TRUSTNEWS.ID,. - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap mulai banyak diminati kelompok rumah tangga. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga Oktober 2022, jumlah pengguna PLTS Atap mencapai 6.261 dengan kapasitas 71,35 megawatt.
Merujuk data Direktur Direktorat Jenderal Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan di Kementerian ESDM, dari jumlah itu sekitar 4.676 pelanggan atau 74,7 persen adalah pelanggan golongan tarif rumah tangga.
Disusul golongan tarif bisnis sebesar 950-an pelanggan, sosial 340- an pelanggan, pemerintah 170-an pelanggan, industri 73 pelanggan dan layanan khusus 20-an pelanggan. Sedangkan untuk kapasitas listrik terpasang, lebih banyak dilanggan pada sektor industri yang mencapai 28,1 megawatt dari total 71,35 persen megawatt terpasang. Sedangkan rumah tangga sebesar 15,2 megawatt, bisnis 12,72 megawatt, sosial 8,34 megawatt, pemerintah 5,48 megawatt dan layanan khusus 0,27 megawatt. Melihat hal itu, sebagai perusahaan pengembang proyek sistem energi surya di Indonesia, SUN Energy yang hingga kini dalam portofolio proyeknya lebih dari 80% berasal dari sektor industri terus memperluas layanan instalasi sistem PLTS terintegrasi pada berbagai sektor industri tersebar di lebih dari 30 kota di Indonesia.
Dion Jefferson, Chief of Commercial Officer SUN Energy mengatakan bahwa saat ini SUN Energy telah mengelola sistem energi surya pada 31 tipe industri. Diantaranya otomotif, semen, pertambangan, agrikultur, keramik, plastik, perbankan, pengunggasan, tekstil, pusat perbelanjaan, hotel, pabrik manufaktur dan lainnya. '
"Mengacu data dari ESDM, potensi solar pv energy di Indonesia lebih dari 200 gigawatt (GW) dan kalau atap di seluruh indoensia di pasang solar panel itu dalam 3 tahun ke depan bisa 3,6 GW. Jadi dengan modal atap potensial, banyak sekali yang bisa dikembangkan," ujar Dion Jefferson menjawab TrustNews.
“Selain itu, dari data PLN kami melihat bahwa konsumen yang mengkonsumsi listrik terbesar ada di sektor industri kimia, baja, tekstil, dan semen. Kami melihat industri ini perlu didorong untuk melakukan transisi energi menuju energi terbarukan. Selain itu, dorongan di tingkat global juga turut menjadi faktor kunci para pelaku industri untuk beralih menggunakan energi bersih. Oleh karena itu kami sangat optimis mengembangkan bisnis di industri energi surya ini,” ungkap Dion memaparkan potensi bisnis PLTS di Indonesia.
Bagi Dion, setiap industri memiliki kebutuhan dan tantangannya tersendiri, dimana SUN Energy turut mengembangkan solusi untuk dapat menjawab kebutuhan tiap industri.
Dia mencontohkan, pada 2022 SUN Energy mengembangkan Containerized Solar System untuk daerah pertambangan yang sistemnya bisa dipindahkan apabila lokasi pertambangan juga berpindah.
Kemudian teknologi BIPV atau Building Integrated PV, perusahaan ini juga membangun sistem yang terintegrasi dengan bangunan dan solar panel berfungsi sebagai kanopi atap sehingga bisa memberikan nilai estetika lebih bagi bangunan. Selain itu, SUN Energy juga memiliki pengalaman membangun sistem hybrid yang diminati di kawasan tambang atau perkebunan sawit.
Sepanjang tahun 2022, SUN Energy mampu merealisasikan 468 juta kWh energi bersih. Capaian ini setara dengan 13 miliar pohon tertanam selama satu tahun, dimana jumlah tersebut diketahui telah mereduksi 421 juta kg CO2.
Pencapaian tersebut juga tidak terlepas dari tenaga kerja yang terserap oleh SUN Energy sebanyak 1.225 pekerja yang telah mendukung kegiatan operasional bisnis hingga proses instalasi PLTS.
Awal tahun 2023 perusahaan PLTS Atap ini kembali menginstalasi dan mengoperasikan proyek sistem PLTS di industri retail. Salah satunya di pusat perbelanjaan OPI Mall Palembang. Dimana sebelumnya SUN Energy juga sudah mengelola sistem PLTS di pusat perbelanjaan di kawasan Tangerang.
“Kami terus membangun ekosistem bisnis di industri energi surya, mulai dari layanan untuk sektor komersial dan industri, perumahan, hingga kendaraan listrik. Istilahnya, konsumen dari sektor apapun yang memiliki kebutuhan untuk memasang PLTS, bisa diakomodir oleh SUN Energy,” ujarnya.
"SUN Energy berkomitmen menyediakan solusi terintegrasi baik untuk sektor industri, komersial, perumahan, hingga ekosistem kendaraan listrik. Kami juga ingin melanjutkan rencana ekspansi kami di luar negeri. Setelah Australia dan Thailand, kami sedang melakukan assessment untuk India dan Vietnam juga. Jadi kami ingin menjadi global company dan mengharumkan Indonesia di kancah internasional." pungkasnya.