trustnews.id

BPVP Sidoarjo Hadirkan Pelatihan Berbasis Kompetensi
istimewa

Wilayah kerjanya meliputi 24 kabupaten/kota di Jawa Timur di antaranya Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Malang, Batu, Blitar, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. 


Berdiri pada 13 September 201),  BPVP Sidoarjo mengedepankan kinerja yang berpijak pada pengembangan kemitraan dengan 19 BLK (12 UPT BLK milik Pemprov Jawa Timur dan 7 BLK milik Pemerintah Kabupaten) serta sekitar 500 BLK Komunitas. 


“Meskipun BPVP Sidoarjo baru berumur 3 tahun, namun sebagai UPTP kami berkomitmen untuk senantiasa menghadirkan pelatihan berbasis kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat,” ungkap Kepala BLV Sidoarjo Muhammad Aiza Akbar kepada TrustNews.  


Selain itu, lanjutnya,  BPVP Sidoarjo juga berkomitmen untuk senantiasa berbenah dan selalu menyesuaikan pelatihan vokasi yang diselenggarakan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar kerja. Sehingga mampu berkontribusi bagi perluasan kesempatan kerja dengan hadirnya sumber daya manusia terampil yang tersertifikasi dan siap untuk berkarya pada masing-masing bidang usaha.


Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu wilayah penyangga Surabaya tentu mempunyai peluang pengembangan SDM di seluruh lini usaha. Terlebih lagi dari sisi lokasi BPVP Sidoarjo berbatasan langsung dengan  Kabupaten Sidoarjo, Pasuruan dan Mojokerto. Untuk itu lembaga pendidikan ini harus bisa menangkap peluang pengembangan SDM dalam bidang industri manufaktur. “Namun demikian, Sidoarjo sebagai wilayah yang masuk dalam kategori Ring 1 Jawa Timur (Bersama Kota Surabaya, Kab. Gresik, Kab. Mojokerto dan Kab. Pasuruan) dengan upah minimum di atas 4,5 juta, tentu kebutuhan pasar kerja di wilayah tersebut adalah SDM dengan kompetensi dan keahlian menengah tinggi,” tandas Aiza Akbar.


Untuk menyikapi hal tersebut, BPVP Sidoarjo selalu berproses untuk meningkatkan level pelatihan pada seluruh jenis kejuruan, sehingga alumni BPVP Sidoarjo memiliki keterampilan dan kompetensi yang cukup baik untuk disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dengan range upah di atas 4,5 juta rupiah. 


Untuk fokus pada kejuruan yang dikembangkan, BPVP Sidoarjo menyasar pada industri manufaktur. Tujuannya untuk mensupport kebutuhan di sekitar serta perkantoran, mengingat wilayah Surabaya dan sekitarnya kebutuhannya cukup tinggi, terutama di bidang industri dan perkantoran.   


Guna menunjang  itu BPVP Sidoarjo senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan level pelatihan. Setiap tahun BPVP Sidoarjo menyelenggarakan program dengan level yang lebih baik secara bertahap, sehingga alumni BPVP Sidoarjo selalu lebih unggul dan sesuai kebutuhan kompetensi industri. “Selain itu, dalam pelatihan berbasis kompetensi (PBK) yang diselenggarakannya, selalu diberikan materi peningkatan soft skills, peningkatan mental, fisik dan discipline (MFD) serta pemberian materi oleh perusahaan. Sehingga baik teknis maupun sikap, alumni BPVP Sidoarjo akan lebih baik, lebih siap memasuki dunia kerja dan lebih berdedikasi,” ungkapnya meyakinkan.


Diakui Aiza Akbar, sebagai institusi pelatihan yang baru peralatan yang dimiliki BPVP Sidoarjo memang masih standar, namun demikian pihaknya senantiasa melakukan upgrade peralatan pelatihan melalui beberapa cara; pertama, mendapatkan dukungan langsung dari Ditjen Binalavotas, hal ini dilakukan secara bertahap bersamaan dengan balai lainnya, sehingga secara bertahap peralatan yang ada dapat menunjang program pelatihan yang semakin ditingkatkan.


Kedua, melakukan pengadaan sendiri untuk kebutuhan yang bersifat mendesak, tentu apabila terdapat kebutuhan mendesak namun belum terdapat alokasi penambahan dari pusat, BPVP Sidoarjo mengadakan pembaruan peralatan dengan alokasi dana sendiri, sebagai contoh, mesin las 6G dan set alat jahit kulit.

“Ketiga, kami melakukan penyewaan peralatan dari instansi lain, mengingat kebutuhan yang tinggi dan tidak memungkinkan mengadakan perlatan tersebut dalam waktu cepat, kami menyewa peralatan pelatihan. Seperti di tahun lalu kami menyewa peralatan pelatihan forklift dan AC dilakukan melalui mekanisme sewa dari instansi lain atau dari perusahaan penyewaan,” kata Aiza Akbar lagi. (TN)
 

"Jadi ketiadaan peralatan bukan sebagai alasan tidak mampu menyelenggarakan pelatihan sesuai kebutuhan pasar kerja. Selanjutnya kami juga senantiasa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia instruktur untuk memenuhi kebutuhan pelatihan sesuai permintaan pasar kerja," tutupnya. (TN)