TRUSTNEWS.ID - Yana Saptayana, optimis bank yang dipimpinnya dapat terus berkembang di tengah proyeksi gelapnya ekonomi dunia tahun 2023. Menguatnya pemulihan ekonomi ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi Q3 2022 dibandingkan Q2 2022 sebesar 1,8% (qtq).
Optimis Yana yang juga Direktur Utama BPR Mitratama Arthabuana (Bank Mitra), bukan tanpa alasan. Ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 (Q3) sebesar 5,72% (year-on-year/yoy). Dengan tingkat pertumbuhan ini, level PDB nasional secara kumulatif sampai dengan triwulan III-2022 berada Bank Mitra GO DIGITAL 2023 Meski kondisi perekonomian 2023 tidak jauh berbeda dengan 2022, Bank Mitra optimis menapakinya.
Termasuk memberikan kemudahan kepada nasabah melalui layanan digital. 6,6% di atas level kumulatif I-III 2019. "Saya perkirakan tantangan 2023 tidak jauh berbeda dengan 2022, tapi lebih cerah karena UMP naik, pertumbuhan ekonomi naik dan konsumsi membaik," ujarnya menjawab Trustnews.
"Sampai September lalu kita ada kenaikan penyaluran kredit sampai 28,13% dan 2023 kita ingin tembus di 25%. Dan, ada OJK yang meresmikan perpanjangan restrukturisasi sampai 2024 di sektor UKM, akomodasi, tekstil, korporasi, tambak dan beberapa sektor lainnya, ke semua itu membuat kita makin optimis," paparnya.
Secara lokal, menurutnya, ada tiga komoditas yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kalsel, yakni batu bara, sawit dan karet. "Kalau ketiga komoditas ini bagus, impact ke masyarakat juga bagus. Semoga terus berlanjut sehingga kami bisa tumbuh lagi dalam penyaluran kredit," ujarnya.
Bank yang berlokasi di wilayah Kalimantan Selatan, ini menawarkan berbagai produk pinjaman atau kredit (Kredit Bank Mitra). Beragam produk kredit Bank Mitra ini tentunya memiliki sejumlah keuntungan bagi nasabah yang mengajukan kredit. Antara lain Kredit Investasi, Kredit Mikro, Kredit Konsumtif, dan KKB (Kredit Kendaraan Bermotor).
Beragam produk kredit ini dapat diajukan melalui portal resmi bank mitra. "Hampir 60 persen penyaluran kredit untuk sektor UMKM.Kita punya kredit ultra mikro tanpa jaminan, untuk pedagang di pasar dengan plafon Rp5 juta dan bisa diangsur setiap hari selama 6 bulan," ujarnya.
"Kami mempunyai 8 unit e-collector yang melayani tabungan dan angsuran harian tersebar melayani di pasar-pasar yang dekat kantor cabang kami. Ratarata transaksi harian melalui e-collector ini 35 juta sd 40 juta diluar transaksi pembukaan deposito," ungkapnya.
Sebagai informasi, Bank Mitra mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 28,13% secara tahunan menjadi Rp.178,52 miliar di 2022 dari Rp.139,32 miliar di 2021. Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut ditopang oleh pos DPK atau Dana Pihak Ketiga yang turut tumbuh sebesar 32,60% menjadi Rp.175,175 miliar di 2022 dari Rp. 132,105 miliar pada 2021.
Sementara total asetnya tumbuh 13.46% menjadi Rp274,371 miliar di 2022 dari Rp241,825 miliar di 2021. Dengan pertumbuhan-pertumbuhan tersebut, BPR Mitratama Arthabuana mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp16,1 miliar di 2022 dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp11,3 miliar.
Dalam upaya mendorong pertumbuhan sektor kredit, lanjut Yana, pihaknya mulai Go Digital dengan menggandeng vendor berpengalaman untuk membuat aplikasi Mitra Mobile Banking (MiMo). Beberapa keuntungan menggunakan MiMo ini diantaranya untuk transfer, cek saldo semua tabungan nasabah, deposito, outstanding kredit, pembayaran mulai dari PLN, PDAM, Telkom, tv kabel, angsuran finance, BPJSTK, BPJS Kesehatan, top up e-wallet serta pembelian paket data, pulsa, token PLN, e-money dan e-wallet.
"Mitra Mobile Banking (MiMo) saat ini dalam proses uji coba (pilot in review),” ujarnya.
"Proses pelayanan digital sangat mudah, cepat dan aman. Untuk kegiatan transfer, cek saldo.dan pembayaran. Nasabah tidak perlu repot-repot lagi karena terproses saat itu juga, tidak perlu menunggu lama,” pungkasnya.
(tn/san)