trustnews.id

PT Nurinda Terapkan Standar Indonesia
Dok, Istimewa

PT Nurinda Terapkan Standar Indonesia

NASIONAL Sabtu, 09 Desember 2023 - 14:08 WIB Hasan

TRUSTNEWS.ID,. - Pernahkah anda melihat iklan suatu produk yang mengklaim bahwa kualitas produknya nomor dua atau nomor tiga? Pastinya semua perusahaan akan mengklaim produknya nomor wahid alias nomor satu. Untuk meyakinkannya disertai dengan penjelasan yang mendukung klaim tersebut. Lantas? Bagaimana masyarakat memastikan bahwa klaim itu benar. 

Bila itu perusahaan yng menghasilkan alat-alat kelistrikan seperti stop kontak, saklar listrik, steker listrik, kepala steker, meteran listrik, kabel hingga pengaman listrik, salah satu cara adalah dengan memperhatikan lamanya masa waktu pemakaian apakah sesuai atau tidak dengan klaim ketahanan yang dijanjikan. Hal lain yang perlu diperhatikan apakah perusahaan/pabrikan tersebu tercatat dalam organisasi atau institusi yang resmi, seperti misalnya Asosiasi produsen peralatan listrik indonesia (APPI). APPI berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Industri Logam Dasar, Mesin dan Elektronika, Direktorat Jenderal Industri Aneka, Departemen Perindustrian. Asosiasi ini juga merupakan anggota dari Kamar Dagang Indonesia.

“APPI memasang syarat yang ketat dan berat bagi perusahaan yang mendaftarkan dirinya ubtuk masuk sebagai anggotanya,” ungkap Suwardi Setiawan, Direktur Utama PT Nurinda, saat ditanyakan pengalaman perusahaannya masuk sebagai anggota APPI kepada TrustNews.

“Meski syaratnya ketat dan berat, begitu diterima jadi anggota APPI. Perusahaan dengan produk yang di jual dipasaran bisa diakui kualitasnya karena bernaung di bawah lembaga yang diakui oleh negara,” tambahnya menjawab perihal klaim-klaim ‘terpercaya’ yang dilakukan marketing perusahaan.

Nurinda, ditegaskannya, berkomitmen penuh dalam pemenuhan standarisasi produk listrik dengan tujuan menjaga kualitas dan keamanan produk listrik. Ini mengingat Nurinda dikenal sebagai distributor resmi perusahaan-perusahaan papan atas baik lokal maupun global, seperti halnya PT PLN (Persero), PT Schneider Indonesia dan distributor PT 3M Indonesia.

“Standar Produk listrik yang sudah ada seperti SNI, LMK, SPLN itu standar yang sangat bagus tinggal bagaimana kita mau menjaga dan mengontrolnya,” ujarnya.

“Kami telah menguji tipe dan mensertifikasi banyak produk kami ke Laboratorium Sertifikasi Kelistrikan Indonesia (LMK – PT PLN Pusertif). Kami juga telah lulus standar ISO 9001-2015 untuk sistem manajemen. Untuk proses manufaktur, kami telah lulus Standar Sistem Pengendalian Mutu (SPM) dari Komite Sertifikasi Indonesia. Kami juga dinilai secara finansial oleh PT D&B (Dun & Bradstreet), serta masuk dalam Daftar Perusahaan Terpilih (DPT) PLN,” paparnya.

Dia pun memberikan gambaran bahwa produsen peralatan listrik di Indonesia masih banyak yang menggunakan standar-standar warisan zaman Belanda (Eropa). Hanya saja standar Eropa dianggap kurang cukup mumpuni dikarenakan faktor kondisi alam yang berbeda antara Indonesia dan Eropa.

“Jadi standar di Indonesia ini banyak kita lakukan modifikasi sesuai dengan lingkungan yang ada di negara kita. Perbedaan yang mencolok misalnya tembaga. Tembaga di Eropa berwarna kemerahan, sedangkan tembaga di Indonesia warnanya hitam. Ini dikarenakan korosi,” ungkapnya.

“Korosi bisa menghambat penyaluran arus listrik, kondisi ini bisa disiasati dengan melapisi tembaga memakai timah atau perak. Pelapisan atau penyepuhan ini ada standar ketebalannya, kurang lebih di atas 8 mikron. Hal ini (ketebalan) kurang menjadi perhatian oleh masyarakat.

Menurut Suwardi, memasuki tahun 2024, penggunaan lokal konten akan lebih besar di masa-masa mendatang. Pihaknya sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari PT PLN untuk memproduksi jointing terminating tegangan menengah yang pada saat ini masih banyak menggunakan produk merk luar negeri seperti Amerika dan Prancis.

Menurutnya, skema ini bukan tanpa dasar. Nurinda meyakinkan PT PLN bahwa pihaknya siap menjadi produsen lokal untuk membuat produk yang benarbenar sama kualitasnya dengan merk dari negara maju, sesuai dengan uji kelayakan dari laboratorium Pusertif. Upaya ini sudah dilakukan pada akhir Desember 2022 dan telah lahir produk launching-nya.

“Nurinda meyakinkan PT PLN bahwa produk yang kami buat kualitasnya akan sama dengan buatan negara maju, apalagi kita memiliki standar sendiri yakni standar Indonesia (SPLN) yang sudah disesuaikan dengan kondisi alam di Indonesia,” pungkasnya.