TRUSTNEWS.ID. - PT Amarta Karya (AMKA) Persero, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Konstruksi, mendukung program Kementerian PUPR dalam membangun infrastruktur yang tidak hanya bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun juga memperhatikan kelestarian lingkungan dan berkelanjutan. Upaya tersebut AMKA lakukan dengan mengembangkan konsep infrastruktur hijau yang mencakup sistem alamiah (natural system) dan solusi teknis (engineered solution).
Nikolas Agung, Direktur Utama PT AMKA (Persero), mengatakan, dalam pelaksanaan pembangunan proyek infrastruktur, baik itu gedung, jalan raya, jembatan, serta bendungan, oleh Amka selalu memegang teguh prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan yang ramah dan berkelanjutan.
"Upaya PT AMKA (Persero) tersebut dilakukan sejak tahap perancangan, pembangunan, pengoperasian, hingga tahap pemeliharaan memperhatikan seluruh aspek yang terkait dalam upaya perlindungan dan penghematan penggunaan sumber daya alam," ujar Nikolas Agung kepada TRUSTNEWS.
"Seperti beberapa proyek kami sudah menerapkan green building seperti gedung Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) Badan Standardisasi Nasional (BSN), Pembangunan gedung Kantor Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Rumah Sakit Modular Jenderal TNI L.B Moerdani Merauke dan proyek-proyek lainnya," tambahnya memberi contoh.
Tak hanya itu, Agung juga mengatakan, meski bergerak dalam bidang jasa konstruksi, PT AMKA (Persero) juga memiliki unit bisnis yang bergerak di bidang produksi dan penyediaan produk dengan inovasi yang ramah lingkungan berbahan dasar serabut kelapa yang diberi nama Amarta Reka Daya Cipta (ARDC) Eco Creative.
"Kami juga mempunyai brand ARDC Eco Creative (Amarta Reka Daya Cipta). Lewat brand ini, bersama dengan mitra strategis, kami memproduksi sabut kelapa menjadi coco board bahan mebel, bahan packaging pengganti kayu," ungkapnya.
“Bahkan kami mempunyai prototipe rompi dan helm anti peluru yang terbuat dari sabut kelapa sebagai substitusi bahan kevlar. Produk kami ini sudah lolos uji dan kami sudah mendaftarkannya untuk mendapatkan sertifikasi SNI. Semoga tahun depan, kami sudah dapat memproduksinya secara massal. Produk-produk semacam ini merupakan eco product yang memiliki nilai jual tinggi di pasar Eropa,” lanjutnya.
"Produk dari sabut kelapa ini sudah diakui di mancanegara, terbukti kami sudah memperoleh kontrak eksklusif dari IKEA Global untuk 10 tahun ke depan. Kami sudah menandatangani MoU dengan Suzuki untuk memproduksi packaging material pengganti kayu untuk ekspor mobil," papar Nikolas.
Tak berhenti hanya di sabut kelapa, PT AMKA (Persero) lanjutnya, bermitra untuk memproduksi kompor induksi sebagai upaya membantu mewujudkan program pemerintah mengurangi subsidi LPG (Liquid Petroleum Gas).
"Dalam rangka utilisasi workshop, kami memanfaatkan workshop yang kami miliki untuk membuatnya. Produk kompor induksi ini sedang kami patenkan dan semoga tahun depan sudah dapat berproduksi secara massal. Keunggulan produk kami, hemat listrik, dengan input 200 Watt mampu menghasilkan output sebesar 1000 Watt,” ungkap Nikolas.
PT AMKA (Persero) kini mempunyai lima lini bisnis utama, manufaktur (fabrikasi), gedung, infrastruktur, EPC dan properti. Semua lini bisnis tersebut didukung dengan workshop fabrikasi milik sendiri.
Selain itu PT AMKA (Persero) memiliki portfolio pengalaman yang banyak dan unggul dalam pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan Fabrikasi Jembatan Gantung serta beberapa unit bisnis yang membawahi kelima lini bisnis utama. Seperti ARDC Eco Creative, Amarta Geospatial Solution yang bergerak di bisnis pemetaan wilayah serta Amarta Air Solution yang bergerak di bisnis HVAC.
Saat ini PT AMKA (Persero) tengah menangani proyek besar seperti pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 di Sukabumi, yang diberi nama Bukit Algoritma, yang memasuki tahap perencanaan dan pembebasan lahan. AMKA juga terlibat dalam proyek Jakarta Smart City dengan membangun jaringan fiber optic. Pihak swasta yang menggandeng PT AMKA (Persero) mendapat konsesi di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat dengan total panjang konsesinya mencapai 1200 kilometer.
"Kami saat ini masih terus bertekad dan berkomitmen terus memajukan Perusahaan sehingga dapat menjadi BUMN di level menengah ke atas secara omzet, penjualan, serta profit. Strategic Creating Project dan Strategic Partnership menjadi pilar penting dalam keberlangsungan Perusahaan," ujarnya.
"Ke depan, bukan tidak mungkin kami akan terus merangkul mitra-mitra bisnis baru supaya proyek-proyek bisnis kami dapat berkembang lebih besar. Keuntungannya bukan hanya didapatkan oleh AMKA dan mitra bisnisnya, tetapi juga Merah Putih Indonesia tercinta," pungkasnya. (tn/san)