TRUSTNEWS.ID,. -
PT Varuna Tirta Prakasya - VTP (Persero) akan terus menjunjung tinggi komitmennya dalam mendukung langkah pemerintah untuk berusaha menurunkan biaya logistik yang masih tinggi di atas 20%. Tentunya ini bukan komitmen yang mudah untuk dilaksanakan, tapi tidak mustahil untuk dikerjakan.
Namun demikian situasi ini menjadi bagian dari hal yang kami pikirkan dan mencoba untuk dikerjakan dengan sebaik-baiknya,” tegas Adi Nugroho, Direktur Utama PT Varuna Tirta Prakasya kepada TrustNews belum lama ini.
Dalam kajian Adi Nugroho dan tim, ada pandangan menarik dan menjadi perhatian khusus, satu di antaranya tinjauan kegiatan konsep logistik di wilayah Timur Indonesia, yang biaya logistiknya sangat mahal. “Ini juga bagian daripada hal yang coba kita kerjakan. VTP akan mencoba konsep logistik di 3T di wilayah terluar, terdepan, dan terbelakang. Ini juga bagian hal-hal yang coba kita perhatikan dan mudah-mudahan dengan keberadaan VTP masuk ke sana, itu juga menjadi peluang untuk bisa menurunkan biaya logistik. Dan tentunya mendukung arus logistik yang ada di daerah-daerah tersebut,” tegas Adi.
Kalau ditanya optimismenya, Adi mengaku sangat besar. Karena berdasarkan kajiannya semakin masuk ke wilayah Timur Indonesia, para pemain di sektor logistik semakin sedikit. Meskipun membuka celah bisnis, kondisi ini diakuinya sangat memprihatinkan. Adi pernah mendapat informasi kalau hasil tangkapan ikan nelayan tidak bisa dikirim dengan baik sehingga harus dibuang ke laut karena busuk.
“Bahkan saya dapat informasi di NTB maupun sekitarnya hasil panen jagungnya tidak bisa terangkut dengan baik karena kurangnya sarana logistik yang baik dan akhirnya seringkali dibuang. Kalau di Jawa kita sering mendengar pada saat panen bawang di Brebes seringkali dibuang di jalan karena harganya sangat rendah. Peristiwa ini juga sama dengan panen jagung, beras maupun lainnya di wilayah Indonesia Timur, khususnya di NTB,” ungkap Adi meyakinkan.
Kondisi serupa juga terjadi dengan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan di wilayah Maluku dan daerah Indonesia Timur lainnya. “Jadi kalau ditanya ya itu adalah bagian daripada komitmen yang coba kita berikan kepada pemerintah, kita coba akan masuk ke sana mudah-mudahan menjadi jembatan atau peran pemerintah juga dalam hal melancarkan arus distribusi barang dari sentra-sentra produksi ke wilayah-wilayah yang memang membutuhkan akan adanya komunitas tersebut,”tambahnya.
Semoga dengan peran yang diberikan VTP mampu memberikan dampak positif, sehingga bisa lebih menggairahkan aktivitas niaga yang mampu menumbuh kembangkan perekonomian khususnya di wilayah Timur Indonesia. Sebab lanjut Adi selama ekonomi bertumbuh pastinya ada arus barang yang terjadi. Selama itu ekonomi bertumbuh tentunya akan peluang peluang usaha, yang juga akan terus bertumbuh.
Apalagi, setelah pandemi Indonesia punya harapan roda perekonomiannya akan kembali berputar kencang. Bahkan banyak yang memprediksi Indonesia akan rebound (pasar akan kembali bergerak positif) di ekonomi. “Dan kondisi ini sebenarnya merupakan ruang buat kami sebagai penyedia jasa logistik. Namun demikian, kita tetap akan memilih beberapa industri yang menonjol,” tandasnya.
Saat ini, diakui Adi industri pertambangan tengah menonjol. Harga nikel di pasaran sedang tinggi-tingginya. Untuk itu pihaknya tengah mensupport dalam aktivitas tersebut. Selain itu juga ada cangkang sawit. Cangkang sawit ini sekarang seringkali disebut sebagai green energy, pengganti batubara. Cangkang Sawit ini juga sekarang sudah digunakan sebagai alternatif pengganti batubara di beberapa pabrik-pabrik, terutama untuk industri semen dan beberapa industri lainnya. Selain batubara, ada juga pelaku industri yang mencampur antara batu bara dan cangkang sawit, sehingga biaya produksi yang mereka keluarkan jauh lebih murah dan tentunya ramah lingkungan.
Di sisi lain, dilihat dari trendnya saat ini, Indonesia akan lebih banyak lagi penggunaan kendaraan-kendaraan listrik, yang tentunya akan banyak menggunakan nikel untuk supporting batre kandaraan listrik tersebut, yang berarti banyak menggunakan nikel. Banyaknya penggunaan nikel juga berarti memberikan peluang besar bagi partisipasi VTP dalam menunjang geliat bisnisnya. “Ini adalah bagian daripada peluang-peluang yang kedepannya bisa kita tangkap,” terang Adi lagi.