Para pelaku industri baja ringan mengaku tahun ini akan lebih optimis kendati pandemi Covid-19 masih terus berlangsung. Pemberian insentif dan komitmen pemerintah serta program vaksinasi diyakini menjadi pendorong kinerja pada tahun ini.
"Industri baja ringan kalau saya lihat tahun ini cukup bagus. Sempat ada penurunan di Februari dan Maret. Tapi April kita udah mulai naik lagi. Mei agak turun lagi karena puasa dan idul fitri. Tapi saya pikir cukup bagus tahun ini," ujar Ketua Umum Perkumpulan Seluruh Industri Baja Ringan Indonesia (Persibri), Liang Wali, kepada TrustNews.
Dia pun mengungkap, Pasokan BjLAS dari China di awal sampai tengah tahun 2020 terhenti, sehingga pasok jauh menurun dan hanya berasal dari negara lain, seperti Vietnam, Korea, dan Jepang. Dari data yang ada, Impor BjLAS karbon pada periode Jan-Mar 2021 mengalami kenaikan 180% (dari 28.696 ton menjadi 80.371 ton) dibandingkan Jan-Mar 2020.
Liang Wali melanjutkan, jika menggunakan Benchmark 2019 (kondisi normal),impor BjLAS paduan Jan-Mar 2021 turun 47% (dari 167.501 ton menjadi 89.076 ton) dibandingkan Jan-Mar 2019. Kenaikan impor pada 2021 disebabkan naiknya permintaan seiring pemulihan ekonomi nasional pasca Pandemi Covid-19. Semantara di sisi lain, kapasitas produksi dalam negeri BjLAS belum memenuhi kebutuhan pasar domestik.
"Pemerintah terus menggalakkan sejumlah proyek dalam upaya membangun ekonomi supaya tidak terpuruk. Walaupun quartal pertama tahun ini kita masih minus 0,74, saya pikir quartal kedua bisa plus untuk ekonomi kita," urainya.
"Sektor industri sangat di dukung oleh pemerintah dan menjadi tulang punggung untuk kebangkitan ekonomi indonesia. Baja ringan termasuk di dalam sektor konstruksi, maka industri baja ringan prospeknya akan bagus," tambahnya.