Komitmen dan kepedulian PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, pengelola jaringan minimarket Alfamart untuk ikut memberdayakan sektor UMKM di berbagai daerah terus berlanjut.
Peran nyata yang dilakukan di antaranya ikut mendukung produk-produk unggulan dan potensial dari kalangan UMKM. Tercatat ada 11.000 UMKM (para penyewa ruang usaha/tenant) Alfamart yang tersebar di 16.000 gerai minimarket di berbagai penjuru Nusantara, tentu bukanlah angka yang kecil.
"Visi perusahaan jelas yakni berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil. Ini diwujudkan melalui terbukanya Alfamart terhadap produk lokal khas daerah untuk bisa dibantu dipasarkan di toko Alfamart," tegas Solihin, Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau Alfamart, kepada TrustNews.
"Bahkan apabila ada produk yang dinilai potensial, kami siap untuk membantu prosesnya. Begitu pula dalam hal pemasaran, apabila produk itu diterima konsumen dengan baik kami pasti akan dukung untuk meningkatkan penjualannya," tambahnya.
"Tentu selama produk tsb memenuhi syarat yang ditetapkan pemerintah seperti PIRT, halal, BPOM, dinkes dan sebagainya," jelasnya memberi catatan.
Diakuinya, sebagai toko komunitas, Alfamart harus memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar. Komitmen ini ditegaskan melalui berbagai program Alfamart yang berfokus kepada penguatan peran UKM. Pemberdayaan dilakukan kepada pengusaha kecil, melalui program Outlet Binaan Alfamart, Tenant UKM maupun distribusi produk hasil olahan pelaku UKM.
“Apalagi dalam kondisi pandemi saat ini, Alfamart mengerti kesulitan banyak pelaku UKM dan berupaya untuk membantu mereka untuk bertahan untuk kemudian bangkit kembali,” sambungnya.
Bahkan menurutnya, meskipun Alfamart telah tersebar di Indonesia, bahkan hingga ke pelosok daerah. Namun harga produk yang ditawarkan, baik yang berada di pusat kota atau terjauh sekalipun, relatif sama.
"Harga produk yang ditawarkan di Alfamart di Aceh, Alfamart di Jakarta atau Alfamart di Sorong Papua Barat relatif sama. Ini menjadi bukti bahwa kami juga membantu masyarakat untuk bisa membeli barang kebutuhan dengan harga terjangkau," jelasnya.
Hal menarik, bagaimana Alfamart menerapkan kebijakan berupa merekrut penyandang disabilitas sebagai karyawan. Ratusan karyawan disabilitas telah bergabung dengan Alfamart melalui program Alfability. Menurutnya, melalui Alfability, Alfamart ingin menjadi perusahaan inklusi, yaitu perusahaan yang mengakomodir dan menghargai keberagaman karyawannya, dan memungkinkan kontribusi mereka secara penuh dan tanpa diskriminasi bagi semua orang, termasuk saudara kita penyandang disabilitas,”
"Saat ini kita memiliki 16.500 gerai dengan total karyawan lebih dari 100.000, salah satu perusahaan pemberi kerja terbanyak. Tenaga kerja di tiap daerah baik di toko, gudang atau kantor cabang adalah penduduk asli setempat, sehingga kehadiran Alfamart selain pemeratan distribusi barang kebutuhan, juga menyerap tenaga kerja putra daerah. Bahkan Alfamart juga aktif memberikan lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas," paparnya.
Dengan semua itu, tidaklah mengherankan, jika sepanjang 2021, Alfamart membukukan kenaikan laba yang signifikan. Berdasarkan laporan keuangan AMRT, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk mencapai Rp1,95 triliun pada 2021, naik 83,79 persen dibandingkan dengan capaian 2020 sebesar Rp1,06 triliun.
Pendapatan bersih AMRT tercatat naik 11,97 persen secara tahunan, dari Rp75,82 triliun pada 2020 menjadi Rp84,90 triliun pada 2021. Pendapatan segmen makanan naik dari Rp50,26 triliun menjadi Rp58,98 triliun dan pendapatan dari non-makanan naik dari Rp 25,52 triliun menjadi Rp25,90 triliun.
Berdasarkan lokasi operasional, wilayah Jawa di luar Jabodetabek menjadi penyumbang terbesar pendapatan yakni Rp32,67 triliun. Kemudian disusul kawasan luar Jawa Rp27,97 triliun, dan Jabodetabek sebesar 24,75 triliun.
Beban pokok pendapatan naik 11,27 persen, dari Rp 60,14 triliun pada 2020 menjadi Rp67,22 triliun. Laba kotor juga tercatat naik 14,71 persen, dari Rp15,41 triliun menjadi Rp17,68 triliun pada 2021.
Total aset AMRT naik dari Rp 25,97 triliun pada 2020 menjadi Rp27,49 triliun di 2021, dengan aset lancar naik menjadi Rp 14,21 triliun dari sebelumnya Rp13,55 triliun. Aset tidak lancar naik dari Rp 12,41 triliun menjadi 13,28 triliun.
"Alfamart yakin dengan jaringan toko yang luas dan dekat dengan konsumen akan memberikan value lebih dari hanya sekedar groceries store. Adanya layanan logistik (delivery hub), financial point of service, drop off/ pick up point, dan berbagai fungsi digital services lain yang membuat Alfamart kedepannya mampu menjadi true community store yang paling dekat dan paling akrab untuk masyarakat Indonesia," pungkas Solihin. (TN)