Trustnews.Id - Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur terus mendorong peningkatan produk lokal ke pasar internasional. Upaya ini ditempuh dengan tiga cara, yakni Export Coaching Program (EPC) mencetak eksportir milenial dan rumah ekspor.
Drajat Irawan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, mengatakan, penyelenggaraan kegiatan Export Coaching Program (ECP) merupakan sinergi dan kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan RI.
Saling bersinergi untuk membantu para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun Industri Kecil Menengah (IKM) yang ada di daerah agar berhasil dalam melakukan ekspor ke negara lain walaupun di tengah adanya pandemi Covid-19," ujar Drajat Irawan.
Melalui program ECP, lanjutnya, peserta telah dibekali banyak materi yang sangat bermanfaat selama bulan Januari sampai November 2021 tentang rentang pelatihan selama satu tahun penuh, antara lain peningkatan kualitas produk, kesiapan proses ekspor, pemasaran dan pencarian calon pembeli potensial.
Kemudian juga perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, serta pengembangan tim ekspor yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kapasitas IKM Jawa Timur untuk dapat melakukan penetrasi dan optimalisasi pasar ekspor ke negara mitra dagang potensial.
Keberhasilan untuk meraih devisa dari sektor ekspor tidak terlepas dari peranan yang dimainkan oleh para stakeholder di Jawa Timur terutama asosiasi ekspor yang senantiasa mendukung peran pemerintah.
Program pendampingan yang dilakukan Pemerintah tersebut diharapkan dapat membantu pelaku UKM dan IKM yang ada di Jawa Timur siap untuk melakukan ekspor dan menjalankan bisnis ekspor secara efektif serta melakukan penyempurnaan bisnis dalam segi manajemen, produksi, promosi serta pemasaran.
Pendampingan UKM/IKM secara efektif dan efisien yang berlangsung secara berkesinambungan akan dapat meningkatkan kualitas UKM/IKM untuk menyediakan produk yang berdaya saing tinggi yang dilengkapi dengan standar yang sesuai.
Adapun pasar ekspor yang berhasil ditembus melalui pendampingan ECP, antara lain Vietnam, Inggris, Belanda, Angola, India, China, Korea, Azerbaijan, Taiwan, Singapura, Belgia, Jepang, dan Australia dengan mencatatkan total nilai transaksi ekspor peserta ECP Jatim 2021 periode Maret–November 2021 mencapai Rp 22,58 miliar.
“Tentunya kami berharap bahwa pada tahun-tahun kedepan, ECP akan terus diadakan di Jawa Timur karena Jawa Timur masih memiliki banyak produk unggulan untuk dikembangkan ke pasar luar negeri,” jelasnya.
Program EPC, menurutnya, selain mencetak eksportir muda (milenial). Juga memberdayakan desa-desa melalui Desa Devisa. Sebuah upaya Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai program pendampingan berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development).
"Tahun ini target kita ada 20 desa devisa. Sudah dikunjungi disperindag dan LPEI. "LPEI memberikan memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor. Termasuk seluruh biaya dalam ekspor yang dilakukan desa akan dibantu oleh LPEI.
LPEI juga menjamin selama desa melakukan ekspor akan dibantu," urainya
Pada saat yang bersamaan, lanjutnya, Disperindag juga akan mendirikan 'Rumah Ekspor'. Melalui rumah ekspor ini nantinya para pelaku UMKM dapat mencari info produk-produk yang dijual ke luar negeri.
"Tidak saja info produk, tapi juga teman-teman UMKM bisa mendapatkan informasi terkait regulasi ekspor apa saja yang harus dipenuhi, bagaimana Bea Cukai, apa itu Balai Karantina dan LPEI. Jadi semua kegiatan ekspor selesai disitu. Selain itu di kami juga memberikan SKA (Surat Keterangan Asal) yang bisa menurunkan tarif bea di negara tujuan jika digunakan," paparnya.
Termasuk juga keberadaan Export Center Surabaya (ECS) hasil kerja sama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim dan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan (Kemendag), dirinya berharap, mempunyai ruang lingkup dan cakupan yang lebih luas, misalnya penetrasi pasar, pengembangan ekspor, pemenuhan database ekspor, serta peningkatan nilai ekspor non migas, yang nantinya diharapkan dapat mendongkrak kinerja perdagangan luar negeri Jawa Timur melalui sektor ekspor.
"Keberhasilan untuk meraih devisa dari sektor ekspor tidak terlepas dari peranan yang dimainkan oleh para stakeholder di Jawa Timur terutama asosiasi ekspor yang senantiasa mendukung peran pemerintah dalam meningkatkan kinerja ekspor non migas melalui strategi penetrasi dan pengembangan pasar di kancah internasional,” pungkasnya.
(tn/san)