TRUSTNEWS.ID - Pemerintah terus mendorong beragam inovasi dan mengapresiasi dukungan pelaku usaha dalam upaya percepatan pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia. Dengan target pemenuhan 25% bauran EBT pada tahun 2025 dan pengurangan emisi hingga nol karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, pemerintah tengah melaksanakan berbagai program percepatan, salah satunya pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap pada berbagai sektor termasuk sektor industri.
PLTS Atap dinilai sebagai salah satu program untuk mengisi gap pencapaian target bauran EBT. PLTS Atap menjadi solusi pemanfaatan energi terbarukan di perkotaan yang lahannya terbatas sekaligus menjadi peluang bagi seluruh pihak untuk turut berkontribusi dalam pengembangan energi terbarukan.
Peluang inilah yang tengah dimanfaatkan PT Solarion Energi Alam (Solarion), salah satu perusahaan pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia. Sebagai daya tarik, perusahaan yang diawaki para engineer ahli di bidang energi terbarukan tersebut menawarkan kelonggaran atau peluang investasi untuk membangun sistem PLTS. “Kami sangat rekomendasikan zero investment system dimana para pengguna ini tidak perlu mengeluarkan investasi sama sekali. Kami sangat berharap bisa menyentuh para pelaku industri,” terang Aditia Brata Head of Commercial Solarion kepada Trustnews.
Para pelaku industri yang berminat untuk pembangunan PLTS sistem ini akan diberikan sejumlah opsi pembiayaan yang mudah dan unik. Investasi awal dalam energi bersih ini diklaim dapat menghemat biaya. Ibaratnya, tinggal menentukan langkah yang tepat dalam memiliki sistem PLTS, Anda dan perusahaan bisa menghemat biaya yang dikeluarkan.
Pasalnya, PLTS yang besutan Solarion dirancang untuk bisnis, dipastikan bisa membantu mengurangi biaya listrik dan meningkatkan laba perusahaan. Bahkan, pemasangan PLTS bisa membantu dalam mencapai target keberlanjutan dan mengurangi jejak karbon. Melalui sistem ini juga bisa menanggulangi dampak kerusakan lingkungan.
Dari dinamika yang berkembang Aditia mengakui, kedepannnya industri panel surya akan sangat berkembang di Indonesia. Pemahaman masyarakat akan pentingnya energi terbarukan yang ramah lingkungan semakin berkembang. Setiap orang telah memiliki pemahaman yang baik mengenai perubahan iklim. Mau tidak mau harus peduli terhadap konsep industri hijau dan mengurangi emisi karbon dengan memasang PLTS.
Demikian pula halnya dengan pelaku industri. Mereka juga punya beribu alasan ekonomi yang cukup kuat sehingga harus memasang PLTS. Pemasangan PLTS dapat mengurangi tagihan listrik dan ini menjadi hal yang sangat penting.
Pembangunan PLTS akan berperan besar dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia, bahkan memiliki dampak yang baik bagi lingkungan hidup, proses pembangunannya juga cepat, terbukti menurunkan biaya listrik bulanan, dan membuka lapangan kerja.
Dengan besarnya potensi pembangunan PLTS di Indonesia, perkembangan sektor energi yang masih baru tentu memiliki banyak tantangan. Kepastian regulasi dari PLN terhadap kapasitas energi yang diizinkan untuk pembangunan PLTS Atap akan sangat membantu menstimulasi investasi PLTS di Indonesia.
Studi energi terbarukan menyatakan kapasitas PLTS Atap di seluruh Indonesia mampu mencapai 194 GW, tetapi hingga saat ini hanya 44 MW yang tercatat telah dibangun. Diperkirakan tenaga matahari mendominasi sumber energi terbarukan di Indonesia.
Solarion, lanjut Aditia memiliki pipeline pembangunan PLTS lebih dari 100 MW dan sedang menyelesaikan beberapa proyek PLTS sebagai bagian dari G20 Summit.
“Solarion memiliki komitmen jangka panjang dalam pembangunan PLTS dan kami akan memimpin proses transisi energi di Indonesia,” tandasnya.