trustnews.id

Perumda Tirtayasa Kota Pekalongan Fokus Mengoptimalkan Air Bersih
Dok, Istimewa

Kota Pekalongan merupakan daerah pesisir yang tidak memiliki air permukaan. Di samping itu sebagian masyarakat, industri, dan perhotelan masih melakukan pengambilan air bawah tanah. Hal ini disinyalir menjadi pemicu penurunan muka tanah (land subsidence).

Kendati demikian Pemkot Pekalongan melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtayasa Kota Pekalongan berupaya memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakat sehingga tak ada lagi pengambilan air bawah tanah.  

Direktur Utama Perumda Tirtayasa Kota Pekalongan, Muhammad Iqbal mengungkapkan bahwa land subsidence dengan luasan Kota Pekalongan 45.000 KM yang ekstrim hanya di titik-titik tertentu.

"Kita tanggapi secara tidak sporadis untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi warga. Bagaimanapun juga kondisi Kota Pekalongan yang di pesisir dengan sumber air baku kurang, tetap kita andalkan air bawah tanah yaitu sumur," terang Iqbal.  

Namun demikian, lanjut Iqbal di tahun 2023 ini pihaknya terus meningkatkan komitmen dengan mengoptimalkan pasokan air dengan cara menjaga dan memperbaiki sumber air yang ada. Selain itu juga, melakukan tata kelola jaringan pipa sesuai dengan zona agar pasokan air dari sumber bisa terserap masyarakat/pelanggan air minum secara maksimal. 

Untuk memaksimalkan upaya tersebut Perumda Tirtayasa Kota Pekalongan fokus terhadap pembenahan jaringan pipa dan suplai air.

“Target cakupan teknis mencapai 100%, terdiri dari administrasi 70 % sisanya 20% Pamsimas dan 10 % Sumur Mandiri,” terang Iqbal kepada TrustNews.

Diakui Iqbal, pihaknya masih menghadapi tantangan yang cukup kuat, terutama dalam menyalurkan air bersih secara maksimal. Tingkat kebutuhan air minum untuk masyarakat Kota Pekalongan dengan jumlah penduduk 310.000 jiwa membutuhkan air sebanyak 550 liter per detik. Sedangkan kapasitas produksi untuk stok mencapai 540 liter per detik.

"Namun ada yang belum terbangun sarana dan prasarananya jadi masih tersuplai 370 liter per detik sisanya dari Spam Regional sebanyak 70 liter per detik masih dalam pengembangan jaringan dan IPA 100 liter per detik intakenya sudah ada namun IPA belum terbangun,” katanya.