Jurus baru tengah disiapkan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX dalam menunjang eksistensinya di tanah air. Jurus baru ini dikeluarkan agar perusahaan yang sudah bertransformasi dan memperkuat corporate valuenya itu bisa meraih visi yang mereka kedepankan, yakni menjadi perusahaan yang berdaya saing tinggi dan mampu meraih Operation Excellent yang diharapkan.
Dalam mencapai sasaran ini, perusahaan yang dipimpin Dodik Ristiawan sebagai Direktur itu menargetkan tujuan awal melalui portofolio di masingmasing unit yang meliputi komposisi tanaman ideal dan diversifikasi usaha, dengan harapan bisa mendukung cash cost.
Langkah strateginya dibentangkan sejalan dengan yang telah digariskan PTPN III (Persero) selaku holding, yaitu mengembangkan komoditas karet dan tebu di tahun 2022, dengan target laba yang mencapai Rp 175,73 miliar.
“Optimalisasi komoditas tebu ini adalah melalui perluasan lahan di setiap unit dengan tujuan sebagai penyangga cash cost, karena jangka waktu produksinya pendek. Di sisi lain juga akan dilakukan perluasan DSIP, melalui pemanfaatan kerjasama lahan bengkok di masing-masing kabupaten. Semoga perluasan tahun ini bisa mencapai 2000 hektar. Komoditas tebu, ini memang sangat menguntungkan minimal diangka 90-100% per hektar,” ungkap Direktur PTPN IX Dodik Ristiawan disela-sela wawancara dengan Trustnews.
Sedangkan untuk komoditas karet, akan dioptimalkan kinerja tanamannya, sehingga melalui inovasi yang dikembangkan PTPN IX bisa diperpendek usia tanamnya menjadi 4 tahun. Dengan program percepatan ini diharapkan juga mampu menopang peningkatan cash flow perusahaan.
PTPN IX membudidayakan tanaman Karet sebagai core bisnis utama perusahaan. Tanaman karet adalah tanaman getah-getahan yang getahnya dapat diolah menjadi RSS (Ribbed Smoked Sheet). RSS lazim digunakan di aneka macam industri, sesuai dengan kebutuhan dari tingkat kebersihan dan kekuatan lembarannya.
“Guna mendongkrak produktivitas tanaman karet dan tebu tersebut, PTPN IX juga fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya (SDM),” tambah Dodik Ristiawan.
Peningkatan kualitas SDM ini juga sejalan dengan Program Transformasi EBITDA PTPN III (Persero) selaku holding perkebunan yang memiliki 9 Pilar, yang di antaranya adalah penguatan SDM menuju Operation Excellent dalam budaya komoditas. Kompetensi yang diharapkan adalah peningkatan budaya planters, disiplin penggunaan alat dan disiplin agriculture.
“Sebagai perusahaan BUMN, bisnis ini harus bisa berkembang dan masyarakat sekitar juga berkembang. Jadi selain punya kompetensi teknis di bidang budidaya melalui SDM, perusahaan juga bisa turut mensejahterakan lingkungan di sekitar yang dilandasi dengan value akhlak,” tandasnya.
Pihaknya juga akan menggerakkan petani atau masyarakat untuk bisa terlibat langsung dalam 3 skema pertama bagi pengembangan komoditas tebu lewat pemanfaatan lahan bengkok. Selain itu juga ada pemanfaatan tebu di lahan hagio serta melalui pengembangan tebu rakyat. Selanjutnya, kualitas di kebun hagio juga terus ditingkatkan dengan cara pengembangan lahan bibit. Setiap petani disuplai tebu yang baik, sehingga kesejahteraan petani tebu akan semakin meningkat.
Dengan peningkatan kompetensi SDM yang berkualitas dan sinergi kuat dengan masyarakat petani, tentunya akan berdampak pada hasil kerja yang didapatkan dan hal ini dapat dilihat dari kualitas hasil produksi tanam nantinya.
Apalagi, selama tahun 2021, PTPN IX mampu mengantongi laba sebesar Rp127 miliar. Untuk itu, dirinya optimis jika peningkatan kualitas SDM ini mampu dilakukan dengan baik dan benar tentu diyakini perusahaan mampu mendongkrak laba lebih besar lagi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“PTPN IX letaknya di tengah Pulau Jawa, asetnya tidak lebih dari Rp 3 triliun dan saya harapkan value yang dihasilkan bisa menjadi yang tertinggi di PTPN grup. Kita akan bisa kesana dengan memperbaiki portofolio bisnis kita serta menguatkan pokok bisnis perusahaan seperti karet dan tebu,” ujarnya. (TN)