trustnews.id

Setumpuk Program Kerja Pj Bupati Membangun Sinjai
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Bila ada pejabat daerah yang turun tangan langsung memberikan pelatihan kepada masyarakatnya, Teuku Raja Fahsul Falah orangnya.

Penjabat (Pj) Bupati Sinjai ini melatih langsung para penjual kopi di Kabupaten Sinjai untuk menjadi barista. Tak ubanya seorang trainer barista berpengalaman, Fahsul Falah melatih para peserta untuk mengenali jenis biji kopi, memilih biji kopi terbaik dan meracik kopi dengan berbagai teknik serta peralatan, seperti cara roasting atau pemanggangan.

Selain itu, peserta juga dilatih mengatur suhu, mencampur jumlah kopi dan gula, serta teknik menghias hasil racikan kopi ala barista.

Teknik yang perlu diperhatikan adalah memilih kopi dan meroasting, karena roasting atau panggang yang benar akan berpengaruh pada aroma dan rasa kopi.

Saat ditanya soal kemampuannya memilih dan meracik biji kopi menjadi minuman nikmat. Dia menjawab santai, "saya tukang kopi".

Sebagai Pj Bupati, Fahsul Falah ingin menjadikan Sinjai sebagai 'Kota Barista' bukan tanpa alasan. Kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Selatan, ini memiliki potensi kopi dengan luas tanaman kopi di Sinjai seluas 2.994 hektar, yang berproduksi 1.654 hektar dengan total produksi 1.202 ton kopi arabika.

Sedangkan kopi robusta di Sinjai Borong memiliki luas area 803 hektar dengan jumlah produksi 983 ton dalam setahun.

Adapun jumlah petani dalam pengembangan kopi arabika berjumlah 2.135 kepala keluarga dan petani kopi robusta 1.025 kepala keluarga.

"Saya ingin menerapkan adanya keterampilan. Apalagi dengan adanya inflasi, masyarakat harus diajari atau di edukasi banyak keterampilan. Yang pertama kepastian terkait kompetensi yang dimiliki," ujar Fahsul Falah kepada TrustNews.

"Saat ini setiap penjual kopi diberikan pelatihan barista itu untuk menyajikan kopi sesuai dengan standar kopi. Tahun depan kita ingin buatkan setifikat untuk orang-orang yang memiliki keahlian tertentu, jadi kita bisa mengurangi pengangguran dengan memberikan keterampilan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi disingkat (BNSP)," paparnya.

Dia juga membuka data Pemkab Sinjai telah menetapkan 60 orang hasil dari seleksi untuk mendapatkan sertifikasi dari BNSP dan balai lain yang ada di Makassar.

"Semua biayanya Pemkab Sinjai yang tanggung karena sudah masuk dalam APBD. Sebab kita sudah mencanangkan 2024 itu Sinjai Kota Barista, jadi langsung terobosannya," ucapnya.

"Selanjutnya kami ada program juga dari dinas pendidikan yakni Sinjai Bebas Paket A. Anak-anak yang putus sekolah kita sekolahkan. Biayanya gratis," tegasnya.

Tak cuma itu, dia juga mengambil kebijakan berupa Sinjai Bebas Katarak. Lagi-lagi gratis.

"Kami buat program supaya anggaran di pusat bisa digunakan dengan tepat. Untuk satu mata anggarannya Rp7 juta dan 2 mata anggarannya Rp14 juta untuk mengobati pasien katarak. Selama ini anggarannya ada kenapa tidak dipakai," ungkapnya.

Adapun program lain yang tengah disusun yakni program listrik dan program pengeboran sumur air untuk mengantisipasi kekeringan akibat El Nino.

"Untuk melakukan penggalian sumur bor, masih ada kendala kalau pengeboran sumur di area persawahan atau perkebunan yang tidak ada sumber listriknya. Untuk itu Saya membuka komunikasi dengan Indonesia Power untuk membangun solar cell," jelasnya.

Keberadaan sumber air menjadi penting menurutnya, tidak saja mengantisipasi kekeringan. Tapi juga memudahkan dalam upaya pemadaman api bila terjadi kebakaran.

"Beberapa waktu lalu terjadi kebakaran di hutan yang disebabkan ada penduduk yang membuang puntung rokok karena sekarang lagi musim kering jadi cepat menjalar. Sementara sumber air tidak ada. Kalau adapun lokasinya jauh," ujarnya.

Bahkan, Fahsul menggelar program daur ulang sampah plastik menjadi sesuatu yang bernilai jual untuk menambah pendapatan daerah sebesar Rp22 miliar dari Rp20 miliar dalam jangka waktu satu tahun.

"Program ini kita serahkan ke masyarakat untuk mengelola 4.5 hektare TPA, ada workshopnya dan ada alat-alatnya disitu tapi sudah lama tidak digunakan. Jadi saya bekerjasama dengan salah satu perusahaan, lalu saya beri dia tantangan untuk menguji bagaimana kinerjanya dia dan dia menyanggupi akan memberikan uang sebesar Rp400 juta dalam sebulan kepada Sinjai," ujarnya.

"Kita uji coba selama tiga bulan, jika memang hasilnya bagus maka akan kami teken kontrak tahunan dengan pembagian 40 persen perusahaan dan 60 persen kas daerah. Kewajibannya membuat rumah belajar untuk share dan transfer knowledge bagaimana cara membuat bata dari plastik, ini akan terus kita canangkan walaupun ada pro dan kontra," pungkasnya.