TRUSTNEWS.ID,. - Aksi mitigasi yang berperan paling besar dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca di sektor energi adalah pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai langkah transisi menuju energi yang lebih bersih, minim emisi, dan ramah lingkungan.
Apalagi, di lain sisi Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat melimpah yaitu sekitar 3.700 Gigawatt hours (GWh). Potensi PLT Air sendiri sebesar 95 GWh. Selama 5 tahun terakhir, Pembangkit EBT terus mengalami peningkatan, saat ini kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 12,5 GWh, dan PLT Air menyumbang sekitar 6,7 GWh.
Kondisi dan dinamika inilah yang dijadikan peluang besar dan tengah dijajaki PT Kencana Energi Lestari Tbk, yang tampil sebagai perusahaan penyedia energi baru terbarukan terkemuka di Indonesia. “Dalam suasana yang sangat menjanjikan bagi investasi energi terbarukan dan kemitraan teknologi, kami hadir sebagai penyedia daya listrik bagi kebutuhan industri dan rumah tangga Indonesia. Tujuan kami adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia melalui inovasi dan kolaborasi yang ekonomis sekaligus ramah lingkungan,” ujar Direktur Utama PT Kencana Energi Lestari, Wilson Maknawi kepada Trustnews meyakinkan.
Eksistensi perusahaan yang berpusat di Kencana Tower tersebut dalam menguasai pasar bisnis energi terbarukan di tanah air ditopang anak perusahaannya, yakni PT Energy Sakti Sentosa dan PT Bangun Tirta Lestari serta dua entitas anak perusahaan tidak langsung yaitu PT Nagata Dinamika Hidro Madong dan PT Biomassa Energi Jaya. Kompetensi perusahaan-perusahaan ini juga tidak diragukan lagi dalam upaya menghasilkan energi baru terbarukan bagi kebutuhan industri dan rumah tangga Indonesia.
Lewat kemampuan dan keahlainnya, Kencana Energi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sumatera Utara yaitu PLTA Pakkat melalui PT Energi Sakti Sentosa. Kemudian PLTA di Bengkulu yaitu PLTA Air Putih melalui PT Bangun Tirta Lestari, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) di Toraja Utara yaitu PLTM Ma’dong melalui PT Nagata Dinamika Hidro Madong dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di Kepulauan Bangka Belitung yaitu PLTBm Tempilang melalui PT Biomassa Energi Jaya.
Kencana Energi juga tengah dalam proses membangun PLTM Ordi Hulu di Sumatera Utara melalui PT Sumatera Energi Lestari dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kepulauan Bangka Belitung yaitu PLTS Tempilang melalui PT Kencana Energi Matahari. Tidak hanya itu, perusahaan ini juga akan mengembangkan usahanya ke berbagai lokasi lain, khususnya di wilayah Sumatera dan Sulawesi.
“Sebelum melakukan pembangunan pembangkit listrik, kami terlebih dahulu menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebuah kesepakatan yang menjadi incaran dan dasar usaha bagi banyak perusahaan energi atau Independent Power Producer (IPP). Salah satu kekuatan utama kami adalah pengalaman di bidang energi baru terbarukan serta didukung profil keuangan yang kuat, berkat kesepakatan dengan PLN yang menjadi sumber pendapatan yang stabil bagi kami,” tandas Wilson.
Saat ini Kencana Energi telah mengantongi 5 PPA dengan PLN, yang masing-masing dijalankan oleh PT Energi Sakti Sentosa (ESS) sebesar 18 MW, PT Bangun Tirta Lestari (BTL) sebesar 21 MW, PT Nagata Dinamika Hidro Madong (NDHM) sebesar 10 MW, PT Biomassa Energi Jaya (BEJ) sebesar 5 MW, dan PT Sumatera Energi Lestari (SEL) sebesar 10 MW.
Dalam menjalankan bisnis melalui kesepakatan tadi, skema PPA yang dilakukan dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yakni berupa kontrak jangka panjang untuk penyediaan listrik selama 20-30 tahun sejak dioperasikannya PLTA. Kerjasama dengan PLN untuk pembangunan dan pengoperasian aset pembangkit tenaga listrik dilakukan dengan pola BOO (build-own-operate) maupun BOOT (build-own-operate-transfer).