Pan Brothers tetap bisa mempertahankan kepercayaan buyer dan supplier meskipun diterpa hal yang mungkin menjadikan perusahaan lain lumpuh. Permintaan masih sangat besar.
abar tak sedap itu dating dari Fitch Ratings. Lembaga pemeringkat global ini menurunkan Peringkat Nasional Jangka Panjang Pan Brothers dari C menjadi 'RD (idn)'.
Peringkat Nasional ‘RD’ mengindikasikan suatu emiten, dalam pandangan Fitch, telah mengalami gagal bayar atas surat utang, pinjaman atau kewajiban keuangan material lainnya tetapi belum menjalani pengajuan pailit, pengawasan (administration receivership), likuidasi atau prosedur formal penutupan perusahaan lainnya, dan juga tidak menghentikan kegiatan bisnis.
PT Pan Brothers Tbk (PBRX) melalui Anne Patricia Sutanto, Vice Chief Executive Officer Pan Brothers, mengatakan PBRX masih dalam proses restrukturisasi senior unsecured notes sebesar USD171 juta dan pinjaman sindikasi sebesar USD138 juta.
Dalam proses tersebut perusahaan dan pemegang surat utang telah sepakat untuk merestrukturisasi surat utang senior tanpa jaminan dibawah skema pengaturan, yang disetujui oleh Pengadilan Tinggi Singapura pada 17 Januari 2022.
PBRX mengharapkan restrukturisasi akan diimplementasikan pada akhir Maret 2022 setelah kondisi yang relevan terpenuhi. Ini termasuk pengakuan skema di Pengadilan Kepailitan AS.
"PBRX terkendala belum selesainya restrukturisasi sehingga rating PBRX belum normal. Ini menjadi kendala untuk pencarian dana untuk working capital," ujar Anne Patricia Sutanto dalam perbincangan dengan TrustNews.
"PBRX tetap bisa mempertahankan kepercayaan buyer dan supplier meskipun diterpa hal yang mungkin menjadikan perusahaan lain lumpuh. Pengajuan PKPU oleh Maybank Indonesia bersama HSBC dan pengajuan Kepailitan oleh Maybank Indonesia yang keduanya ditolak oleh Pengadilan Niaga membuktikan PBRX pantas menjadi aset industri TPT Indonesia yang memperkuat devisa negara dan memberi kesempatan kerja pada 33 ribu tenaga kerja, yang akan meningkat dengan melihat potensi pasar yang besar," paparnya.
Diakuinya, sampai saat ini permintaan dari buyer kepada PBRX masih sangat besar. Apalagi pangsa pasar PBRX hampir 97 persen untuk ekspor ke brand internasional.
"Sebenarnya sudah captive. Jika tidak terkendala modal kerja tentu seluruh permintaan buyer bisa dimanfaatkan PBRX sepenuhnya," ujar Anne.
"Tetapi kendala restrukturisasi yang masih dalam proses menjadi sebab tidak bisa dieksekusi. PBRX baru bisa memanfaatkan kesempatan yang ada untuk delivery di 2023," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, dalam term sheet restrukturisasi, PBRX dapat menambah lagi batas kreditnya hingga US$ 100 juta. Dua bank yang sempat menghentikan fasilitasnya, yaitu HSBC dan Maybank juga sudah setuju untuk kembali menyalurkan kredit kepada PBRX.
Mengutip materi paparan public PBRX pada Desember 2021 lalu, PBRX memiliki beberapa strategi jangka panjang yang salah satunya adalah menjadi mitra strategis bagi konsumen atau buyer perusahaan.
Dalam hal ini, pelanggan akan berkomitmen untuk memberikan jumlah pesanan minimum yang disepakati kepada PBRX. Kepastian dalam penjualan juga akan membantu PBRX untuk mengelola anggaran pembelian material dan rencana produksi yang lebih baik.
Kemitraan strategis juga memungkinkan PBRX untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan mendiversifikasi penawaran dengan pelanggan tertentu. Secara umum, konversi ke kemitraan strategis ditargetkan untuk menghasilkan pertumbuhan penjualan tahunan hingga 20% - 25%.
Tak hanya itu, kemitraan strategis memungkinkan PBRX untuk memperoleh dukungan modal kerja seperti fasilitas pembiayaan vendor. Di samping itu, PBRX juga memiliki strategi untuk meningkatkan margin perusahaan. Langkah tersebut ditempuh dengan memprioritaskan pelanggan yang menawarkan margin lebih tinggi, terutama dari pelanggan kecil hingga menengah dan fokus untuk memperoleh order dari brand-brand besar.
PBRX juga mendiversifikasi produk ke produk gaya hidup premium untuk memaksimalkan pemanfaatan fasilitas selama periode produksi low season. Ada pula implementasi otomatisasi dan digitalisasi yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.
Sebagai informasi, pada laporan keuangan tahun 2021, penjualan PBRX naik sebesar 0,7% dari US$ 684,9 juta menjadi US$ 689,4 juta.
"PBRX yakin bahwa sektor TPT sangatlah prospektif dan Indonesia menjadi pilihan sourcing dari banyak brand internasional," ujar Anne.
"Indonesia adalah negara yang paling siap menerima pengalihan order dari negara lain. Indonesia siap secara teknologi dan tersedianya tenaga kerja serta beberapa keunggulan bahan baku yang bisa dikembangkan di Indonesia antara lain yang berbasis rayon dan polyester," pungkasnya. (TN)