Seakan tak puas dengan catatan impresif di akhir 2021. Kurun 1-8 Januari 2022, total nilai ekspor yang diangkut melalui Pelabuhan Belawan, Kota Medan, sudah tercatat lebih dari Rp 241 miliar. Apa resepnya.
Sebelumnya, sepanjang 2021, total nilai ekspor hasil pertanian mencapai Rp 27 triliun. Sekaligus mencatatkan Sumut berada di peringkat pertama nilai ekspor komoditas pertanian se-Indonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh sepekan Januari 2022, sektor pertanian masih mendominasi komoditas ekspor dengan nilai Rp228 miliar. Jumlah itu terdiri atas komoditas perkebunan senilai Rp 225 miliar, komoditas hortikultura senilai Rp2,4 miliar dan komoditas tanaman pangan senilai Rp 411 juta.
Sedangkan untuk sektor non pertanian menyumbang sekitar Rp12,6 miliar. Terdiri atas komoditas kehutanan senilai Rp12,6 miliar dan lainnya sekitar Rp1,2 juta.
Masih dari data Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, beberapa komoditas yang diekspor pada awal tahun ini di antaranya kayu oak putih, kayu walnut, kayu olahan, kayu kruing, serbuk kayu, kelapa parut dan pinang biji.
Kemudian kopi biji, minyak kelapa sawit, sapu lidi, tembakau kering, karet lempengan, hydrogenate palm kernel olein, kemenyan, karet lembaran, RBD Palm Olein, kayu manis, santan kelapa, gambir, jernang dan palm kernel stearin.
Sejauh ini, komoditas ekspor tersebut dikirim ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Lithuania, Taiwan, Malaysia, Korea Selatan, Brazil, Spanyol dan Iran.
Kemudian India, China, Mesir, Pakistan, Irlandia, Belgia, Jepang, Uni Emirat Arab, Turki, Kolombia, Irak, Inggris, Algeria, Haiti, Ekuador, Belanda, Vietnam, Peru, Chili, Australia, Bangladesh, Myanmar dan Arab Saudi.
Andi PM Yusmanto, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, mengungkap capaian nilai ekspor pertanian dan non pertanian Sumut di sepanjang 2021 bisa menjadi indikator keberhasilan gerakan tiga kali ekspor atau Gratieks pertanian.
"Ada 4 hal yang menjadi indikator keberhasilan tersebut. Mulai dari nilai ekspor, jumlah pelaku usaha agribisnis atau eksportir baru, ragam komoditas, negara tujuan dan frekuensi ekspor juga meningkat di Belawan," ujar Yusmanto kepada TrustNews.
Dalam upaya mencapai 4 indikator keberhasilan tersebut, lanjutnya, Karantina Pertanian Belawan melakukan pembinaan mulai dari kalangan eksportir hingga sampai ke petani.
"Tentu pendekatan yang digunakan berbeda. Misalnya kepada para petani, kita mensosialisasikan apa itu registrasi, pentingnya registrasi dan bagaimana cara registrasi. Termasuk soal pengemasannya," ujarnya.
"Hal-hal yang sifatnya mendasar ini perlu untuk disosialisasikan, karena ada begitu banyak aturan dan tiap negara punya aturan yang berbeda," jelasnya.
"Kita juga melakukan sosialisasi melalui media radio dalam bentuk 'bincang-bincang ekspor' dengan tujuan memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada terkait dengan ekspor," tambahnya.
Selain pendampingan, lanjutnya, Karantina Pertanian Belawan juga melakukan monitoring dan pengembangan desa Gratieks. Tercatat ada 100 desa di Sumut untuk mendorong volume dan nilai ekspor serta peningkatan jumlah pengusaha maupun eksportir dari daerah itu.
"Kita punya desa binaan yang kita pacu bagaimana melakukan peningkatan baik volume maupun nilai ekspor. Desa yang dibina adalah daerah yang memiliki komoditas unggulan," ujarnya.
Desa binaan itu berada di tujuh kabupaten di Sumut, yakni Kabupaten Karo, Dairi Deliserdang, Simalungun, Langkat, Humbang Hasundutan dan Pakpak Bharat.
"Kita juga punya Klinik Ekspor yang sifatnya membantu para pengusaha yang baru mau ekspor untuk mendapatkan beragam pertanyaan. Seperti bagaimana cara ekspor. terus bagaimana keamanan pangannya, bagaimana persyaratannya. Itu ada di Klinik Ekspor yang kita laksanakan," ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya, Balai Besar Karantina Pertanian Belawan memberikan kemudahan pelayanan ekspor dengan inovasi “One Click One Go”, dimana permohonan ekspor dapat dilakukan secara online sehingga pelaku usaha tidak perlu lagi repotrepot datang mengurus perizinan Phytosanitary Certificate (PC) atau Sertifikat Kesehatan Media Pembawa, cukup online saja dan sekali datang untuk mengambil sertifikat di Balai Karantina Pertanian urusan diselesaikan.
"Kita punya sistem yang namanya One Click One Go, para pelaku usaha cukup mengisi form yang ada secara online dan sekali datang untuk mengambil sertifikat di Balai Karantina Pertanian urusan diselesaikan. Jadi tidak perlu bolak-balik," pungkasnya. (TN)