Kupedes, KUR Mikro BRI, BRImo, Pasar.id, AMKKM, Asuransi Mikro dan layanan lainnya kepada para pelaku usaha mikro, komunitas/klaster usaha mikro, komunitas desa, tokoh masyarakat, masyarakat desa dan lainnya.
Mantri BRI disini juga akan menjalankan fungsinya sebagai financial advisor atau penyuluh digital dengan memberikan sosialisasi, edukasi, pendampingan dan konsultasi bisnis kepada para calon nasabah mikro. Tak hanya itu, Mantri BRI juga berperan aktif dalam kegiatan sosial yang ada di desa.
"Harapan kita dengan keberadaan PMD, kita bisa lebih dekat lagi dengan UMKM. Sebab masih ada pelaku UMKM yang takut ke bank, jadi kami sediakan setiap satu kelurahan satu mantri untuk menangani," pungkasnya. (TN)