Trustnews.Id - Kopi bukan hanya sekedar sebuah minuman saja. Bagi para penggilanya, kopi juga memiliki berjuta filosofi yang tersimpan dalam secangkir kopi di tiap seruputannya.
“Kopi tak pernah bohong. Waktu menyeduhnya akan memberikan aroma dan rasa yang berbeda. Pagi hari akan terasa berbeda di sore hari. Pun suasana hati si pembuat ikut mempengaruhi. Sebab kopi adalah kehidupan."
Begitulah seorang teman penjual kopi di salah satu kedai kopi yang berlokasi di Kecamatan Genuk, Semarang, Jawa Tengah, coba berfilosofi kopi.
Dan tak seberapa jauh, masih di kecamatan yang sama, pabrik pengolahan kopi berdiri. PT Taman Delta Indonesia. Belum terlalu tua, 29 tahun usianya di 2022 ini. Namun jejaring ekspormya menembus sejumlah negara. Mulai dari Jepang, Korea Selatan, China l, Malaysia, India, Afrika hingga Mesir. Pun Eropa Timur seperti Rusia, Georgia dan Bulgaria.
Tercatat, nilai ekspor kopi Taman Delta yang terus meningkat sejak 2013 yakni mengekspor kopi Semarang sebanyak 40 peti kemas senilai US$1,48 juta. Setahun kemudian naik jadi US$1,62 juta dan 2015 nilai ekspor mencapai US$2 juta.
"Secara hitung-hitungan nilainya terus mengalami kenaikan dari 40 kontainer / bulan naik jadi 50 kontainer/bulan di 2021. Dengan nilai keekonomian Rp500 juta perkontainer," ujar Elisa Prakoso, Export Marketing at PT. Taman Delta Indonesia kepada Trustnews.
Menurutnya, sejak pandemi melanda, Kondisi dunia mengalami perubahan yang begitu cepat. Negara-negara di dunia menutup pintunya demi menghindari penyebaran virus. Kondisi ini menyebabkan transportasi logistik terhambat dan supply chain global ikut terhambat.
Kopi asal Jawa Tengah menjadi salah satu primadona di luar negeri. Dalam satu tahun terakhir, setidaknya ada 9 juta kilogram atau 9 ribu ton biji kopi asal Jateng diserap pasar internasional.
"Kondisi cukup berat karena tarif sewa kapal naik tajam dan adanya beban biaya tambahan sebagai dampak dari kongesti di sejumlah pelabuhan global selama merebaknya pandemi covid-19. Belum lagi ditambah kelangkaan kontainer," ungkapnya.
Belum lagi lancar masalah yang ditimbulkan pandemi, lanjutnya, transportasi logistik dan supply chain kembali terganggu dengan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
"Food supply di dunia semakin susah. Buyer kami di negara berkembang lebih memprioritaskan impor beras daripada kopi," ujarnya.
Sebagai informasi, Taman Delta Indonesia merupakan perusahaan bergerak dalam bisnis kopi yang komprehensif termasuk pengolahan kopi dari perkebunan swasta, pemasaran biji kopi, dan ekspor. Biji Kopi siap untuk di ekspor, Fresh Roast Coffee, Luwak Coffee, Kopi TDI (Java Mocha Coffee, Java Arabica Coffee & Java blend Coffee).
Untuk ketahui, kopi asal Jawa Tengah menjadi salah satu primadona di luar negeri. Dalam satu tahun terakhir, setidaknya ada 9 juta kilogram atau 9 ribu ton biji kopi asal Jateng diserap pasar internasional.
Tercatat pula selama ini ekspor terbanyak ke Mesir mencapai 4,4 juta kilogram biji. Kemudian disusul Iran 1,2 juta kilogram, Georgia 900 ribu kilogram, Vancouver, Kanada sebanyak 19.000 kilogram atau 19 ton serta masih ada 42 negara lainnya.
Dari total 35 kabupaten dan kota di Jateng, 29 daerah memiliki perkebunan kopi. Hampir semua wilayah di Jateng berpotensi menjadi penghasil kopi.
Dengan luas lahan kebun kopi di Jateng mencapai 45.779 hektar. Dengan lahan kopi arabika seluas 7.655 hektare dan kopi robusta seluas 38.123 hektar. Dengan luas tersebut, tentu saja produksi biji kopi robusta mendominasi sebanyak 70 persen dari hasil keseluruhan. Atau setara dengan 23.279 ton per tahun. Sedangkan hasil produksi kopi arabika hanya 2.719 ton saja.
Kopi asal Temanggung menyumbang 10.611 ton, hampir setengah dari total produksi kopi Jateng sebesar 24.188 ton.
Jateng memiliki tiga jenis produk olahan kopi. Yakni biji kopi atau green bean, kopi bubuk, dan kopi celup. Namun biji kopi mendominasi dibanding produk lainnya. Karena dengan green bean masih dapat diolah sesuai keinginan pembuat kopi.
"Ekspor komersial kita 90 persen robusta. Sisanya 10 persennya baru arabica," pungkasnya.