Era Revolusi Industri 4.0 menjadi sebuah peluang dan tantangan tersendiri bagi PT Jasa Raharja untuk lebih adaptif terhadap digitalisasi dalam berbagai aspek. Baik itu pelayanan kepada masyarakat, transaksi keuangan serta pengelolaan human capital (Sumber Daya Manusia).
Hal itu terungkap dalam diskusi bersama Direktur SDM dan Umum PT Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana dengan kalangan media massa. Dewi mengungkapkan Jasa Raharja kini tengah mewujudkan strategi dan langkah yang tepat agar setiap pegawai dapat memberikan kontribusi semaksimal mungkin bagi perusahaan di Era Revolusi Industri 4.0 ini. Tentu hal tersebut melahirkan tantangan tersendiri bagi PT Jasa Raharja mengingat SDM yang memiliki latar belakang sosial dan budaya beragam.
“Tantangan tersebut antara lain terjadi gap yang besar antara jumlah pegawai millennials dan pegawai kolonial (red: generasi sebelumnya), 75% pegawai Jasa Raharja adalah millennials,” papar Dewi dalam acara Media Gathering di Crowne hotel, (24/7).
Dengan gap yang begitu tinggi, lanjut Dewi, melahirkan tantangan tersendiri untuk menyelaraskan antara keinginan millennials yang mendominasi porsi pegawai dengan penempatan yang harus menjangkau hingga pelosok Indonesia. Salah satunya adalah keingian millennials untuk work life balance dan waktu kerja yang lebih fleksibel dengan budaya dan aturan sebagai pegawai BUMN.
Lebih lanjut, Dewi menjelaskan untuk merespon berbagai tantangan tersebut PT Jasa Raharja telah menyusun Human Capital Transformation Framework untuk mengoptimalkan peran SDM bagi perusahaan. Salah satunya dengan adanya rejuvenate terhadap budaya 3T dan menciptakan budaya baru sehingga dapat mendukung perusahaan dalam beradaptasi terhadap era digital.
“Saat ini semua sistem dalam mekanisme kerja Jasa Raharja telah berbasis digital,” ujarnya.
Selain beradaptasi dengan era digital, menurut Dewi pembaharuan mekanisme rekruitmen calon pegawai juga harus dilakukan untuk menemukan bibit-bibit pegawai yang inovatif dan dapat diandalkan untuk menjadi pemimpin Jasa Raharja di masa depan.
“PT Jasa Raharja juga memberikan kesempatan bagi lulusan D-3 dan SMA mengikuti program Langkah Bakti sebagai pengalaman bekerja,” imbuhnya.
Langkah selanjutnya, lanjut Dewi, penerapan Human Capital Information System (HCIS) yang melibatkan peran pegawai melalui mekanisme Employee Self Service dengan mengintegrasi sistem struktur organisasi SDM, payroll, benefit, leaving, learning and development, talent management, succession planning, performance management, dan knowledge management.
PT Jasa Raharja juga mengimplementasikan pendekatan work life balance kepada pegawai melalui program JR Energizer yang terdiri atas body energizer, soul energizer, social energizer, dan main energizer. Dalam hal ini perusahaan menyediakan berbagai fasilitas olahraga, musik, social activity, kegiatan kerohanian dan training untuk mewujudkan work life balance.
“Terakhir, PT Jasa Raharja mendesain ruang kerja dengan konsep open working space and clean desk untuk menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi setiap pegawai,” tutur Dewi.
Selain itu, sesuai arahan Kementerian BUMN, lanjut Dewi, PT Jasa Raharja membentuk wadah millenialls dengan sebutan Spirit of Millennials di kantor pusat dan kantor cabang. Dewi berharap, lewat wadah itu, dapat memaksimalkan peran millennials di PT Jasa Raharja sebagai agent of innovation.
“Dengan berbagai proses transformasi human capital, SDM PT Jasa Raharja siap mewujudkan PT Jasa Raharja sebagai perusahaan terpercaya dalam memberikan perlindungan dasar atas risiko kecelakaan dengan pelayanan terbaik,” pungkas Dewi.
PT Jasa Raharja merupakan BUMN yang diamanahkan untuk menyelenggarakan perlindungan dasar sesuai UU No 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan UU No 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Tugas pokok PT Jasa Raharja ialah menyerahkan santunan bagi korban kecelakaan sebagai wujud kehadiran negara dalam memberikan perlindungan dasar.
Saat ini PT Jasa Raharja didukung sekitar 2.000 pegawai yang tersebar di kantor pusat, 29 kantor cabang, 63 kantor perwakilan, 67 kantor pelayanan (KPJR), dan 1.560 kantor bersama samsat.(TN)
Baca Juga :